Minggu, 16 Oktober 2016

[Book Review] I am Yours - Kezia Evi Wiadji


Judul : I am Yours
Penulis : Kezia Evi Wiadji
Cetakan : Kedua, Oktober 2014
Tebal : 270 hlm
Kategori : Novel
ISBN 10 : 602 – 249 – 580 – 6



Blurb:

Alex: Loe milik gue & selamanya akan menjadi milik gue

David: Aku mencintaimu sejak pertama kali melihatmu

Daniel: Dia cantik. Dia berbeda. Dia sungguh istimewa

Amelia: Seandainya aku bebas menentukan pilihan hidupku

Kisah tentang cinta yang terkhianati.

Kisah tentang hati yang patah.

Kisah tentang harapan yang tak kunjung padam.

Kisah tentang ketidakpastian dan janji yang harus ditepati.

Haruskah Amelia menentukan pilihannya sendiri?

Atau justru takdir yang mengambil alih…

***

DAVID:

David pertama kali bertemu dengannya adalah ketika jam makan siang di kantin kampus. Di salah satu kursi kantin yang kosong, gadis itu menyantap makan siangnya seorang diri. Tangan kanannya sibuk menyuapkan makanan ke dalam mulut, sedangkan tangan kirinya sibuk membolak-balikkan halaman buku yang dibacanya pada saat bersamaan. Namun bukan itu yang menarik perhatian David. Melainkan karena gadis itu memiliki postur tubuh yang mungil, pun dengan wajah manis memikat.

Tak dapat dipungkiri, ketertarikan David pada gadis itu terus terbayang bahkan sampai ia masuk ke ruang kelas dan memulai mata kuliah. Namun, apa yang terjadi? Gadis mungil dengan wajah manis yang ia temui di kantin beberapa waktu lalu  rupanya satu kelas dengannya. Hal ini ia ketahui saat gadis tersebut dengan langkah ragu masuk ke dalam kelas dan duduk dengan jarak beberapa deret bangku di depannya. Konsentrasi David pun terpecah menjadi dua, antara dosen yang sedang mengajar dengan gadis misterius yang berhasil mencuri hatinya tersebut.

Amelia, begitulah gadis itu memperkenalkan dirinya kepada David…

AMELIA:

Amelia sangat tidak menduga, bahwa seisi kelas hari ini akan menertawakan ulahnya. Saat mata kuliah sedang berlangsung, Amelia tak kuasa menahan cegukan yang berlangsung secara terus menerus. Bunyinya yang cukup keras, rupanya berhasil mengundang tawa dan rasa heran dari teman-teman kuliahnya, tak terkecuali dosen. Akhirnya, Amelia pun diberi waktu untuk keluar sejenak dan mencari minum guna meredakan cegukannya tersebut.

Di kantin, ketika ia sedang membeli minum, tanpa disadari seorang pria yang cukup tampan menghampirinya. Sejenak Amelia ingat bahwa pria tersebut adalah rekan sekelasnya, yang juga dikenal cukup tajir. Tapi Amel sangat tidak menduga, karena pria tampan dan tajir yang duduk di depannya itu ternyata sangat ramah juga asyik. Bahkan tak segan-segan, ajakan untuk jalan pun ia lontarkan kepada Amelia secara langsung. Tentu saja, pipi Amelia seketika bersemu merah mendengar ajakan pria tersebut.

Alex, begitulah orang-orang memanggilnya, begitu pun dengan Amelia….

***

“Namun yang namanya cinta, yang mengatur bukanlah otak, melainkan hati.”
Hlm. 52

“Aku berjanji untuk selalu membahagiakanmu, menjagamu. Aku berjanji tidak akan menyakitimu. Asalakan kamu mau membuka hatimu untukku.”
Hlm. 155

Lewat I am Yours, aku diajak untuk berkenalan dengan tulisan dari Kezia Evi Wiadji. Sebenarnya nama penulis yang satu ini memang sudah tidak asing bagiku, namun baru kali ini aku bisa mendapat kesempatan untuk membaca salah satu buku tulisannya. So, I say thanks very much to Bhuana Ilmu Publisher!

I am Yours adalah sebuah novel yang begitu mengedepankan unsur romantisisme. Unsur romantisisme di buku ini dihadirkan lewat sebuah kisah cinta segitiga. Bagi kalian yang sudah baca buku ini, mungkin kalian akan setuju kalau kisah cinta segitiga di buku ini bisa diklasifikasikan dalam dua bagian. Bagian yang pertama; antara Amelia-David-Alex, dan bagian kedua yaitu; Amelia-David-Daniel. Karena ada satu dan lain hal, tokoh Alex ditiadakan pada saat memasuki pertengahan, dan kemudian digantikan oleh tokoh Daniel yang kembali menciptakan sebuah kisah cinta segitiga. Kedua bagian ini pun menurutku sama-sama memiliki porsi yang seimbang. Namun chemistry yang terjalin antara David dan Amelia, terutama di bagian kedua kurang kuat. Yah, aku sih memaklumi, karena buku ini ceritanya tentang cinta segitiga. Jadi fokus cerita tidak hanya ke dua orang saja, namun juga ke satu orang lain.

Seperti dengan adanya Alex di bagian pertama yang secara tidak langsung ikut mengurangi chemistry antara Amelia dan David. Tapi terlepas dari itu, aku suka cara penulis menyusun konsep ceritanya. Mulai dari prolog dan epilog-nya yang saling berkaitan. Juga twist yang banyak penulis hadirkan pada saat menjelang ending sampai akhir. Sepintas, jadi mengingatkanku dengan buku-buku Tere Liye yang kerap dibumbui twist-twist memukau dan mampu memutarbalikkan dugaan pembaca sebelumnya. Hal lain yang aku suka adalah tokohnya memiliki keterkaitan yang sangat tidak kita duga. Membuat cerita yang awalnya terkesan mudah ditebak, jadi malah menarik untuk terus diikuti.

Untuk segi karakter atau penokohan, tokoh Amelia berhasil dibangun dengan karakter yang khas. Perempuan simple yang tidak terlalu protektif terhadap gaya berpenampilan. Tipe wanita yang ‘bodo amat’ dalam ngambil keputusan, hehe. Tokoh lainnya yang aku sukai sebenarnya adalah Sandra, namun setelah tahu apa yang ia lakukan, seketika aku kecewa. Sukanya sih sebenarnya cuma karena awalnya aku mengira ia adalah sosok sahabat yang asyik dan menyenangkan. Kemudian, untuk alur ceritanya, menurutku  sangat mudah diikuti, karena ceritanya pun sederhana dan ringan sekali. Secara keseluruhan, buku ini beralur maju. Tapi sayangnya terlalu cepat, aku bahkan sampai merasa tidak ada kesan yang mendalam setelah membaca buku ini. Permainan emosinya pun cenderung biasa dan tidak ada yang benar-benar menusuk buatku, huhuuu..

Sebenarnya, ada beberapa hal yang ingin aku sampaikan terkait ketidakpuasanku dengan buku ini. Pertama, saat penulis menyebut bahwa ayah David berada di Madiun, automatically aku langsung excited saat itu. Berharap penulis turut menyelipkan latar Kota Madiun ke dalamnya untuk beberapa bagian cerita. Tapi sayangnya tidak, padahal aku pengin banget dengan adanya itu. Kota yang menjadi tempat tiga tahun SMA-ku, hihihi. Kemudian, aku rasa, sebaiknya buku ini turut diisi dengan kalimat-kalimat yang quotable, biar terasa manis dan romantis gitu. Sekaligus bisa dijadikan alternatif bagi penulis untuk menguatkan chemistry tokohnya.

Secara keseluruhan, novel I am Yours memiliki cerita yang manis, ringan dan mudah untuk diikuti. Keuntungan lain, buku ini juga cocok dibaca di waktu luang jika kamu sedang butuh hiburan. Lewat tulisan Kak Evi  ini, kamu juga akan diajarkan bahwa salah satu permasalahan terbesar dalam hidup adalah menentukan pilihan. Semoga dengan membaca buku ini kamu bisa dituntun untuk lebih dalam mengambil keputusan/pilihan. Selamat membaca!

Terima kasih!

***

“Buat apa aku hidup kaya tapi tanpa cinta. Aku tidak peduli kalau harus kerja keras, hidup sederhana, asalkan aku bersamamu. Aku ingin selamanya hidup dan menua bersamamu, sampai akhir hayat kita. A-aku… mencintaimu….”
Hlm. 264


4 komentar:

  1. Saya sudah baca novel ini, hanya saya posting di blog yang lama. Dan yang saya komentarin pada eksekusi cerita yang kurang mantap. Siapa tau kamu mau baca juga Bintang resensi versi saya :

    http://bukuguebaca.blogspot.co.id/2015/08/resensi-i-am-yours-by-kezia-evi-wiadji.html

    BalasHapus
  2. penasaran endingnya. hehehe,, btw sesekali mampir jg yah d blgku, cara reviewnya aku suka. aq newbiew siapa tw ad saran, thankyu :)

    BalasHapus