Senin, 29 Mei 2017

Book Anatomy #4: BUMI - Tere Liye [Buku Pertama dari Serial BUMI]




Judul : BUMI
(Buku pertama Serial Bumi)
Penulis : Tere Liye
Cetakan : Ketiga belas, Agustus 2016
Tebal : 440 halaman
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Kategori : Novel (Teen Fantasy Fic)
ISBN : 978 – 602 – 03 – 3295 – 6 

Blurb:

Namaku Raib, usiaku 15 tahun, kelas sepuluh. Aku anak perempuan seperti kalian, adik-adik kalian, tetangga kalian. Aku punya dua kucing, namanya si Putih dan si Hitam. Mama dan papaku menyenangkan. Guru-guru di sekolahku seru. Teman-temanku baik dan kompak.

Aku sama seperti remaja kebanyakan, kecuali satu hal. Sesuatu yang kusimpan sendiri sejak kecil. Sesuatu yang menakjubkan.

Namaku, Raib. Dan aku bisa menghilang.

***










Semenjak kecil, Raib menyadari bahwa dirinya berbeda dengan anak pada umumnya. Di saat anak-anak di luar sana bangga karena dirinya bisa menaiki sepeda tanpa dibantu, atau menirukan gaya superhero favoritnya, atau bahkan selalu berhasil dalam bermain kelereng, Raib justru memiliki bakat yang lebih dari itu. Yakni, dia bisa menghilang.

Waktu berlalu, dan kini usia Raib menginjak tahun kelima belas. Banyak yang berubah dari dirinya, terutama dari segi fisik. Tapi tidak dengan kekuatan menghilangnya. Di luar itu, Raib hidup layaknya anak remaja pada umumnya. Dia bersekolah, belajar, dan kadang juga bermain. Dia juga berteman dengan rekan sebangkunya yang bernama Seli. Dan pada satu kesempatan yang sangat tidak diinginkan, ia juga harus berteman dengan si biang kerok di kelas, Ali.

Persahabatan ketiganya terlihat normal-normal saja, setidaknya oleh mereka sendiri. Meski sebenarnya Raib sangat terganggu dengan ulah Ali yang kerap menjengkelkan. Hingga di satu hari, sebuah insiden terjadi di sekolah. Insiden inilah yang secara tidak sengaja menguak apa yang selama ini telah mereka sembunyikan. Masing-masing dari mereka, rupanya sama-sama memiliki kelebihan. Raib dengan kemampuan menghilangnya, Ali dengan otak geniusnya, dan Seli, gadis itu rupanya memiliki sebuah rahasia yang tak terduga; ia bisa mengeluarkan petir dari tangannya.

Pada hari itu, banyak rahasia yang terbongkar, dan peristiwa-peristiwa tak terduga terjadi depan mata. Tidak hanya soal kelebihan yang tidak biasa dari ketiga sahabat tersebut. Tapi juga dari Miss Selena—guru matematika mereka. Rahasia besar tersebut rupanya juga membawa Ra, Seli, dan Ali ke dalam sebuah petualangan yang sangat tak terbayangkan. Juga kepada dimensi lain kehidupan yang membingungkan.

Kali ini, kita akan diajak oleh Raib, Seli, dan Ali ke dalam sebuah petulangan yang tidak terencanakan. Ke sebuah tempat yang bernama Klan Bulan. Ketahuilah, ini bukan sebuah petualangan yang singkat dan biasa, namun adalah awal dari berbagai petualangan menarik lainnya. Dan tidakkah mereka tahu bahwa, sesungguhnya petualangan ini akan turut mengungkap siapa jati diri mereka yang ‘sebenarnya’ ?

***

“Bumi kita memiliki kehidupan yang rumit. Dan hari ini aku menyaksikan sendiri, ada sisi lain dari kehidupan selain yang biasa kita lohat sehari-hari. Dunia lain.”
Hlm. 211

Bumi adalah buku pertama dari sebuah seri buku yang berjudul sama, yang ditulis oleh Tere Liye. Jika saya tidak salah, Bumi adalah buku fantasy pertama yang ditulis oleh Tere Liye. Dan tidak tanggung-tanggung, ada juga buku-buku bertema serupa dalam seri ini yaitu Bulan (Baca review Bulan di sini), Matahari (Baca review Matahari di sini), dan yang sebentar lagi akan terbit, Bintang.

