Judul :
Orange
Penulis :
Windry Ramadhina
Cetakan :
Pertama, 2015
Tebal :
x + 306 hlm
Penerbit :
Gagas Media
Kategori :
Novel
ISBN :
979 – 780 – 819
Blurb:
‘Dikuncinya
pintu di belakangnya, lalu dia bersandar lemas pada pintu tersebut. Dia seperti
dipaksa menyadari kenyataan. Konyol rasanya, bercinta dengan Diyan di dalam
kamar yang penuh dengan kenangan mengenai Rera
Ah dirinya kesal setengah mati.’
Faye
ditunangkan. Tanpa dasar cinta dan murni karena alasan bisnis. Calon
tunangannya, Diyan, adalah eligible bachelor yang paling diinginkan di Jakarta.
Lelaki yang tak bisa melepas kenangan masa lalunya dengan seorang model cantik
blasteran Prancis.
Harusnya
hubungan mereka hanya sebatas ikatan artifisial. Tapi, cinta, ego, dan ambisi
yang rumit mendorong mereka ke situasi yang lebih emosional. Situasi yang
mengharuskan mereka memilih dan melepaskan.
Pertanyaannya:
apa… dan siapa?
***
“Jeruk itu seperti hidup.
Bittersweet.”
Pertemuan
antara keluarga Muid dengan keluarga Adnan hari itu benar-benar menghasilkan
sebuah keputusan yang mengejutkan bagi Fayrani Muid atau Faye. Bagaimana tidak,
ia akan dijodohkan dengan anak sulung dari keluarga Adnan. Faye tidak menduga
dengan rencana perjodohan aneh ini. Bisa-bisanya Ahmad dan Meilani Muid
menjodohkan putri mereka dengan lelaki yang belum dikenalnya sama sekali,
begitulah pikir Faye. Terlebih, lelaki yang bernama Diyan itu adalah seorang
pengusaha sukses penerus bisnis keluarga Adnan. Faye yang pada dasarnya sangat
menyukai dunia fotografi dan enggan dengan dunia bisnis otomatis merasa tidak
suka dengan rencana perjodohan ini.
Setelah
pertemuan pertama mereka di Tea House, Faye dan Diyan kini sering bertukar
kabar lewat telephone atau sesekali mengagendakan jadwal ketemu berdua.
Satu-satunya alasan Diyan untuk tetap teguh menjaga hubungan dengan Faye
semata-mata adalah karena urusan bisnis. Bukan karena cinta atau semacamnya. Keluarga
Muid merupakan salah satu keluarga terpandang dengan bisnis perhotelan yang
terbilang besar. Hal ini bukan tidak mungkin menjadi alasan kenapa Diyan
mencoba bertahan dengan Faye.
Mengapa
Diyan tidak mencintai Faye?
Jawabannya
adalah: Rera. Seorang model yang kini tengah merintis karirnya di Prancis. Rera
adalah mantan kekasih Diyan yang telah lama meninggalkannya karena lebih ambisius
terhadap karir modelnya. Putus hubungan secara sepihak itu jelas masih
menyisakan jejak di hati Diyan. Jejak yang susah untuk dihapuskan. Namun
berbeda dengan Faye, gadis itu kini justru tengah berusaha sekeras mungkin
untuk menyatukan chemistry-nya dengan Diyan. Ya, diam-diam Faye berusaha
mencintai Diyan.
Lalu,
apakah cinta Faye kepada Diyan akan berbalas?
Atau…
justru akan berakhir seperti orange? Manis di lidah, dan menyisakan rasa
pahit….
***
Haiii…
akhirnya kita tiba di postingan review untuk buku yang aku ikutsertakan dalam
posting bareng BBI bulan Maret 2016. Setelah sebelumnya aku melakukan tweet
tentang buku yang aku pilih di timeline dengan tagar #BBILagiBaca,
akhirnya kita sampai juga di penghujung acara, hehe. Oh iya, dengan tagar
tersebut kalian bisa menemukan banyak ulasan buku-buku yang menarik dari member
BBI yang lain. Nah, seperti yang sudah kalian simak di twitku kemarin, buku
yang aku pilih untuk posbar bulan ini adalah buku dari Windry Ramadhina yang
berjudul Orange. FYI, sebenarnya novel Orange ini pertama kali cetak pada tahun
2008. Penasaran, seperti apa Orange pada saat pertama kali muncul? Ini dia
penampakannya…
Nah,
pada tahun 2015 kemarin, karena banyak digemari, Orange ini kembali cetak dengan
cover yang sangat manis. Bisa dibilang ini adalah bentuk repackaged dari versi
yang sebelumnya. Menurut pengakuan dari penulis, ada beberapa bagian yang
diubah dan dipoles di versi terbarunya ini. Tapi, karena aku belum membaca
Orange yang versi sebelumnya, jadi aku tidak bisa membandingkan. Oh iya, di
repackaged Orange ini aku suka sekali dengan tampilan luar atau covernya. Cukup
manis dan mewakili isi cerita menurutku. Dan di bawah ini adalah penampakan
versi terbaru dari Orange....
Bagaimana,
cukup manis bukan?
Novel
Orange dibuka dengan intro empat tokoh utamanya: Faye, Diyan, Zaki dan Rera.
