Judul : Conversation With Ghosts
Penulis :
Citra Prima
Tahun : 2015
Cetakan : Pertama
Tebal : xii + 196 hlm.
Penerbit : Enter Media
ISBN
[13] : 978-979-780-838-9
*Blurb:
Semua
ini bermula saat aku mengalami NDE (Near Death Experience) di usia 9 dan 11 tahun.
Sejak saat itu, banyak kejadian yang kualami pada masa anak-anak yang sulit
dipercayai oleh banyak orang, terutama orang dewasa. Dulu, aku sering disangka
gila karena sering berbicara dan menangis tiba-tiba.
Jauh
dari kehidupan normal, aku menemukan kebahagiaan baru saat bertemu ‘mereka’.
Mungkin kalian pernah mendengar samar-samar suara cekikikan orang tertawa,
suara geraman orang marah, atau mungkin kalian juga pernah melihat bayangan berlari
cepat lewat di depan mata, dan melihat benda-benda bergerak dengan sendirinya.
Atau jangan-jangan kalian pernah tidak sengaja melihat penampakan ‘mereka’?
Namun,
apakah kalian yakin kalau semua peristiwa itu ulah ‘mereka’? Ada baiknya kalian
membaca ceritaku ini. Cerita di mana aku bertemu ragam jenis dari ‘mereka’ dan
mimpi yang menjadi nyata, serta melakukan penjelajahan tanpa batas ke
tempat-tempat baru yang sulit dijangkau.
Sekarang
kalian hanya perlu duduk manis, buka lembar demi lembar buku ini. Maka akan aku
ceritakan pengalamanku bertemu ‘mereka’ dan pesan yang ingin ‘mereka’ sampaikan
kepada kalian.
Stttt….
Aku beritahu, ini bukan cerita fiksi!
***
Well….
Tak harus percaya dengan buku ini,
Anggap saja dongeng pengantar tidur.
Setidaknya sebelum mati aku bisa berbagi.
Hingga kelak diceritakan kembali,
Ke generasi yang tak pernah bertemu
Denganku, ataupun ‘mereka’.
***
Setelah
sebelumnya aku mem-posting review
buku horor, kali ini pun tak jauh berbeda. Adalah ‘Conversation With Ghosts’.
Sebuah buku horor non-fiksi yang ditulis oleh Citra Prima. Salah seorang
parapsikolog yang juga sering terlihat wara-wiri di beberapa acara mistis di
televisi. Bagi penggemar acara seperti ini, pasti sudah tidak asing lagi dengan
sosok Citra Prima. Kita lebih sering memanggilnya Nyanyah. Awalnya saat aku
mengetahui EnterMedia menerbitkan buku horor, rasanya sangat excited sekali.
Terlebih buku nonfiksi. Bukankah ini buku horor pertama di EnterMedia? Benar,
tidak? Koreksi ya kalau aku salah. Kalau setahuku sih ya begitu. Aku memang
salah satu pembaca yang menyukai genre horor dan juga mengidolakan beberapa
penulis cerita horor. Biasanya pun aku juga mengoleksi buku-buku horor dari
penulis yang memang menjadi favorit aku. Jadi, bisa dikatakan kalau aku beli
buku ini hanya atas dasar penasaran. Ya, penasaran. Penasaran dengan isi
ceritanya, dan cara penulisannya.
Benar, cara penulisannya. Selama ini
kita memang mengenal Citra prima sebagai seorang parapsikolog, paranormal dan
sejenisnya. Tapi, apa jadinya jika Citra Prima menulis? Ini lah yang membuatku
cukup penasaran. Sebenarnya, cerita nonfiksi tentang hantu seperti ini sudah
sering aku jumpai di beberapa buku. Namun, itu tak membuat rasa penasaranku
atas buku ini berkurang sedikit pun. Sudah aku bilang, aku suka cerita horor.
Jadi, sesering apa pun aku membaca cerita dalam ‘konteks’ yang sama, tetap akan
aku lahap. Dalam buku CWG ini, penulis bercerita tentang pengalaman pribadinya
yang memiliki kemampuan lebih melihat hantu. Semua itu dimulai ketika dirinya mengalami
mati suri pada usia 9 dan 11 tahun.
