Judul : Abadilah Cinta
Penulis : Andrei Aksana
Cetakan : Kelima, Februari 2008
Tebal : 367 hlm
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Kategori : Novel
ISBN : 978 – 979 – 22 – 3520 – 3 |
Blurb:
"Aku hanya memintamu untuk menjaganya,
Er!" pekik Revan kecewa, sesaat setelah bebas dari penjara.
"Tapi aku tidak pernah menyuruhmu untuk mencintainya!"
"Lalu, kauanggap apa aku ini?" desis Ersad tersinggung. "Sebentuk robot yang tak memiliki nurani? Sekian tahun kulalui bersamanya, apakah salah jika tumbuh perasaan di hatiku? Adrini istri yang baik. Ia memberikan semua yang kubutuhkan."
"Karena itulah dulu aku ingin mengawininya. Ia milikku. Dan sekarang aku memintanya kembali darimu!"
Tujuh tahun sebelumnya, karena harus mendekam di balik terali penjara, seorang lelaki meminta sahabatnya untuk menikahi kekasihnya. Dan kini ia meminta kembali semua haknya. Revan dan Ersad, dua lelaki yang memperebutkan cinta suci seorang wanita.
"Kau telah melewati ribuan hari bersama Ardini, Er," pinta Revan penuh permohonan. "Kini izinkan aku memilikinya hanya untuk satu malam..."
Tetapi bagaimana jika tak satu malam pun berhasil dimilikinya? Bagaimana jika tak seorang pun dapat meraih cinta Ardini yang utuh, karena Ardini tak sanggup memilih salah satu di antara dua lelaki yang sama-sama dicintainya? Mestikah Ardini menyemai dua cinta sekaligus dalam hidupnya?
Abadilah Cinta. Selamanya. Cinta memang tak akan pernah berakhir...
"Lalu, kauanggap apa aku ini?" desis Ersad tersinggung. "Sebentuk robot yang tak memiliki nurani? Sekian tahun kulalui bersamanya, apakah salah jika tumbuh perasaan di hatiku? Adrini istri yang baik. Ia memberikan semua yang kubutuhkan."
"Karena itulah dulu aku ingin mengawininya. Ia milikku. Dan sekarang aku memintanya kembali darimu!"
Tujuh tahun sebelumnya, karena harus mendekam di balik terali penjara, seorang lelaki meminta sahabatnya untuk menikahi kekasihnya. Dan kini ia meminta kembali semua haknya. Revan dan Ersad, dua lelaki yang memperebutkan cinta suci seorang wanita.
"Kau telah melewati ribuan hari bersama Ardini, Er," pinta Revan penuh permohonan. "Kini izinkan aku memilikinya hanya untuk satu malam..."
Tetapi bagaimana jika tak satu malam pun berhasil dimilikinya? Bagaimana jika tak seorang pun dapat meraih cinta Ardini yang utuh, karena Ardini tak sanggup memilih salah satu di antara dua lelaki yang sama-sama dicintainya? Mestikah Ardini menyemai dua cinta sekaligus dalam hidupnya?
Abadilah Cinta. Selamanya. Cinta memang tak akan pernah berakhir...
***
“Mengkritik
dan berkarya adalah dua hal yang berbeda, Sobat! Mau tahu bagaimana akhirnya
nasib para kritikus? Ketika meninggal, ia tidak meninggalkan sesuatu untuk
dikenang. Justru si seniman yang dikritik itu yang nama dan karyanya terus
dihargai.”
Hlm. 64 - 65
Abadilah
Cinta merupakan salah satu novel yang sudah lama terbit. Pertama kali terbit
yaitu pada tahun 2003, dan yang aku baca ini merupakan cetakan kelimanya yang
terbit di tahun 2008 lalu. Bersama Abadilah Cinta, kita akan diajak Andrei Aksana
untuk menyelami kisah cinta segitiga antara Ardini, Revan, dan Ersad yang
berawal dari kisah sederhana.
Secara
tema atau pun ide dasar ceritanya, novel ini terbilang sederhana, mainstream, dan pasaran. Jalan ceritanya pun biasa dan banyak
kita lihat di sinetron-sinetron. Seperti penindasan oleh kaum kosmopolitan
terhadap rakyat jelata, seorang bad boy
yang lebih menyukai gadis kampung, kekayaan yang menjadi tolak ukur kesuksesan,
dan konflik berirama sinetron lainnya. Aku tidak tahu mengapa novel ini bisa banyak
digemari dan mendapat label best seller
seperti yang nampak pada cover. Tapi, aku tidak ingin berprasangka apapun.
Mungkin saja jenis cerita seperti ini merupakan jenis cerita yang menjadi hits di
masyarakat pada saat itu. Seperti
sekarang, dunia perbukuan tengah dihirukpikukkan dengan cerita-cerita di media
online, seperti wattpad. Bahkan sekarang muncul novel-novel dengan label ‘wattpadlit’.
Selain
itu, novel ini juga mengusung cerita mengenai hubungan antara anak dan orang
tua. Realistis sekali. Letak kerealistisan ini bisa kita temukan saat penulis
begitu menonjolkan sikap prospektif orang tua terhadap anak. Bagaimana mereka
sangat ingin menentukan masa depan anaknya, memilihkan jodoh untuk anaknya, dan
berbagi sikap prospektif lainnya. Beberapa kalimat sindiran halus terkait masalah
ini pun banyak kita temukan, salah satunya ini:
“…di mana ada orangtua yang
tidak mengatur anaknya? Mereka pikir, mengekang sama artinya dengan mencintai.”
Tidak
hanya itu, banyak kalimat sindiran halus, atau bahkan sarkas yang menghiasi
sepanjang halaman buku ini. Mulai dari persoalan gaya hidup di era modern:
“Zaman sekarang, semua gadis
berlomba-lomba ingin kelihatan seperti bule. Suntik pemutih kulit. Mata menggunakan
lensa kontak berwarna. Operasi plastik untuk mendapatkan bentuk hidung yang
indah. Begitulah ukuran kecantikan era millennium ketiga.”
Tentang
fasilitas kota yang kurang memadai:
“Mengapa pejalan kaki yang
harus selalu mengalah? Bukankah mobil-mobil itu yang kerap menyerobot lahan
kaum lemah yang hanya mampu berjalan kaki? Jalanan dilebarkan untuk mobil
lewat, tetapi mengorbankan trotoar!
Dan
masih banyak yang lainnya. Oya, selain itu, buku ini juga memiliki narasi yang
baik yang bikin aku betah membacanya. Karena di awal,aku sempat ingin menyudahi
buku ini pas tahu bahwa ceritanya biasa aja. Terlebih, aku juga sudah dapat
spoiler-nya dari salah satu teman sekelas. Tapi karena narasinya yang baik,
detil, ditambah kalimat-kalimat sarkas tadi, aku berhasil menyelesaikan novel
ini dengan baik.
Nah
teman, itu tadi adalah resensi singkatku untuk novel Abadilah Cinta karya
Andrei Aksana. Semoga bermanfaat ya. Selamat membaca!
Terima
kasih!
“Jangan
mengatasnamakan cinta untuk membenarkan kesalahan yang telah kau lakukan!”
Hlm. 142
Tidak ada komentar:
Posting Komentar