Blurb:
Namanya Seli, usianya 15 tahun, kelas sepuluh.
Dia sama seperti remaja yang lain. Menyukai hal yang sama, mendengarkan
lagu-lagu yang sama, pergi ke gerai fast food, menonton serial drama, film, dan
hal-hal yang disukai remaja.
Tetapi ada sebuah rahasia kecil Seli yang tidak pernah diketahui siapa pun. Sesuatu yang dia simpan sendiri sejak kecil. Sesuatu yang menakjubkan dengan tangannya.
Namanya Seli. Dan tangannya bisa mengeluarkan petir.
Tetapi ada sebuah rahasia kecil Seli yang tidak pernah diketahui siapa pun. Sesuatu yang dia simpan sendiri sejak kecil. Sesuatu yang menakjubkan dengan tangannya.
Namanya Seli. Dan tangannya bisa mengeluarkan petir.
***
Setelah
melewati banyak kejadian dan petualangan yang menegangkan di Klan
Bulan, kini Raib, Seli dan Ali telah kembali ke ‘dunia nyata’, Klan
Bumi. Petualangan ketiganya di Klan Bulan rupanya telah menguak teori
bahwa dunia adalah sebuah dimensi paralel. Dalam satu dunia, berjalan secara
bersamaan 4 jenis kehidupan tanpa bersinggungan satu sama lain. Ada Klan Bumi (Mahkluk
Terendah), Klan Bulan (Makhluk Bayangan), Klan
Matahari (Makhluk Cahaya), dan Klan Bintang (Klan Titik Terjauh). Semua kehidupan berjalan di atas dunia yang
sama, namun berbeda dimensi. Setiap dimensi dibatasi oleh sebuah sekat yang tak
kasat mata, yang memisahkan banyak dimensi kehidupan secara sempurna, dan tidak
bisa sembarangan dibuka.
Enam
bulan berlalu sejak kepulangan mereka dari Klan Bulan, kini Av
dan Miss
Selena kembali mengajak tiga bersahabat itu untuk pergi ke Klan
Matahari—klan dengan peradaban dan teknologi yang lebih maju daripada Klan
Bulan. Tujuan utama mereka ke sana adalah untuk bersekutu dengan Klan Matahari
guna memerangi kejahatan Tamus dan Si Tanpa Mahkota. Jika
Tamus bisa membebaskan Si Tanpa Mahkota dari penjara Bayangan di Bawah Bayangan,
maka kemungkinan besar perang dunia parallel akan terjadi. Itulah yang
melatarbelakangi Av, Miss Selena, dan Seli, Raib, juga Ali untuk pergi ke Klan
Matahari, menawarkan kerjasama.
Rombongan
mereka pergi bersama Ily—putra sulung dari Ilo
(Ilo adalah orang yang menemukan dan membantu Ra, Seli, dan Ali saat pertama
kali mendarat di Klan Bulan). Namun setibanya mereka di sana, yang terjadi
sungguh di luar rencana. Ketua Konsil Klan Matahari, Fala-tara-tana IV,
justru meminta rombongan Klan Bulan—lebih tepatnya Ra, Seli, Ali, dan Ily—untuk
mengikuti Kompetisi Pencarian Bunga Matahari Pertama yang Mekar. Itu
adalah kompetisi dengan perjalanan yang berbahaya dan berisiko, namun pada
akhirnya mereka memutuskan untuk mengikuti kompetisi itu dan menjadi kontingen
kesepuluh, bersaing bersama 9 kontingen lain.
Petualangan
mencari bunga matahari pertama yang mekar
bukanlah urusan sederhana. Setiap peserta sama-sama memiliki kemungkinan kehilangan
nyawa mereka, karena harus bertarung dengan alam liar. Lantas, bagaimanakah
nasib Ra, Seli, Ali, dan juga Ily dalam perjalanan kali ini? Dan apa saja yang
mereka temui di sepanjang perjalanan?
Sebenarnya,
yang perlu dipermasalahkan bukan perkara menang atau kalahnya, namun yang
terpenting, apakah pada akhirnya mereka akan kembali dengan selamat?
***
“Kamu
tidak membutuhkan kekuatan besar, atau senjata-senjata terbaik untuk menemukan
bunga matahari pertama mekar. Kamu cukup memiliki keberanian, kehormatan,
ketulusan, dan yang paling penting, mendengarkan alam liar tersebut.”
Hlm. 147
Setelah
membaca kisah seru Ra, Seli, dan Ali di buku pertama, BUMI (baca review Bumi di sini), saya memang sudah tidak sabar
sekali untuk membaca seperti apa kelanjutannya, yaitu dalam buku BULAN. Awalnya memang saya sudah tahu
jika buku ini akan bercerita tentang petulangan ketiga sahabat itu di Klan
Matahari. Namun dugaan saya awalnya, ceritanya akan melanjutkan permasalahan
yang belum selesai dalam buku BUMI, yakni tentang meminta bantuan dari Klan
Matahari untuk memerangi kemungkinan terburuk dari Tamus dan Si Tanpa Mahkota.
Namun
rupanya, yang saya dapatkan justru lebih mengasyikkan dan seru dari itu, BULAN
hadir dengan kisah yang full adventure.
Dan kabar baiknya, buku ini lebih minim deskripsi dari pada BUMI. Jadi
sepanjang halaman membaca buku ini, kita tidak akan dipusingkan dengan banyak
penjabaran dan sejarah mendasar dari setiap klan. Seperti yang saya harapkan,
kita akan dimanjakan oleh aksi seru dan petualangan yang menarik, yang
melibatkan empat pemuda tangguh—Ra, Seli, Ali, dan Ily.
Sebelumnya,
novel BUMI dan BULAN ini sekilas mengingatkan saya dengan novel HUJAN. Di mana, Hujan mengambil setting
futuristic yang sangat kental, yang sebenarnya sangat tidak mudah jika kita
logika. Dan, saya menemukan lagi hal serupa di novel BUMI dan BULAN. Dalam
kedua novel ini, salah satu ciri yang sangat menonjol adalah setting
futuristic-nya yang juga mendominasi. Hal ini terbukti lewat penggambaran
teknologi dan peradaban dari kedua klan yang sangat maju. Seperti misal kapsul
terbang, alat transportasi otomatis berupa lorong berpindah, bahkan sampai
sistem kota bawah tanah yang sangat dikembangkan dengan begitu cerdasnya.
Jujur
saja, saya memang sangat menikmati saat membaca buku ini dari awal hingga
akhir. Tidak hanya karena intrik petulangannya yang dominan, tapi juga karena
karakter tiap tokohnya di sini lebih dipertajam lagi. Yang menjadi favorit
tentu saja Ali. Pada beberapa bagian, dia tampak begitu pandai mencairkan
suasana dengan celetukannya dan sikapnya yang rela berbuat apa pun meski
sebenarnya kemampuan ia terbatas, tidak seperti ketiga temannya. Belum lagi
otak geniusnya yang sungguh di luar dugaan. Turut mampu memecahkan banyak
persoalan, terlepas dari anggapan bahwa ia adalah si biang kerok yang pemalas.
Tapi sungguh, saya salut dan kagum sekali dengan kemampuan Ali di sini—dan saya
merasa bercermin saat melihat Ali, hahaha. Sangat tidak mungkin jika pembaca
lain menganggap Ali hanya tokoh ‘pelengkap’ semata.
Selain
itu, di lembar akhir buku ini, terdapat satu halaman khusus yang bergambarkan
peta klan matahari—lebih tepatnya peta atau rute perjalanan yang dilalui setiap
kontingen untuk menemukan bunga matahari pertama yang mekar. Hal ini justru
sangat memudahkan pembaca untuk mengetahui letak, arah mata angin, dan untuk
menghindarkan kita dari berbagai kemungkinan lain yang mungkin membuat kita
bingung terhadap arah pergerakan Kontingen Raib. Aroma kompetisi memang sangat
terasa di buku ini. Terlebih saat terungkapnya beberapa kelicikan dan
kecurangan yang terjadi di dalamnya. Namun di balik itu, saya sangat merasa
tersanjung dengan jalinan persahabatan antara keempat sahabat yang didasari
oleh rasa tulus tanpa memedulikan ambisi kemenangan sedikit pun ini. Ah, jika
saja aturannya setiap kontingen harus memiliki 5 anggota, otomatis saya akan
memutuskan untuk bergabung dengan kontingen Raib, hahaha.
Namun,
di balik beberapa kelebihan itu, saya merasa ada sesuatu yang ‘miss’ di sini.
Dalam buku ini diceritakan jika Seli adalah golongan Klan Matahari, dan ia fasih
berbicara dalam bahasa dari klan tersebut. Begitu juga Ily, dia berasal dari
Klan Bulan, dan otomatis ia hanya menguasai kemampuan berbahasa dari Klan
Bulan. Namun ada satu bagian yang saya rasa merusak fakta tersebut. Pada satu
bagian, saat Ily berbicara kepada Ra dalam bahasa Klan Bulan, tiba-tiba saja
Seli menyahut pembicaraan Ily dan seolah tahu persis apa yang dibicarakannya.
Di sinilah letak kebolongannya, pun di bagian tersebut tidak dijelaskan jika Ra
menerjemahkan perkataan Ily sebelumnya. Jadi, apakah Seli mendapat mukjizat
dari Negara Api sehingga tiba-tiba ia bisa memahami bahasa Klan Bulan? Hmmm.
Secara
keseluruhan, saya lebih bisa menikmati novel ini ketimbang BUMI. Ceritanya yang
penuh aksi dan petualangan seru, adalah magnet utama cerita ini. Terlebih
dengan penggambaran dan pendeskripsian yang detil, juga mudah dipahami, membuat
kita enggan untuk melepaskannya sebelum sampai di akhir cerita. Saya harap,
MATAHARI (Baca review Matahari di sini)
tidak lepas dari intrik petulangan dan aksi yang seru seperti ini.
Terima
kasih!
***
“Jika
kamu akhirnya menemukan bunga itu, berhati-hatilah, Nak. Boleh jadi, kebijakan
terbaik adalah membiarkannya tetap mekar hingga layu. Dengarkanlah alam liar
bicara kepadamu.”
Hlm. 148
***
REVIEW
#4 Dalam Rangkaian
Project BOOM [Book
Anatomy] oleh Bintang @ Ach’s Book Forum dan Nisa @ Resensi Buku Nisa
Kalian juga ikutan BOOM bulan ini dan sudah baca
buku yang kita tentukan? Kalau sudah, ayo bikin review-nya dan silakan setor
link review kamu di kolom komentar di bawah
Ketentuannya bisa kalian lihat DI SINI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar