Judul : I am Yours
Penulis : Kezia Evi Wiadji
Cetakan : Kedua, Oktober 2014
Tebal : 270 hlm
Penerbit : BHUANA ILMU POPULER
Kategori : Novel
ISBN 10 : 602 – 249 – 580 – 6
|
Blurb:
Alex: Loe milik gue & selamanya
akan menjadi milik gue
David: Aku mencintaimu sejak pertama
kali melihatmu
Daniel: Dia cantik. Dia berbeda. Dia
sungguh istimewa
Amelia: Seandainya aku bebas
menentukan pilihan hidupku
Kisah
tentang cinta yang terkhianati.
Kisah
tentang hati yang patah.
Kisah
tentang harapan yang tak kunjung padam.
Kisah
tentang ketidakpastian dan janji yang harus ditepati.
Haruskah
Amelia menentukan pilihannya sendiri?
Atau
justru takdir yang mengambil alih…
***
DAVID:
David
pertama kali bertemu dengannya adalah ketika jam makan siang di kantin kampus. Di
salah satu kursi kantin yang kosong, gadis itu menyantap makan siangnya seorang
diri. Tangan kanannya sibuk menyuapkan makanan ke dalam mulut, sedangkan tangan
kirinya sibuk membolak-balikkan halaman buku yang dibacanya pada saat
bersamaan. Namun bukan itu yang menarik perhatian David. Melainkan karena gadis
itu memiliki postur tubuh yang mungil, pun dengan wajah manis memikat.
Tak
dapat dipungkiri, ketertarikan David pada gadis itu terus terbayang bahkan
sampai ia masuk ke ruang kelas dan memulai mata kuliah. Namun, apa yang
terjadi? Gadis mungil dengan wajah manis yang ia temui di kantin beberapa waktu
lalu rupanya satu kelas dengannya. Hal
ini ia ketahui saat gadis tersebut dengan langkah ragu masuk ke dalam kelas dan
duduk dengan jarak beberapa deret bangku di depannya. Konsentrasi David pun
terpecah menjadi dua, antara dosen yang sedang mengajar dengan gadis misterius
yang berhasil mencuri hatinya tersebut.
Amelia,
begitulah gadis itu memperkenalkan dirinya kepada David…
AMELIA:
Amelia
sangat tidak menduga, bahwa seisi kelas hari ini akan menertawakan ulahnya.
Saat mata kuliah sedang berlangsung, Amelia tak kuasa menahan cegukan yang
berlangsung secara terus menerus. Bunyinya yang cukup keras, rupanya berhasil
mengundang tawa dan rasa heran dari teman-teman kuliahnya, tak terkecuali
dosen. Akhirnya, Amelia pun diberi waktu untuk keluar sejenak dan mencari minum
guna meredakan cegukannya tersebut.
Di
kantin, ketika ia sedang membeli minum, tanpa disadari seorang pria yang cukup
tampan menghampirinya. Sejenak Amelia ingat bahwa pria tersebut adalah rekan
sekelasnya, yang juga dikenal cukup tajir. Tapi Amel sangat tidak menduga,
karena pria tampan dan tajir yang duduk di depannya itu ternyata sangat ramah
juga asyik. Bahkan tak segan-segan, ajakan untuk jalan pun ia lontarkan kepada
Amelia secara langsung. Tentu saja, pipi Amelia seketika bersemu merah
mendengar ajakan pria tersebut.
Alex,
begitulah orang-orang memanggilnya, begitu pun dengan Amelia….
***
“Namun
yang namanya cinta, yang mengatur bukanlah otak, melainkan hati.”
Hlm.
52
“Aku
berjanji untuk selalu membahagiakanmu, menjagamu. Aku berjanji tidak akan
menyakitimu. Asalakan kamu mau membuka hatimu untukku.”
Hlm.
155
Lewat
I am Yours, aku diajak untuk berkenalan dengan tulisan dari Kezia Evi Wiadji.
Sebenarnya nama penulis yang satu ini memang sudah tidak asing bagiku, namun
baru kali ini aku bisa mendapat kesempatan untuk membaca salah satu buku
tulisannya. So, I say thanks very much to
Bhuana Ilmu Publisher!
I
am Yours adalah sebuah novel yang begitu mengedepankan unsur romantisisme.
Unsur romantisisme di buku ini dihadirkan lewat sebuah kisah cinta segitiga. Bagi
kalian yang sudah baca buku ini, mungkin kalian akan setuju kalau kisah cinta
segitiga di buku ini bisa diklasifikasikan dalam dua bagian. Bagian yang
pertama; antara Amelia-David-Alex, dan bagian kedua yaitu; Amelia-David-Daniel.
Karena ada satu dan lain hal, tokoh Alex ditiadakan pada saat memasuki
pertengahan, dan kemudian digantikan oleh tokoh Daniel yang kembali menciptakan
sebuah kisah cinta segitiga. Kedua bagian ini pun menurutku sama-sama memiliki
porsi yang seimbang. Namun chemistry yang terjalin antara David dan Amelia,
terutama di bagian kedua kurang kuat. Yah, aku sih memaklumi, karena buku ini
ceritanya tentang cinta segitiga. Jadi fokus cerita tidak hanya ke dua orang
saja, namun juga ke satu orang lain.
Seperti
dengan adanya Alex di bagian pertama yang secara tidak langsung ikut mengurangi
chemistry antara Amelia dan David. Tapi terlepas dari itu, aku suka cara
penulis menyusun konsep ceritanya. Mulai dari prolog dan epilog-nya yang saling
berkaitan. Juga twist yang banyak penulis hadirkan pada saat menjelang ending
sampai akhir. Sepintas, jadi mengingatkanku dengan buku-buku Tere Liye yang
kerap dibumbui twist-twist memukau dan mampu memutarbalikkan dugaan pembaca
sebelumnya. Hal lain yang aku suka adalah tokohnya memiliki keterkaitan yang
sangat tidak kita duga. Membuat cerita yang awalnya terkesan mudah ditebak,
jadi malah menarik untuk terus diikuti.
Untuk
segi karakter atau penokohan, tokoh Amelia berhasil dibangun dengan karakter
yang khas. Perempuan simple yang tidak terlalu protektif terhadap gaya
berpenampilan. Tipe wanita yang ‘bodo amat’ dalam ngambil keputusan, hehe.
Tokoh lainnya yang aku sukai sebenarnya adalah Sandra, namun setelah tahu apa
yang ia lakukan, seketika aku kecewa. Sukanya sih sebenarnya cuma karena awalnya
aku mengira ia adalah sosok sahabat yang asyik dan menyenangkan. Kemudian,
untuk alur ceritanya, menurutku sangat
mudah diikuti, karena ceritanya pun sederhana dan ringan sekali. Secara
keseluruhan, buku ini beralur maju. Tapi sayangnya terlalu cepat, aku bahkan
sampai merasa tidak ada kesan yang mendalam setelah membaca buku ini. Permainan
emosinya pun cenderung biasa dan tidak ada yang benar-benar menusuk buatku,
huhuuu..
Sebenarnya,
ada beberapa hal yang ingin aku sampaikan terkait ketidakpuasanku dengan buku
ini. Pertama, saat penulis menyebut bahwa ayah David berada di Madiun, automatically aku langsung excited saat itu. Berharap penulis turut
menyelipkan latar Kota Madiun ke dalamnya untuk beberapa bagian cerita. Tapi
sayangnya tidak, padahal aku pengin banget dengan adanya itu. Kota yang menjadi
tempat tiga tahun SMA-ku, hihihi. Kemudian, aku rasa, sebaiknya buku ini turut
diisi dengan kalimat-kalimat yang quotable,
biar terasa manis dan romantis gitu. Sekaligus bisa dijadikan alternatif bagi
penulis untuk menguatkan chemistry tokohnya.
Secara
keseluruhan, novel I am Yours memiliki cerita yang manis, ringan dan mudah
untuk diikuti. Keuntungan lain, buku ini juga cocok dibaca di waktu luang jika
kamu sedang butuh hiburan. Lewat tulisan Kak Evi ini, kamu juga akan diajarkan bahwa salah
satu permasalahan terbesar dalam hidup adalah menentukan pilihan. Semoga dengan
membaca buku ini kamu bisa dituntun untuk lebih dalam mengambil
keputusan/pilihan. Selamat membaca!
Terima
kasih!
***
“Buat
apa aku hidup kaya tapi tanpa cinta. Aku tidak peduli kalau harus kerja keras,
hidup sederhana, asalkan aku bersamamu. Aku ingin selamanya hidup dan menua
bersamamu, sampai akhir hayat kita. A-aku… mencintaimu….”
Hlm.
264
Saya sudah baca novel ini, hanya saya posting di blog yang lama. Dan yang saya komentarin pada eksekusi cerita yang kurang mantap. Siapa tau kamu mau baca juga Bintang resensi versi saya :
BalasHapushttp://bukuguebaca.blogspot.co.id/2015/08/resensi-i-am-yours-by-kezia-evi-wiadji.html
Sudah berkunjung ya, Mas :))
Hapuspenasaran endingnya. hehehe,, btw sesekali mampir jg yah d blgku, cara reviewnya aku suka. aq newbiew siapa tw ad saran, thankyu :)
BalasHapusOk, secepatnya mampir yaaa
Hapus