Blurb:
Namanya Ali, 15 tahun, kelas X. Jika saja
orangtuanya mengizinkan, seharusnya dia sudah duduk di tingkat akhir ilmu
fisika program doktor di universitas ternama. Ali tidak menyukai sekolahnya,
guru-gurunya, teman-teman sekelasnya. Semua membosankan baginya.
Tapi sejak dia mengetahui ada yang aneh pada
diriku dan Seli, teman sekelasnya, hidupnya yang membosankan berubah seru. Aku
bisa menghilang, dan Seli bisa mengeluarkan petir.
Ali sendiri punya rahasia kecil. Dia bisa
berubah menjadi beruang raksasa. Kami bertiga kemudian bertualang ke
tempat-tempat menakjubkan.
Namanya Ali. Dia tahu sejak dulu dunia ini
tidak sesederhana yang dilihat orang. Dan di atas segalanya, dia akhirnya tahu
persahabatan adalah hal yang paling utama.
***
Dulunya,
hanya ada tiga klan yang berjalan di atas satu dunia yang sama, yang tertunya
tanpa saling bersinggungan satu sama lain. Namun, alam mengubah segalanya. Alam
mulai bergejolak dan memperlihatkan kemurkaannya. Berbagai bencana seperti
gempa bumi dan gunung meletus mulai terjadi, menghancurkan kehidupan dari tiga
klan sekaligus. Namun sesungguhnya, inilah cara yang alam lakukan untuk menjaga
keseimbangannya.
Belajar
dari berbagai bencana itu, sebagian kelompok masyarakat dari Klan
Bulan dan Klan Matahari, dengan mengandalkan teknologi dan pengetahuan
yang mereka miliki, mulai mencetuskan ‘kehidupan baru’. Mereka menggali sebuah
lorong yang menuju perut bumi, yang akan dijadikan sebagai peradaban baru
kehidupan mereka. Evolusi yang dilakukan secara besar-besaran ini sesungguhnya
bertujuan untuk membebaskan mereka dari berbagai kemungkinan buruk yang mungkin
saja terjadi jika mereka tetap berada di atas permukaan. Ribuan tahun berlalu,
sebuah peradaban kehidupan baru lahir, yaitu Klan Bintang,
Satu-satunya Klan tersembunyi yang berada di dalam perut bumi.
Hingga
pada akhirnya, sebuah kekacauan besar terjadi di permukaan yang melibatkan Klan
Bulan dan Matahari. Hal itu membuat beberapa kelompok masyarakat Klan Bulan dan
Matahari pergi menyusuri lorong bumi untuk meminta bantuan kepada masyarakat
Klan Bintang. Namun sesampainya di sana, rombongan mereka terpecah menjadi dua.
Satu rombongan datang dengan misi meminta bantuan, dan satu rombongan lagi
justru mengusung misi lain, yaitu untuk membebaskan Si Tanpa Mahkota dari
Penjara Bayangan di bawah Bayangan. Berawal dari itu semua, tak disangka
kekacauan demi kekacauan mulai terjadi di Klan Bintang dan membuat peradaban
yang mereka buat hancur. Beribu tahun setelahnya, masyarakat Klan Bintang
memutuskan untuk menutup kembali lorong antar klan. Semenjak itu, Klan Bintang
dianggap misterius, bahkan tidak ada.
Penasaran
akan seperti apakah kisah-kisah tersembunyi lainnya dari Klan Bintang? Kali
ini, di buku ketiga serial BUMI ini,
kita akan diajak oleh Raib, Seli, dan Ali untuk menjelajah ke
dalam perut bumi, dan menemukan peradaban tersembunyi dari Klan Bintang. Seseru
apakah perjalanan mereka kali ini? Dan, rahasia besar apakah yang mereka dapat
dari perjalanan tidak biasa ini?
***
“Klan
Bintang terletak jauh sekali, tidak bisa dipetakan oleh teknologi milik Klan
Bulan, tidak bisa ditemukan oleh siapa pun, karena Av keliru, kota-kota,
peradaban Klan Bintang tidak berada di atas awan-awan sana, sebaliknya, mereka
justru di bawah. Mereka ada di perut bumi. Aku yakin soal itu.”
Hlm. 69
Seperti
yang sudah saya tulis di atas, MATAHARI merupakan sekuel dari 2 novel
sebelumnya di Seri Bumi (Baca review
BUMI di sini). Garis besar cerita ini adalah kisah petualangan yang tidak
biasa dari ketiga sahabat—Ra, Seli, dan Ali. Namun di kisah kali ini, yang
menarik adalah mereka mengunjungi sebuah klan yang sangat misterius dan tersembunyi
keberadaannya, yaitu Klan Bintang. Secara geografis, Klan Bintang terletak di
dalam perut bumi. Bagian yang inilah yang menarik. Setelah sebelumnya ketiga
sahabat ini bertualang di atas permukaan, kini mereka harus melakukan
perjalanan panjang dan penuh tantangan di dalam perut bumi. Bayangkan, sangat
menarik bukan, ada sebuah peradaban besar dengan teknologi tercanggih di dalam
perut bumi? Dan, apa jadinya jika tiga remaja yang hanya bermodal tekad dan
keberanian menelusuri lorong-lorong gelap di dalamnya?
Dalam
dua buku sebelumnya, BUMI dan BULAN (Baca
review Bulan di sini), Klan Bintang memang kerap kali disinggung oleh
penulis. Namun itu hanya sebatas pernyataan bahwa Klan Bintang adalah Klan
terjauh, tidak terjangkau, dan klan yang memiliki kemajuan lebih dari tiga klan
lainnya. Selebihnya, penulis tidak banyak menjelaskan tentang perihal rinci dan
ciri detil dari klan satu ini. Dan dugaan saya benar! Dalam buku Matahari ini,
setelah saya mengetahui bahwa petualangannya akan menuju Klan Bintang, seketika
saya menyimpulkan bahwa novel ini akan sama seperti BUMI. Minim aksi, dan lebih
banyak deskripsi. Karena memang baru di buku inilah Klan Bintang diungkap ke ‘permukaan’.
Secara
keseluruhan, memang saya merasa agak bosan dengan tiga perempat bagian awal
buku ini. Selain karena dijejali dengan beberapa deskripsi, juga karena saya
kurang bisa mencerna dan membayangkan seperti apa keadaan geografis Klan
Bintang yang dijabarkan oleh penulis. Rasanya susah dibayangkan saja, ada
kehidupan dengan peradaban maju di sebuah ruangan berbentuk kubus dengan luas
ratusan ribu kilometer, apalagi di perut bumi. Lalu, ada juga langit dan
matahari di sana. Iya, ini memang novel fantasy, mau berimajinasi setinggi apa
pun boleh, namun yang terpenting adalah bagaimana cara yang bisa membuat
pembaca memahami setiap detilnya dengan baik. Saya rasa, cerita seperti ini
lebih cocok disampaikan secara visual, bukan tulisan. Saya sangat senang sekali
jika salah satu buku Seri Bumi, atau bahkan semuanya, dijadikan sebuah film.
Tapi saya ragu, production house negara
kita tidak sehebat Hollywood. Dan seperti yang sudah dikatakan oleh Tere Liye
di Acara Bedah Buku di Kota Sidoarjo akhir tahun lalu, beliau tidak ingin jika
film-nya nanti akan seperti sinetron Handsome-Handsome
Wolf, hahahaha.
Saya
juga merasa terganggu dengan penggunaan POV1 yang kurang maksimal di novel ini.
Seharusnya, setiap kejadian dan keadaan yang ada di dalam cerita disampaikan
berdasarkan apa yang dirasakan, dilihat, mau pun didengar oleh si tokoh ‘aku’
atau Raib. Namun di sini, ada beberapa bagian yang keluar dari ketentuan itu. Seperti
misal, saat Ra ada di salah satu lorong Markas Dewan Kota, entah kenapa dia
tahu apa yang dilakukan oleh petugas pengawas sistem bawah tanah, bahkan
dijelaskan cukup detil juga apa saja yang dilakukan oleh si petugas. Masalahnya,
saat itu mereka jelas berbeda ruangan, tapi kenapa Ra bisa tahu? Di sinilah
letak kebolongannya, penggunaan PoV1 yang kurang diperhatikan dengan baik.
Cerita
menjadi semakin seru saat memasuki 100 halaman terakhir. Saya sangat menikmati
dan kerap kali ikut berdebar saat membayangkan betapa seru dan tegangnya pertempuran
di Markas Dewan Kota. Kekuataan Ra, Seli dan Ali yang saat itu menjadi berlipat
lipat dari sebelumnya, sungguh membuat adegan pertempuran sangat seru untuk
diikuti. Terlebih saat Seli membuat tornado dengan tenaga kinetiknya. Itu
sungguh membuat saya terus menerus menyemangatinya—dari dalam hati tentunya—tiada
henti. Dan seperti biasanya, keberadaan Ali dengan segala sikap pantang
menyerah dan kesolidaritasannya, membuat saya terharu, pun tertawa di saat yang
bersamaan. Bagaimana tidak, ia bertempur dengan robot besar hanya dengan sebilah
tongkat kasti? Hahah, antara mau ketawa, haru, dan kagum. Melihat hal demikian,
saya cukup bisa menyimpulkan bahwa kunci utama dari setiap permasalahan adalah
solidaritas dan persahabatan. Itulah yang coba disampaikan penulis dalam buku
ini. KIsah fantasy dengan tokoh utama remaja tangguh yang sangat indah.
Terakhir,
cukup banyak adegan di novel ini yang saya favoritkan. Beberapa di antaranya
adalah saat Seli, dengan tenaga kinetiknya yang sangat tidak terduga,
menghancurkan pasukan Robot Z dengan besi panas yang digerakkan layaknya
tornado. Dan punchline-nya adalah
ketika Ali memukulkan tongkat kastinya dengan tepat di muka Sekretaris Dewan
Kota. Wow, you did good Ali!
Benar-benar
tidak sabar menunggu BINTANG rilis! Saya
harap bisa secepatnya!
Selamat
membaca, dan terima kasih!
***
“Kita
tidak boleh terpisah. Apa pun yang terjadi, kita harus tetap bersama-sama.”
Hlm. 297
***
REVIEW
#4 Dalam Rangkaian
Project BOOM [Book
Anatomy] oleh Bintang @ Ach’s Book Forum dan Nisa @ Resensi Buku Nisa
Kalian juga ikutan BOOM bulan ini dan sudah baca
buku yang kita tentukan? Kalau sudah, ayo bikin review-nya dan silakan setor
link review kamu di kolom komentar di bawah
Ketentuannya bisa kalian lihat DI SINI
***
SUDAH SIAP UNTUK #BOOM BULAN DEPAN?
Dan ini dia buku yang akan kita bahas di BOOM bulan Juni nanti. Yeay, ayo ikutan ya!
Mari kita kupas ' ' bersama-sama!!!
Nice Article , It Really Helpful
BalasHapushttps://peramalsakti.com/
https://peramalsakti.com/2017/05/21/nonton-bokep-online-gratis-asia-peramal-sakti/
https://peramalsakti.com/2017/05/16/nonton-bokep-online-gratis-peramal-sakti/