Sekilas, aku lihat cover buku ini
nampak seperti buku fantasi, hehe. Tapi itu menurutku. Tidak terlalu
berpengaruh juga sebenarnya. Buku ini dibuka dengan cerita tentang adanya dimensi
lain dari dimensi kehidupan manusia. Dalam bab ini, penulis sedikit memaparkan
bahwa terdapat beberapa golongan dalam dimensi ‘mereka’ tersebut. Sama halnya
dengan manusia.
“Mereka pun memiliki tingkatan yang berbeda dalam
dimensinya. Sama saja seperti manusia. Ada yang berasal dari golongan yang
memiliki kemamuan tinggi, seperti menyembuhkan. Ada yang dari golongan nelayan,
mereka bekerja kepada kasta yang lebih tinggi. Ada golongan yang justru liar
tak mengabdi siapa pun”
(hlm. 2)
Oh
iya, berdasarkan apa yang telah ditulis di sini, buku ini merupakan satu dari
sekian buku yang tergabung dalam serial ‘Conversation With Ghosts’. Itu
artinya, untuk ke depannya akan ada beberapa buku lagi dari seri ini. Semoga
saja, ya. Dalam buku CWG ini, cerita dibagi menjadi 12 bab, antara lain Conversation
With Ghosts, Nyai Rantam Sari, The Touch Of Midas, Kebo Buntung, Kursi Goyang,
Kuntilanak Overdosis, Gadis Kecil dan Kucingnya, Kerajaan Gaib, Yang Terlupa
Yang Terjebak, Pocong di Makam Keramat, Obrolan Dengan Makhluk Astral, dan
Jurnal Cerita Prima.
Pada setiap bab tersebut, penulis
menceritakan tentang berbagai pengalamannya semasa menemui beberapa makhluk
dari golongan ‘mereka’. Petualangannya bersama tim syuting di suatu tempat dan
menguak beberapa misteri yang terdapat di sana. Belakangan, banyak sekali hal
yang bisa aku dapatkan dari buku ini. Penulis seolah membuka ‘jalan’ antara
kita (manusia) untuk melihat dunia ‘mereka’. Selain itu, aku juga cukup kagum
dengan cara menulis Citra Prima. Bisa dikatakan bahwa cara menulisnya tidak
terlalu kaku dan formal. Pernah mendengar juga bahwa memang Citra Prima memiliki
kegemaran untuk menulis semenjak masa sekolah. Cukup menjadi alasan yang kuat
sebenarnya. Itu bisa kita lihat lewat tulisannya di buku ini. Ada beberapa
kalimat yang mendayu-dayu dan menambah kesan unik di buku bergenre horor ini.
Cara Citra menggambarkan beberapa situasi tempat di buku ini nampak nyata dan
mudah terdefinisikan di otak saat membacanya. Bisa kita lihat pada beberapa
kalimat di bawah ini:
“Sore itu langit
masih menyisakan cerahnya, semburat jingga meluas tak bertepi di cakrawala”
(hlm. 7)
“Keadaan masih
ramai, pedagang ikan hilir mudik menjajakan ikan-ikan hasil tangkapan nelayan.
Kontras dengan suasana langit yang menurutku jarang kulihat di ibukota.”
(hlm. 7)
“Matahari
sepertinya lebih cepat berselimutkan awan hingga tampak mendung. Langit memerah
menyisakan hamparan awan yang beriringan merayap lambat”
(hlm. 102)
Buku ini sebenarnya memiliki
kelebihan. Namun entahlah, aku kurang begitu tahu, ini bisa disebut kelebihan,
atau bisa juga kekurangan. Bisa disebut kelebihan karena, di setiap pengamatan
yang penulis lakukan di berbagai tempat mistis, juga disertai dengan beberapa
foto atau gambar yang menunjukkan tentang keberadaan makhluk tak kasat mata.
