“Ketika penciumanku tertutup,
sedangkan mata hati terbuka lebar untuk mereka yang biasa kalian sebut. Hantu”
Penulis : Risa Saraswati
Editor : Syafial Utama
Penyelaras
aksara : Irsyad Zulfahmi
Penata
Letak : Erina Puspitasari
Penyelaras
akhir tata letak : Putra Yulianto
& Gita Ramayudha
Desain
sampul : Fariza Dzatalin
Penyelaras
akhir sampul : Ayu Widjaya
Ilustrasi
sampul : Fariza Dzatalin
Penerbit : BUKUNE
Cetakan : Pertama, Maret 2015
Tebal : ix + 223 halaman
ISBN : 602-220-150-0
Blurb :
Jangan heran jika
mendapatiku sedang bicara sendirian atau tertawa tanpa seorang pun terlihat
bersamaku. Saat itu mungkin saja aku sedang bersama salah satu dari lima
sahabatku.
Kalian mungkin tak
melihatnya… Wajar. Mereka memang tak kasat mata dan sering disebut…
hantu---jiwa-jiwa penasaran atas kehidupan yang mereka anggap tidak adil.
Kelebihanku dapat
melihat mereka adalah anugerah sekaligus kutukan. Kelebihan ini membawaku ke
dalam persahabatan unik dengan kelima anak hantu Belanda. Hari-hariku dilewati
dengan canda Peterm, pertengkaran Hans dan Hendrick---dua sahabat yang sering
berkelahi, alunan lirih biola William, dan tak lupa; rengekan si bungsu
Janshen.
***
Jauh dari kehidupan
“normal” adalah harga yang harus dibayar atas kebahagiaanku bersama mereka.
Dan, semua itu harus berubah ketika persahabatan kami meminta lebih, yaitu
kebersamaan selamanya. Kini aku mulai menyadari bahwa hidup ini bkan hnaya
milikku seorang….
Namaku Risa. Aku bisa
melihat ‘mereka’
Risa adalah layaknya anak gadis pada
umumnya. Dia pindah ke daerah Bandung lebih tepatnya di rumah neneknya yang ada
di pedesaan. Risa juga bersekolah seperti anak pada umumnya. Hingga suatu
ketika, Risa mendapat perlakuan yang kurang menyenangkan dari teman-teman
sekolahnya. Risa menganggap ini sebagai sebuah perploncoan untuknya karena dia
merupakan anak baru di sekolah itu. Sejak saat itulah hidupnya merasa tidak
tenang. Risa lebih suka menyendiri dan murung. Hingga tibalah pada saat dia
sangat tersiksa, tiba-tiba terdengar suara anak laki-laki memanggil namanya.
Dia adalah “Peter” Hantu keturunan
Belanda yang kini menjadi sahabatnya. Tak hanya Peter, Risa juga bertemu dengan
anak hantu Belanda yang lain. Mereka adalah Hans, Hendrick, William, dan
Janshen. Awalnya Risa menganggap mereka adalah manusia biasa, bukan hantu
seperti yang diketahuinya sekarang. Namun, seiring berjalannya waktu, Risa baru
menyadari jika kelima sahabatnya itu adalah anak hantu Belanda yang mati di
tangan Nippon. Namun, semua itu tak menjadi penghalang bagi Risa untuk
bersahabat dengan mereka. Risa dan kelima sahabat hantunya tersebut justru
menjalin sebuah persahabatan yang begitu akrab. Bahkan, untuk berpisah sedetik
saja, Risa tak sanggup. Kelima sahabatnya tersebut sudah menjadi bagian hidup
yang berharga dalam hidupnya. Mereka selalu mengisi masa kecil Risa menjadi
lebih berwarna, melindungi Risa dari hantu yang suka mengganggunya, dan tak
jarang pula menemaninya saat sekolah dan bermain bersama.
Namun, seiring berjalannya waktu,
Risa menyadari jika dia akan tumbuh menjadi gadis dewasa. Namun, tidak untuk
kelima sahabatnya itu. Mereka tidak akan tumbuh dewasa dan akan selamanya
menjadi anak-anak. Hingga pada akhirnya, kelima sahabatnya itu menginginkan
sesuatu yang lebih darinya, yakni kebersamaan selamanya. Pernah terpikir dalam
hati Risa untuk mewujudkan keinginan mereka itu. Risa telah berjanji kepada
mereka. Dia memilih untuk bunuh diri. Namun, di setiap percobaan bunuh dirinya
itu, dia selalu gagal. Risa menyadari bahwa banyak orang di dunia yang masih
menyayanginya dan tak ingin melepas kepergiannya apalagi dengan cara bunuh diri
seperti itu. Hingga akhirnya, Risa mengurungkan niatnya untuk bunuh diri
tersebut. Namun, hal itu ditanggapi dengan kurang menyenangkan oleh Peter dkk.
Mereka menganggap Risa telah ingkar janji dan tidak mau bersahabat dengan
mereka lagi.