Seperti yang sudah aku jelaskan di twit kemarin, keempat tokoh ini memiliki
karakter yang khas dan terbilang sama. Ambisius. Untuk lebih jelasnya seperti
apa keempat tokoh ini, berikut aku sertakan pula hasil screen capture dari
twit-twit aku, silakan menyimak…
Ya,
keempat tokoh ini memang memiliki karakter yang sama-sama ambisius. Terkadang
ambisi mereka yang sangat besar berhasil mengalahkan segalanya, termasuk untuk
urusan cinta. Tapi pada awalnya aku cukup dibuat bingung karena banyak sekali
nama tokoh yang bermunculan. Menurutku, banyak tokoh yang terkesan tempelan dan
terlupakan begitu saja. Bahkan, aku kurang mendapat porsi yang lebih untuk
cerita dari tokoh Zaki. Sedikit disayangkan sih, karena sebenarnya tokoh Zaki
ini memiliki keterikatan dengan Diyan Adnan. Konflik yang disuguhkan dalam buku
ini pun menurutku terkesan sinetronis. Aku seperti menonton sinetron membaca
cerita di buku ini.
Aku
juga sedikit terganggu dengan penamaan di buku ini. Salah satunya adalah tokoh
Ibu Diyan yang bernama Indra. Pada saat membacanya pun, aku sering membayangkan
jika Indra ini adalah laki-laki, hihi. Padahal udah jelas kalau dia Ibunya
Diyan, hehe. Selain itu, membaca buku ini tidak terasa sekali, tau-tau udah
ending saja. Tapi meski begitu, aku tidak begitu mendapat kesan saat menutup
lembar terakhir buku ini. Semua yang berakhir, ya berakhir. Tidak sedikit pun
membuat aku terkesan dan berusaha mengingat-ingat kejadian manis di dalamnya.
Di
balik semua itu, sebenarnya ada juga beberapa hal yang membuat aku suka dengan
buku ini. Pertama, seperti yang sudah aku bilang di atas tadi, adalah tampilan
bukunya. Mulai dari cover, hingga ilustrasi yang ada di dalamnya. Ada ilustrasi
beberapa tokoh yang membuat aku suka dan mendukung jalan ceritanya. Nah, di
bawah ini adalah salah satu ilustrasi cakep yang ada di buku Orange:
Sumber: Windry Ramadhina's Web |
Selain
itu, pekerjaan beberapa tokoh seperti Faye dan Zaki juga membuat aku nyaman
selama proses membaca berlangsung. Bagiku sih, pekerjaan mereka sudah cukup
terdefinisikan dengan jelas. Aku bisa merasakan seperti apa jiwa seni dan
petualang dari pekerjan Faye sebagai seorang fotografer. Jadi pengin fotografer
kayak Faye, hehe.
Tema
yang diangkat di buku ini sebenarnya juga cukup membuatku suka, yaitu tentang
perjodohan. Aku suka sekali bagaimana usaha Faye untuk menyatukan chemistry
antara dirinya dengan Diyan. Meski sebenarnya aku sangat dibuat greget dengan
sikap Diyan. Menurutku… dia itu sosok cowok yang plin plan. Niat hati bilang
gini, eh ujung-ujungnya gitu. Terutama saat ia berniat untuk mencintai Faye,
tapi itu semua dengan mudah ia lupakan begitu saja hanya karena kehadiran
perempuan bernama Rera—mantannya. Dan, yang bikin lebih gregetnya, itu terjadi
lebih dari satu kali. Diyaaannn!!! Tokoh yang satu ini berhasil membuatku
nyrocos mulu selama membaca Orange, hehe. Bisa dibilang, Diyan ini tipe cowok
yang susah move on. Aku juga bisa merasakan bagaimana kekecewaan yang dialami
Faye karena menyadari bahwa Diyan masih belum bisa move on dari mantannya.
Tagline buku ini menurutku juga sangat mendukung perasaan Faye tersebut; Bagian tersulit saat mencintaimu adalah
melihatmu mencintai orang lain. Duuhhh.. ngenes banget yak? Hehe.
Nah,
sebelum berakhir, aku ingin merekomendasikan buku ini untuk kalian yang sedang mencari
bacaan romance ringan dan dengan konflik sederhana tapi menarik. Juga,
untuk kalian yang sangat menyukai dunia fotografer maupun jeruk sama halnya
dengan Faye, hehe.
Terima
kasih!
***
PS:
Review ini diikutsertakan dalam Posting Bareng BBI Maret 2016.
Aku baca buku ini waktu masih sampul lama. Dan nggak bikin reviewnya pula...
BalasHapusBeli lagi yang baru ini saja Mbak, dilihat dari jumlah halaman dengan yang sebelumnya pun, banyak perbedaannya. Penulis banyak melakukan revisi sana-sini
HapusBisa nih masik wishlist^^
BalasHapusAyo fit coba beli. Ini tulisan pas awal2 karir Windry Ramadhina :))
Hapusiya covernya lebih keren yang baru tuh, bikin jadi pingin minum air jeruk hihi...
BalasHapusHehe, seger gitu ya Mbak??
HapusWah, aku serasa dipanggil-panggil kalau baca buku ini hehehe. Nice rebiew :)
BalasHapusDipanggil siapa mas? hehe. Terima kasiihh :))
Hapus