Hal ini cukup mendukung dengan isi cerita yang ditulis pada setiap bab. Bisa
disebut kekurangan pula, karena hampir semua foto yang ada di buku ini tidak
jelas secara visual. Bahkan aku tak banyak menangkap gambar yang jelas dalam
buku ini. Dan, hal ini mungkin juga membuat pembaca agak kecewa, ya. Karena
pada dasarnya ekspektasi kita terhadap buku ini seakan tinggi ketika melihat
gambar ini. Kita seolah berpikir ‘Wah..
ini keren, bagus’. Tapi, mendadak kecewa juga karena gambar yang kurang
jelas. Untuk ke depannya bisa diperbaiki kembali.
Berbicara mengenai kelemahan dan
kelebihan buku, aku tak begitu menangkap kelemahan dalam buku ini. Karena aku
sangat enjoy dan menikmati dengan
setiap ceritanya. Cerita yang disuguhkan mudah dicerna dan dipahami. Namun ada
juga beberapa kata yang menurutku sulit untuk aku pahami. Seperti residu
energy, vibrasi partikel, fluktuasi bioelektrik, dan sebagainya. Itu yang
membuat aku sedikit terganggu saat membacanya.
Beberapa bab dalam buku ini yang
menurutku menarik adalah bab ‘Kerajaan Gaib’ dan ‘Obrolan
dengan Makhluk Astral’. Di bab ‘Kerajaan Gaib’, aku sangat dibuat
merinding ketika penulis menceritakan bahwa dirinya tertipu saat berada di
sebuah kolam renang hotel dan hendak menuju kamarnya. Seorang anak kecil yang
dikiranya manusia, eh ternyata bukan. Nggak usah aku ceritain gimana seremnya,
biar kalian penasaran dan beli sendiri bukunya, hehe. Sempat bayangin juga
gimana kalau kejadian seperti itu aku alami, huuu… bikin bergidik pokoknya.
Dan, yang paling menarik di buku ini
adalah pada bab ‘Obrolan dengan makhluk Astral’. Selain layout pada buku ini
dibuat berbeda (warna hitam), juga di bab ini menuliskan percakapan ekslusif
antara Citra Prima dengan makhluk astral. Cukup panjang, dan tak mungkin jika
aku ceritakan. Banyak sekali hal yang bisa aku ketahui dari bab ini. Tentang
kehidupan ‘mereka’, kebiasannya yang suka mengganggu manusia, dan banyak lagi
yang lainnya. Pokoknya apa yang menjadi rasa penasaranku selama ini tentang
‘mereka’ ada dan terjawab di sini. Dan, mungkin bab ini juga bisa menjadi salah
satu daya tarik yang kuat bagi pembaca lain.
Beberapa lembar terakhir buku ini
berisi banyak pengetahuan tentang dunia mistis yang terangkum dalam bab
berjudul ‘Jurnal Citra Prima’. Beberapa cerita yang ada di dalamnya
antara lain; 7 Tingkatan Energi yang Mendominasi (sinar mata) Makhluk Astral, Karakter
Makhluk Astral dari Sinar Matanya, Jenis Kemampuan yang Dimiliki Makhluk
Astral, beberapa ciri yang menandakan bahwa di suatu tempat terdapat makhluk
astral yang ‘aktif’, faktor/penyebab phobia terhadap makhluk astral, dan ada
juga tentang ‘Orbs’.
Buku ini rekomen untuk kalian
terutama penikmat cerita horor. Bacaan yang ringan, dan cocok untuk sekadar
mengisi waktu luang. Tidak hanya membuat kalian merasa takut saja, tapi juga
tahu tentang dimensi dunia ‘mereka’ yang selalu berdampingan dengan dimensi
kita. Banyak hal yang bisa kalian pelajari lewat itu. Sebagai manusia, kita
hanya perlu menghargai dan menghormatinya saja.
And now, I will rated it 4 of 5 stars! Keep writing Nyanyahh….
^_^
“Sosok itu berambut keabuan panjang dengan uban yang tampak di helai-helainya. Ia berbaju lusuh kuning keruh yang menjuntai. Pergelangan tangannya tampak kisut seakan tak memiliki daging. Hanya kulit keabuannya yang mengerut membungkus tulangnya”
(hlm. 38)
***
Terima kasih!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar