“Luka
yang terpendam mungkin tidak harus digambarkan secara emosional. Lewat sebuah
senyuman, seseorang akan mengerti bahwa luka bisa saja bijak”
(Dante)
Penulis : Mezty Mez
Penyunting : Patresia Kirnandita & Bayu
Novrillianto
Penata
letak : Wahyu Suwarni
Desain
sampul: Dwi Anissa Anindhika
Penerbit : EnterMedia
Tebal : viii + 236
Cetakan : Pertama, 2014
ISBN : 979-780-726-6
*Blurb:
Perjalanan
cinta memang tidak bisa ditebak arahnya. Cinta bisa saja berawal dari sebuah
persahabatan yang lama, malu mengakuinya tapi tumbuh dan berkembang dalam
perjumpaan yang terus-menerus. Menawarkan kehangatan, cerita yang panjang dan
terkadang mengharuskan keberanian, waktu yang tepat serta proses yang tak bisa
diduga akhir titik temunya.
Ya,
begitulah cinta. Sama halnya dengan Rena. Gadis itu masih tetap setia berdiam
di sana, di sebuah pantai yang sunyi, menunggu seorang laki-laki yang telah
diharapkan kedatangannya sejak dahulu. Rena yakin, kali ini laki-laki itu pasti
akan menemuinya.
Tapi,
apakah cinta yang selama ini dia tunggu akan datang membawa kebahagiaan? Atau
malah sebaliknya, mendatangkan luka untuk kesekian kalinya?
Pertemuan
antara Dante dan Rena untuk pertama kalinya adalah saat Dante tak sengaja
menemukan Rena yang tengah menangis sendiri di pelataran kampus tempatnya
berkuliah. Pertemuan keduanya berlanjut saat tak sengaja mereka bertemu di sebuah
pantai. Dari situlah keduanya menjalin sebuah persahabatan yang akrab. Dante
adalah seorang mahasiswa cerdas penyuka tato dan tindik, sementara Rena adalah
mahasiswi yang bekerja sampingan sebagai model. Keduanya sama-sama berasal dari
keluarga broken home. Dante merupakan
anak dari hasil perselingkuhan antara seorang petinggi negara bernama Harry
Rizal Amril dan seorang wanita bernama Risa. Ibu Dante, Risa telah meninggal
saat Dante berusia 18 tahun dikarenakan penyakit liver yang dideritanya. Dan,
Ayahnya tak mau mengakui Dante sebagai anak. Namun, Dante tak hidup sendiri.
Dia hidup serumah dengan Alex, sahabat akrabnya. Keduanya menjalin hubungan
sebagai sahabat sejak lama. Alex paham betul bagaimana kehidupan Dante, asam
manis kehidupan Dante, Alex tahu. Sementara, nasib Rena tak jauh berbeda dengan
Dante. Beberapa tahun lalu, perusahaan Ayah Rena terlilit utang. Karena tak
sanggup melunasinya, Ayah Rena pergi dari rumah dan menjatuhkan talak kepada
Ibu Rena. Oleh karena itu, sejak saat itu pula Rena dan Ibunya terpaksa pindah
ke rumah kontrakan yang sempit dan kumuh.
Persahabatan
antara Dante dan Rena pun masih terus berlanjut. Keduanya sering menghabiskan
waktu bersama. Dante selalu menemani Rena saat ia sedang sedih, senang,
mendengarkan segala keluh kesahnya dan mengantarnya pulang saat sedang mabuk
karena minuman beralkohol. Ya, saat sedang dirundung masalah, terutama jika
sedang patah hati, Rena lebih suka pergi ke bar dan menenggak beberapa botol
bir. Seperti itulah keduanya menghabiskan waktu bersama. Seiring berjalannya
waktu, tak bisa dipungkiri jika Dante menyimpan perasaan cinta terhadap Rena.
Namun, dia tak berani untuk mengungkapkan perasaan itu. Selain karena Rena
berpacaran dengan Evan, Dante tak mau jika Rena pergi meninggalkannya jika ia
mengungkapkan perasaan itu kepada Rena. Mengatupkan mulut dan mengepalkan
tangan kuat-kuat adalah cara yang selama ini Dante lakukan untuk menahan semua
perasaan itu. Dante tahu, jika Rena adalah wanita yang lemah tapi selalu
berpura-pura kuat. Maka dari itu, Dante ingin terus menjaga dan melindungi Rena
sekalipun ia harus memendam semua perasaan itu.
***
Hai,
Luka merupakan novel dengan genre romance
karya salah satu penulis yang memang sudah cukup ternama. Bukan dari dunia
kepenulisan, tapi dari dunia entertaint.
Mezty Mez, seorang aktris juga penyanyi yang kini beralih profesi sebagai
penulis. Dan, Hai Luka merupakan novel pertamanya. Baik, fokus berkomentar *hehe.
Pertama, saya ingin berkomentar mengenai cover novel. Menurut aku, gambar yang
ada di cover novel sangat tepat untuk menginterpretasi isi yang ada di dalam
cerita. Dalam arti, gambar dalam cover tersebut sangat menggambarkan apa yang
disampaikan dalam buku ini. Sebuah perahu kertas yang terjebak dalam keadaan
tanah yang mengering menggambarkan sebuah perjalanan cinta yang kandas di
tengah jalan. Dan, menurut aku itu dramatis sekali, hehe. Dramatis dalam arti
positif ya. Oiya, selain itu aku juga ingin berkomentar dari segi penulisan,
hehe. Ini cukup ada sedikit catatan nih. Dalam buku ini memang terdapat
beberapa kesalahan dari segi penulisan. Yang pertama, penempatan tanda baca.
Seperti penempatan koma atau titik yang kurang tepat atau tidak pada tempat
yang seharusnya. Misalnya di halaman 154 pada kalimat ‘Saat, Alex mendekati Rena, terdengar suara mobil Dante yang keluar
rumah’ Di kalimat itu, menurut aku penempatan komanya salah. Yaitu koma
yang ada di belakang kata ‘saat’. Seharusnya itu tidak diberi koma, agar
membacanya mudah dan tidak megubah arti dari kalimat tersebut. Selain
penempatan tanda baca, ada beberapa salah penulisan / typo yang saya temukan.
- …mengatupkan mulut dan mengepalkan tangan sekuat kuat-kuatnya (hlm. 6)
Penulisan
yang benar: ‘sekuat-kuatnya’
- “Kamu mau makan apa?” tanya Rena. (hlm. 17)
Penulisan
yang benar: ‘tanya Evan’. Karena jika dibaca dari cerita sebelumnya, memang
benar jika yang bertanya itu Evan, bukan Rena. Bisa dikoreksi kok
- Seorang laki-laki berpakaian resmi mendekat ke arah kami. (hlm. 111)
Penulisan
yang benar: ‘mereka’. Karena, di sini penulis bercerita menggunakan sudut
pandang orang ketiga. Bukan sebagai orang pertama.
Yup,
catatan dan koreksi dari aku hanya itu. Semoga di buku selanjutnya, baik
penulis maupun editor bisa lebih meminimalisirkan kesalahan yang ada. Aku
sampaikan, jika aku disini hanya menilai, dan memberi saran untuk kebaikan buku
ini maupun penulis, BUKAN UNTUK menjatuhkan reputasi suatu karya. Hehe.. J. Beralih topik, aku ingin sedikit
menuliskan beberapa kutipan favoritku yang ada di buku ini:
1. ‘Saat
seseorang tersenyum, senyum itu akan mampu menularkan sebuah perasaan senang
kepada orang-orang yang ada di sekitarnya.’ (Hlm.
11)
2. ‘Orang
tua seperti pohon besar yang rindang. Melindunginya dari cuaca panas, hujan,
bahkan angina yang bertiup terlalu kencang.’ (Hlm. 29)
3.
‘Mungkin, luka disebabkan oleh
banyak hal berbeda. Tapi, luka tetaplah luka. Rasanya akan selalu menyakitkan,
bagi siapa pun yang merasakannya (Hlm.
74)
4.
‘Cinta bukan tentang kesempurnaan
pasangan. Melainkan, saling menerima antara dua orang makhluk Tuhan yang lemah.
Cinta adalah kunci untuk menyatukan dua hal berbeda menjadi satu (Hlm. 171)
Sangat
suka sekali dengan analogi-analogi yang penulis ciptakan. Selain berkesan, juga
tidak terlalu menggunakan bahasa yang tinggi dan mudah dimengerti. Itu yang
terpenting.
Kemudian,
dari segi tokoh dan penokohan aku punya pendapat sendiri. Sangat mengidolakan
sosok Alex, yang selalu tegas, bijak dalam berbicara dan selalu berpikiran
dewasa. Seorang lelaki yang lemah lembut tapi tegas. Like that! Kemudian Dante,
tokoh dengan karakter pengecut, menurutku. Bagaimana tidak? Dia rela berkorban
mati-matian, rela menyakiti dirinya sendiri hanya untuk orang yang tidak
mencintainya. Tapi dia sendiri tidak berani untuk mengungkapkan perasaannya
itu. Gimana nggak greget?! Sangat menguras emosi sekali membaca buku ini.
Konflik demi konflik yang penulis ciptakan berhasil membuat pembacanya terhanyut
dan mungkin juga greget saat membacanya. Seakan kita benar-benar ada dalam
cerita itu dan benar-benar merasakan peristiwa itu secara langsung. Alur
ceritanya juga tertata rapi dan tidak merusak cerita sebelumnya. Dalam arti,
cerita demi cerita itu nyambung dan tidak membuat kita kecewa karena konflik
yang tidak terselesaikan.
Oiya,
satu lagi yang paling saya suka dari buku ini. Ternyata cerita dalam buku ini terbagi menjadi
2 cerita. Yang pertama kisah antara Dante dan Rena, yang kedua kisah antara
Kohei dan Inaho yang berlatar di Negara Jepang. Memang sih antara Dante Rena
dan Kohei maupun Inaho tidak mempunyai keterkaitan, tapi justru itu yang
menarik. Ending cerita menjadi jawaban atas semuanya. Mau tau seperti apa?
Eitss.. gak mungkin aku ceritain dong, entar disangka spoiler, :). Saya rasa konsep yang penulis buat sangat
berhasil. Ceritanya begitu apik, tertata rapi, tidak amburadul dan yang
terpenting apa yang disampaikan benar-benar tersampaikan untuk para pembaca.
Yah, cukup kagum ya, pada umumnya banyak selebriti yang nulis buku tapi isinya
tentang biografi atau perjalanan hidup mereka, tapi yang ini beda. Sebuah cerita fiksi dibuat dengan apik oleh
seorang entertaint. Good job, Mezty! Well, aku rasa novel ini recommended
banget buat kalian pecinta novel romance. Wajib banget menyelami kisah hidup
Dante-Rena yang penuh warna. Ehm, pokoknya harus ada di wishlist kalian nih,
hehe.
Ok,
it’s time to ratting! Aku memberi 4 bintang untuk novel ini. Untuk Mezty Mez,
ditunggu novel selanjutnya.
Terima
kasih!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar