Halo,
selamat hari pertama di bulan Oktober!
Ciiee,
bulan ini si pemilik blog ulang tahun loh, eh, hahaha.
By the way,
apa kabar teman-teman? Selamat datang di rangkaian BlogTour novel terbaru dari
salah satu penulis favorit aku, Windry Ramadhina, yang berjudul GLAZE.
Yeay!
Sebelumnya,
aku ingin mengucapkan terima kasih banyak untuk Twigora dan Roro Raya
Penerbit, yang sudah memilih Ach’s
Book Forum untuk ikut serta meramaikan event yang sudah (aku) tunggu lama
ini, hahaha. Keliatan banget ya ngarepnya. Dan, akhirnya kepilih.
Alhamdulillah.
Nah,
pasti kalian juga sudah berkunjung ke tiga blog sebelumnya kan? Dan, blogku
menjadi blog keempat yang menyelenggarakan rangkaian event blogtour ini. Sama
seperti lainnya, BlogTour GLAZE sendiri, di tiap blog, akan dibagi menjadi 3
postingan utama; Wawancara dengan Penulis, Review Novel GLAZE, dan Giveaway.
Dan, sekarang kalian ada di postingan pertama. Yup, wawancara!
Setelah
sekian lama berharap, akhirnya aku bisa berkesempatan juga untuk melakukan
tanya jawab dengan Mba Windry (sekali lagi makasih loh buat penerbit, hehe).
Hayoo, kira-kira apa saja ya yang aku tanyakan kepada Mba Windry tentang GLAZE?
Merk kacamata Kalle kah? Atau, berapa lama Kara nggak menyetrika bajunya, kah?
Emm, atau mungkin, rahasia-rahasia tersembunyi dari Eliot?
Hmm,
pasti pada berspekulasi masing-masing, kan??
Nah,
daripada penasaran, yuk simak!!!
EKSKLUSIF!!!
MENYINGKAP TABIR
DALAM GALERI PATAH HATI ‘KARA & KALLE’ BERSAMA WINDRY RAMADHINA!
1. Jika saya baca dari blurb-nya sekilas, novel GLAZE ini bercerita
tentang kesenduan, kesedihan, dan penyesalan dari si tokoh utama. Jenis cerita
seperti ini tentu juga menjadi tantangan bagi penulis untuk bisa menuangkan
emosinya dengan baik ke dalam buku agar bisa sampai ke pembaca. Lantas, cara
apa yang Mba Windry lakukan agar emosi dan rasa yang dialami si tokoh utama
bisa benar-benar memengaruhi ‘suasana hati’ pembaca?
SEBELUM menggambarkan perasaan tokoh kepada pembaca, saya perlu
memahami sendiri keadaan tokoh itu. Bagaimana kondisi psikologisnya? Mengapa
dia seperti itu? Apa penyebabnya? Sebesar apa kehilangannya? Saya berusaha
berempati kepadanya, mencoba berada di posisinya. Harapan saya, dengan begitu,
saya akan merasakan lukanya.
Lalu, yang penting
juga, saya perlu memahami seperti apa dia mengekspresikan lukanya. Gerak-gerik,
perilaku, kata-kata. Cara orang menunjukkan kesedihan berbeda-beda. Dan, hal
ini perlu dipahami secara detail. Dengan begitu, saya bisa menggambarkannya
kepada pembaca.
2. Adakah alasan atau latar belakang tertentu kenapa penulis
menjadikan keramik sebagai sarana atau media penyampai ‘kisah patah hati’ ini?
ALASAN pertama, saya belum pernah memasukkan seni keramik ke dalam
cerita. Seni keramik menjadi hal baru di buku saya (Glaze) dan itu
menambah kesenangan dalam proses penulisannya. Ada kalanya saya membutuhkan hal
semacam itu agar menulis tidak menjadi monoton. Pembaca juga menjadi bisa
merasakan hal berbeda.
Alasan kedua,
seniman keramik profesi yang pas untuk Kara dan bisa mendukung perkembangan
karakternya. Dunia seni banyak, tetapi seni keramik memiliki sisi-sisi yang
menarik. Indah, tetapi juga "kotor" dalam aktivitasnya. Halus, tetapi
bisa juga kasar. Dekoratif, tetapi bisa juga sederhana. Jelas, tetapi bisa juga
abstrak. Bentuk ekspresi di seni ini luas, memungkinkan Kara bisa masuk ke satu
di antaranya.
3. Selama pengerjaan, bagian apa yang menurut Mba Windry susah
untuk diselesaikan, atau mungkin harus melakukan beberapa kali revisi?
Bagi saya, bagian menjelang akhir selalu paling sulit untuk ditulis.
Karena di bagian itulah potongan-potongan informasi dan emosi yang telah
disebar serta dikaitkan sedemikian rupa di bab-bab sebelumnya harus menyatu
menjadi utuh, agar pembaca bisa melihatnya secara terang dan merasakannya
seperti apa yang saya inginkan. Ketegangan di bagian itu paling krusial.
Pemilihan adegan dan kata harus berhati-hati.
Jadi, seringnya,
mendekati akhir saya akan melambat. Terkadang saya memerlukan satu bulan hanya
untuk menutup novel. Tidak jarang saya harus merombak dan menulis ulang.
4. Dari yang saya tahu, novel-novel Mba Windry ini selalu disertai
dengan beberapa ilustrasi yang menarik, terutama ilustrasi tokoh utamanya.
Lantas, sebenarnya apa alasan Mba Windry selalu menyertakan ilustrasi ke dalam
bukunya?
ILUTRASI adalah bentuk ekspresi saya--sama
seperti tulisan. Jauh sebelum menulis, saya lebih banyak mengeskpresikan diri
lewat media gambar. Media ini sudah saya gunakan sejak masih anak-anak. Jadi,
sebenarnya, saya lebih dekat dengan ilustrasi daripada tulisan. Memasukkan
ilustrasi ke dalam novel adalah cara saya memperkenalkan sisi diri saya yang
lain kepada pembaca. Dahulu, pembaca tidak mengetahui sisi tersebut. Kini, saya
ingin lebih terbuka lagi kepada pembaca.
5. Apa yang Mba Windry selalu harapkan saat tiap kali menerbitkan
sebuah buku? Dan dengan diterbitkannya GLAZE, apakah yang sebenarnya Mba Windry
harapkan dari buku ini?
HARAPAN saya sederhana. Ekspresi saya tersampaikan kepada pembaca.
Sebenarnya, saya menawarkan cara berpikir dan cara pandang saya akan suatu
masalah/ situasi. Tidak semua pembaca memiliki pendapat yang sama. Tetapi, akan
sangat menyenangkan apabila saya menemukan pembaca yang mau menerimanya.
Untuk pembaca yang
menerima, saya berharap ada bagian dari Glaze (atau
novel-novel saya yang lain) yang bisa dia ambil untuk dirinya sendiri. Ada
satu hal yang bisa membantunya menghadapi kehidupan dengan lebih ringan, lebih
menyenangkan. Dan, karena novel-novel saya juga menawarkan romansa, semoga
pembaca merasakan kehangatan seperti sedang jatuh cinta saat membacanya.
Sedikit cinta tidak akan berbahaya.
***
Nah,
guys itu tadi adalah sesi tanya jawab singkatku dengan Mba Windry Ramadhina.
Gimana, seru kan? Atau mungkin, masih ada beberapa pertanyaan dari kalian yang
belum terjawab? Tenang, yuk kita lihat saja profil singkat dari penulis.
Barangkali, kalian pengin banget untuk komunikasi langsung!
Dan
oh ya, sampai bertemu di dua postingan selanjutnya, guys! Keep staytune on my blog!
TENTANG PENULIS:
WINDRY RAMADHINA lahir dan tinggal di Jakarta; pencinta
kucing hitam dan segala hal yang berbau seni. Dia menulis fiksi sejak 2007. Glaze adalah bukunya yang kesepuluh.
Sebelum itu, dia menerbitkan Orange (2008),
Metropolis (2009), Memori (2012), dan Montase (2012), London
(2013), Interlude (2014), dan Walking After You (2014), Last Forever (2015), dan Angel in The Rain (2016).
Windry
suka membaca surat dan menjawab pertanyaan. Dia bisa dihubungi lewat e-mail windry.ramadhina@yahoo.com,
Twitter @windryramadhina,
Instagram @beingfaye,
atau blog www.windryramadhina.com
BACA JUGA:
- - Giveaway Novel GLAZE (soon)
can't wait to read this amazing novel!!! <3
BalasHapusand u get it!
HapusDari tutur bahasa nya aja udah indah banget mba Windry ini xD anak sastra indonesia nih jangan2 dulunya hehe
BalasHapusmungkin ya, hahaha
HapusJadi bisa membayangkan bagaimana karakter Kara walau belum baca. Abstrak 😅
BalasHapusHmmm, dan berantakan hehe
Hapusih baru tau kalau di novel ini ada ilustrasinya..jadi penasaran..
BalasHapusBaca dong, hehe
HapusSelalu suka karakterisasi yang diciptakan dan bagaimana dibalik layarnya. Apalagi ada ilustrasinya, makin bikin penasaran euy
BalasHapusCakep2 loh ilustrasinya hehe
HapusJadi penasaran kenapa seniman keramik merupakan profesi yang pas untuk Kara dan bisa mendukung perkembangan karakternya...
BalasHapusBaca ya, beli di toko buku hehe
Hapusbagian seni keramiknya yang bikin aku penasaran banget. kek apa gitu orang2 yang kerjanya bikin keramik. profesi yang dipilih gak umum.
BalasHapusNah kan, mba windry emang 'berbeda' dari yang lain hehe
HapusAaahhh itu ternyata alasan ada (apa) \keramik di cover-nya..
BalasHapusheheheh
Emang sebelumnya ngiranya gimana hehehe
Hapusternyata memang kak windry suka seni. Makanya ceritanya gk jauh dengan hal2 berbau seni
BalasHapusIya, seni kan indah
HapusKatanya bagian akhir emang susah ditulis yah. Mau bikin sad ending tapi bagus an happy ending...makanya nulis novel butuh waktu lama. Salut sama mbak windry!
BalasHapusYuppp
HapusBelum pernah baca novel kak Windry niy :(
BalasHapusBaca interview ini jadi tertarik mengenal tulisan kak Windry. ;)
wah, sayang. Bagus lo tulisannya, harus nyoba baca
Hapusbelum pernah baca karya nya kak windry, cuma baca review nya aja udh suka.
BalasHapusharus bacaa!!! Rugi deh kalo gabaca sama sekali buku mba windry
HapusFaedah banget...
BalasHapusmas Bin top deh kalau urusan tanya-jawab.
jadi tahu banyak ttg Glaze dan kisah dibalik pembuatannya.
baru tahu juga kalau kak Windry lebih suka Ilustrasi drpd tulisan ><
Multitalent ya,
HapusSuka banget dengan filosofinya mbak Win tentang keramik
BalasHapusAah.. selalu ada yang menarik dari mbak Windry!
totalitasnya patut diancungi jempol. Nggak heran kalo novel-novelnya meninggalkan kesan mendalam terutama bagiku hehe..
THAT'S RIGHT!!!
HapusBiasanya kalo pekerjaan di dunia seni pasti orang ngangkat profesinya itu artis, penyanyi, pelukis, dsb. Mba Windry beda dari yg lain ya, yg biasanya profesi pengrajin keramik itu digeluti oleh orang2 berusia lanjut serta tinggal di pedesaan, malah jadi profesi seorang anak muda di novel ini. Dan Mbak Windry produktif sekaliii heuu, hampir tiap tahun ada novel yang diterbitkan.
BalasHapusAniway, selamat ulang tahun! Eh, sudah apa belum ulang tahunnya? Maafkan aku tidak tahu tanggal berapa :(
eh, masih lama kok ultahnya hahahah
Hapus