Saat
itu usia Risa sudah tiga belas tahun, dan pada saat itulah pula dia harus rela
melihat kelima sahabatnya itu pergi dari kehidupannya, terutama Peter. Dia
begitu marah dan benci kepada Risa karena janji yang tidak ditepatinya itu.
Lalu, apakah mereka akan kembali bertemu, suatu saat nanti? Dan, apakah mereka
bisa menerima Risa dewasa?
***
Jika
boleh jujur, ini adalah novel nonfiksi horror pertama yang pernah saya baca.
Namun, meskipun baru yang pertama, novel ini sangat berkesan untuk saya. Selain
karena ceritanya yang bagus dan unik, novel ini saya dapatkan sebagai hadiah
saat mengikuti kuis di salah satu website, hehe. Oh iya, novel Gerbang Dialog
Danur ini merupakan re-packaged dari
novel sebelumnya yaitu “DANUR” yang sama-sama diterbitkan oleh BUKUNE. Dilihat dari
segi isi, novel ini tidak mengalami perubahan, isinya tetap sama. Meski begitu
begitu, perubahan juga ada pada novel ini. Yang paling tampak adalah dari cover
atau sampulnya. Cover buku yang sekarang ini dibuat secara visual menggambarkan
tokoh-tokohnya, terutama untuk kelima sahabat hantu Risa. Menurut saya, cukup
memudahkan para pembaca untuk membayangkan wajah-wajah tokoh saat membacanya.
Selain itu, gambar cover tersebut juga cocok sekali untuk mewakili isi dari buku ini. Dalam arti, kesan
horrornya sangat dapat sekali. Tak hanya pada cover, perubahan juga terlihat
pada font yang terkemas lebih rapi,
tertata dan mengurangi kesalan penulisan (typo)
yang terjadi.
Selain
menceritakan tentang kisah Risa bersama kelima sahabatnya, novel ini juga
menceritakan tentang beberapa hantu yang pernah Risa temui secara tidak sengaja
atau bahkan mereka yang sengaja menampakkan diri di hadapan Risa. Saya sungguh
salut, cerita ini jelas memberi nuansa baru bagi dunia perbukuan. Kita seolah
diajak menyelami kehidupan Risa yang jelas tidak seperti kehidupan orang
‘normal’ pada umumnya. Kehidupan antara manusia normal dengan anak hantu yang
sudah mati. Selain diajak mengetahui tentang kehidupan Risa yang identic dengan
hantu, disini kita juga diajak mengetahui sisi lain dari kehidupan para hantu.
Banyak dari kita yang mengira jika hantu adalah sosok yang menyeramkan. Tapi,
setelah membaca novel ini, yakin deh pasti kalian akan membuang jauh-jauh tentang
pikiran itu. Apalagi kalau udah denger tentang si Janshen yang imut dan lucu,
hehe. Risa mengartikan sosok hantu sebagai sahabat yang hanya membutuhkan
seorang pendengar. Istilah lainnya curhat gitu lah, hehe.
Oiya,
selain itu juga, dalam buku ini Risa menggunakan sudut pandang orang pertama
dalam bercerita. Baik lewat dirinya sendiri ataupun tokoh lain yang menjadi
peran utama di setiap bab. Di lain sisi, meskipun bertemakan horror, namun
cerita yang ada dalam novel ini juga menonjolkan sisi persahabatannya. Tapi,
tak jarang pula ada beberapa bagian yang membuat pembacanya bergidik ketakutan.
Pokoknya campur aduk lah ya baca novel ini. Selain itu, di lain sisi, Risa juga
menceritakan tentang kronologi terbunuhnya kelima sahabatnya tersebut. Sungguh
miris sekali. Sebagai anak-anak, mereka sudah cukup menderita atas kehidupan
yang dialaminya. Pokoknya buku ini recommended sekali buat kalian pecinta novel horror. Risa
Saraswati berhasil menuliskan cerita horror dengan nuansa yang berbeda dan segar
buat para pembaca. Bahasa gaulnya nggak mainstream gitu, hehe.
Baik,
sepertinya cukup ya, hehe. Sebenarnya masih ada banyak hal yang ingin saya
sampaikan tentang buku ini. Tapi, nanti disangka terlalu spoiler, hehe. Tidak
ada yang perlu banyak dikritisi, karena pada dasarnya buku ini adalah re-packaged yang jelas-jelas sudah
dikemas lebih apik dan tertata rapi.
Ok!
5 Bintang saya persembahkan special untuk buku ini. Good job Risa Saraswati ^_^
Terima
kasih!
Buku-buku Risa emang mantap-mantap. Cerita-cerita di blognya juga wow.
BalasHapusYa, benar sekali. Itulah alasan kenapa saya mengidolakannya :)
Hapuswishlist saya yang belom keturutan nih
BalasHapusHehehe, semoga dalam waktu dekat bisa keturutan ya mbak :)
HapusItu yang atas sinopsis nya?
BalasHapusIya, tepatnya yang bertuliskan 'blurb' itu sinopsisnya :)
Hapus