Jika kita menilik dari buku Bumi ini, premisnya sebenarnya sungguh sederhana, yaitu tentang teori yang mengatakan bahwa dunia adalah sebuah dimensi parallel, yang di atasnya berjalan banyak kehidupan tanpa orang sadari. Saya tidak sepenuhnya menganggap teori yang dicetuskan Tere Liye tersebut benar. Pertama memang karena buku ini bergenre fantasy, jadi bukanlah suatu hal yang mengeherankan jika tema dan ide cerita yang diusung terasa sangat fiktif dan tidak nyata. Namun, saya juga tidak bisa mengabaikan perihal itu begitu saja. Karena memang saya menyadari, bahwa di balik kehidupan manusia, memang ada kehidupan lain yang berjalan secara bersamaan. Namun lagi-lagi, saya tidak sepenuhnya membenarkan jika ‘kehidupan lain’ yang dimaksud tersebut sama seperti yang diungkapkan penulis dalam buku, seperti kehidupan Klan BUlan, Matahari, mau pun Bintang.

Inilah yang saya kagumi dari Tere Liye, selalu bisa membuat banyak hal yang terkesan tidak nyata, seolah menjadi nyata, dan membuat pembaca turut berasumsi sedemikian rupa. Seperti halnya di novel PULANG. Dalam buku tersebut, Tere Liye mengusung cerita tentang keberadaan shadow economy, atau ekonomi bayangan. Penjabaran dan penggambarannya yang begitu nyata dan detil, membuat saya sebagai pembaca merasa bertanya-tanya, apakah ekonomi bayangan benar-benar ada? Hal itu jugalah yang saya rasakan di buku seri BUMI ini. Apakah memang ada dunia parallel yang secara tidak langsung tidak kita sadari? Namun kembali lagi, hanya kepercayaanlah yang mampu membentuk seperti apa pandangan kita dalam menyikapi suatu hal.

Seperti halnya buku pertama dalam sebuah seri, BUMI lebih didominasi oleh deskripsi daripada unsur aksinya sendiri. Seperti tentang teori dunia parallel yang sudah saya tulis tadi, tentang sejarah dari setiap Klan, tentang jati diri sesungguhnya Raib dan Seli, dan lain-lain. Namun jangan salah sangka, meski begitu buku ini cukup jauh dari kata membosankan. Karena penulis sendiri, memiliki teknik penyampaian yang enak, mudah dipahami, dan tentunya mengalir. Saya memang sering kesulitan dalam memahami sebuah persoalan dalam novel, terlebih fantasy, namun Tere Liye membuat semuanya terasa mudah. Bagi pembaca pemula genre fantasy, terutama lokal, novel BUMI ini tidak akan mempersulit kalian, sungguh.

Kekuatan utama novel ini tidak hanya terdapat dalam narasi dan deskripsinya yang mengalir, namun juga karakter setiap tokohnya yang mampu membuat ceritanya jadi sangat hidup. Raib dengan kekuatan menghilangnya, Ali dengan otak geniusnya, dan Seli dengan petir dari tangannya, berhasil menjadi daya tarik tersendiri di sini. Terlebih dalam adegan-adegan yang berunsur petualangan, masing-masing kelebihan mereka adalah pelengkap yang membuat rasa dan emosi dalam cerita tersebut mengalir ke pembaca.

Secara keseluruhan, BUMI adalah sebuah novel fantasy lokal yang dikemas dengan sangat baik. Setiap detil cerita sangat diperhatikan, sehingga saya merasa tidak ada bagian yang ‘missed’ di sini. Dan sekali lagi saya tekankan, untuk pembaca pemula genre fantasy, buku BUMI—dan mungkin juga buku-buku berikutnya dalam seri ini—akan sangat membantu dan tidak mempersulit kalian dalam soal pemahaman cerita. Tere Liye does it well, trust me!

Terima kasih!

“Apa pun yang terlihat, boleh jadi tidak seperti yang kita lihat. Apa pun yang hilang, tidak selalu lenyap seperti yang kita duga. Ada banyak sekali jawaban-jawaban dari tempat yang hilang.”
Hlm. 99


***


REVIEW #4 Dalam Rangkaian Project BOOM [Book Anatomy] oleh Bintang @ Ach’s Book Forum dan Nisa @ Resensi Buku Nisa

Kalian juga ikutan BOOM bulan ini dan sudah baca buku yang kita tentukan? Kalau sudah, ayo bikin review-nya dan silakan setor link review kamu di kolom komentar di bawah!

Ketentuannya bisa kalian lihat DI SINI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar