Judul : Aku Tanpamu
Penulis : RuDee
Cetakan : Ketiga, 2017
Tebal : 459 hlm
Penerbit : Bhuana Sastra
(Buana Ilmu Populer)
Kategori : Novel
ISBN : 978 – 602 – 455 – 181 – 0 |
Blurb:
Ketika seorang pemuda tiba-tiba muncul dalam
hidupnya dan menghancurkan semua impiannya, apakah yang akan dilakukan seorang
gadis seperti Saskia?
Ketika semua orang yang ia cintai direnggut darinya, apakah ia akan meratapi nasib dan kesendiriannya?
Ketika cinta justru membuatnya terluka dan menangis, masihkah ia memercayai cinta dan membuka hatinya untuk cinta?
Haruskah ia menyerah? Masihkah ada setitik cahaya yang akan memberi harapan baru? Ataukah ia justru kian terpuruk menjalani aib yang akan menoreh sepanjang hidupnya?
Ketika semua orang yang ia cintai direnggut darinya, apakah ia akan meratapi nasib dan kesendiriannya?
Ketika cinta justru membuatnya terluka dan menangis, masihkah ia memercayai cinta dan membuka hatinya untuk cinta?
Haruskah ia menyerah? Masihkah ada setitik cahaya yang akan memberi harapan baru? Ataukah ia justru kian terpuruk menjalani aib yang akan menoreh sepanjang hidupnya?
"Sebuah
cerita yang sangat menarik untuk dibaca dan disimak dengan klimaks dan akhir
yang tak terduga" ( Fajar Septandri, Head of E-Channels)
***
Hidup
Saskia terasa berat setelah Ayahnya meninggal. Apalagi, Ayah adalah satu-satunya
keluarga yang ia miliki selama ini. Ibunya, telah lama pergi meninggalkan
mereka bersama laki-laki lain. Hal tersebut membuat Saskia harus hidup bersama
dengan Paman dan Bibinya yang tengah merintis usaha warung makan.
Paman
dan Bibinya memiliki seorang anak perempuan seusia dirinya yang bernama Alena.
Namun, bukannya merasa cocok untuk bergaul dengan sepupunya itu, Saskia justru
merasa tidak nyaman. Alena memandang Saskia layaknya seorang musuh yang pantas
dijauhi.
Ditambah
dengan sikap Bibi yang kasar, dan suka mengekang hidupnya, membuat Saskia merasa tidak nyaman
tinggal di rumah itu. Tapi bagaimana, ia sudah tidak memiliki anggota keluarga
lain selain mereka.
Hingga
di sela-sela harinya yang penuh kesedihan itu, seorang laki-laki dengan hati
yang lembut datang ke kehidupan Saskia. Davian, teman sekelasnya di kampus.
Seiring berjalannya waktu, dan seiring bertambahnya intensitas pertemuan
mereka, tak ayal membuat keduanya jatuh hati. Namun pada akhirnya Saskia harus
kembali menelan pil pahit karena Alena ingin merebut Davian dari sisinya.
Singkat
cerita, Saskia kemudian dijodohkan dengan laki-laki lain bernama Zidan. Namun
lagi-lagi, kisah itu tidak berakhir indah. Zidan rupanya melakukan kesalahan besar
yang sulit untuk dimaafkan. Hingga akhirnya, Saskia pergi ke Hongkong untuk
menenangkan diri. Dan di negara itu, ia bertemu dengan Rafael. Laki-laki yang
sudah membantu Saskia untuk menyembuhkan luka hatinya.
Lantas,
akan seperti apakah akhir kisah cinta Saskia? Seperti apa pun itu, satu yang
perlu diketahui, bahwa cinta hanya akan bermuara ke satu orang…
***
Sebelumnya,
aku mohon maaf karena review buku ini aku publish
jauh dari yang sudah aku jadwalkan sebelumnya. Karena memang ada saja kendala
yang terjadi. Setelah sebulan lalu disibukkan dengan kegiatan kampus, dan
berniat untuk menulis review setelah itu, namun tiba-tiba masalah lain datang. Dan
akhirnya, baru sekaranglah semua yang sempat tertunda itu kembali
terealisasikan. Puji syukur.
AKU TANPAMU
menjadi karya pertama dari penulis yang aku baca. First impression aku terhadap buku ini, maaf, memang cenderung
menganggapnya sebagai cerita cinta biasa dengan akhir yang mudah tertebak. Aku
mengambil kesimpulan seperti itu karena memang dari judul dan sinopsis bukunya
mencerminkan hal demikian. Jadi, mungkin bisa dibilang aku cukup underestimate dengan ceritanya.
Tapi
kemudian aku mencoba searching
tentang buku ini di google, dan goodreads tentunya. Lumayan, itu yang
aku pikirkan saat itu. Karena dari segi penjualan sendiri, buku ini lumayan
memuaskan. Bahkan, yang sedang aku baca sekarang adalah cetakan ketiganya. Perlu
diapresiasi. Ditambah, perubahan covernya dari yang semula berwarna hujau
menjadi merah muda adalah salah satu bentuk bahwa buku ini cukup meyakinkan
performanya di pasaran. Dan memiliki peluang besar untuk menuju cetakan-cetakan
berikutnya. Good job!
Dari
segi cerita, buku ini keseluruhan bicara tentang cerita cinta—aku rasa semua
orang tahu itu bahkan sebelum mereka membaca bukunya. Dengan mengambil set
dunia perkuliahan, membuat ceritanya cukup relate dengan apa yang kujalani
sekarang. Dan ini menjadi salah satu faktor yang membuat aku nyaman membacanya.
Aku akui memang kisah cinta yang disajikan cukup klise dan kerap kita temukan
di beberapa buku, atau mungkin tayangan televisi. Tapi yang membuat aku—sebagai
pembaca—tidak ingin melepaskan ceritanya begitu saja karena konflik yang
dihadirkan beragam.
Kita
tidak hanya difokuskan kepada hubungan Saskia dan Davian saja. Namun, seiring
berjalannya cerita, akan bermunculan beberapa tokoh-tokoh baru yang
menyemarakkan ceritanya. Sebut saja Zidan, dan Rafael. Terkesan seperti
sinetron memang, yang mana banyak tokoh masuk dengan membawa plot-plot baru. Dan
jujur, aku cukup tidak percaya saat mengetahui
bahwa akhir cerita ini tidak seperti yang kuduga di awal. Hadirnya Rafael,
aku rasa adalah titik awal di mana cerita ini bermula. Dan, aku tidak tahu
pembaca yang lain juga merasakan ini atau tidak, yang jelas, aku kok merasa
hadirnya Rafael ini justru mengubah plot utama yang sudah ‘kubangun’, ya?
Selain
itu, meski buku ini cukup tebal untuk ukuran kisah cinta young adult—this is young adult, right?—namun perpindahan setingnya
menjadi negara Hongkong membuat pembaca tidak mudah merasa bosan. Kisah
cintanya yang cukup rumit juga membuat kita penasaran dan menantikan bagaimana
akhir dari kisah ini.
Namun
satu hal yang kurang aku suka dari buku ini, karakter Saskia terkesan agak lemah. Mudah tertindas, dan yah, penuh kesedihan
hidupnya. Aku sampai was-was jikalau karakternya akan stagnan seperti itu.
Karena jujur, aku kurang suka dengan tipe cerita yang seperti itu. Namun satu
hal yang berhasil disampaikan oleh buku ini adalah, bahwasanya di satu sisi,
Saskia memiliki jiwa yang tegar. Tapi yah itu tadi, kita harus melihat Saskia bersusah-susahan
terlebih dahulu untuk bisa mengambil kesimpulan itu.
Overall, kerja
yang baik untuk penulis. Sukses untuk karya-karya selanjutnya. Dan teruntuk
Penerbit Bhuana Sastra, BIP, saya ucapakan terima kasih banyak atas
kesempatannya.
***
Kovernya sangat sederhana dan menurut saya kurang menjual. Dan saya tidak tahu pesan apa yang ingin disampaikan penulis melalui buku ini.
BalasHapusKau baru muncul lagi dan sekarang sudah kuliah?
Yah, mungkin untuk kavernya memang rada pucet gimana gitu ya, aku juga kurang sreg. Apalagi gak cocok kalau aku baca di luar rumah, kayak kampus wkwk.
HapusIya mas sibuk kuliah hehe, alhamdulillah bisa nulis lagi. Semoga konsisten aja lah wkwk
ok punya
BalasHapus