Judul : Forever And Always
Penulis: Jenny Thalia Faurine
Tahun terbit: 2016
Tebal : 218 hlm
Penerbit : Elex Media Komputindo
Kategori : Novel
ISBN : 978 – 602 – 02 – 7968 – 8Bisa dibeli di : bukupedia.com |
Blurb:
Aku
selalu menatap kamu dari dulu lebih dari yang seharusnya sehingga aku terluka
sendirian.
JIka
aku sudah bisa hidup tanpa menatapmu, haruskah aku kembali menatapmu?
Aku bukan seseorang yang suka
menyakiti diriku sendiri, Ren.
Dan ternyata mencintai seseorang
lebih menyakitkan dibandingkan yang selama ini mereka duga. Seva dan Ren, dua
orang teman lama yang tak pernah bertemu sejak lima tahun lalu, sore itu
akhirnya mereka dipertemukan kembali.
Ada cerita di antara mereka yang
belum usai. Perpisahan tak selalu jadi garis akhir sebuah hubungan.
***
Jika
aku bisa menemukanmu,
Jika
aku bisa membatalkan semua yang telah lalu,
Jika
saja aku bisa……
Namun,
kenyataannya begini.
Kau
pergi karena aku dan kini kutemukan kau kembali.
Tapi
masih bolehkah kuberharap,
Kalau
perasaanmu di masa lalu masih sama seperti saat ini?
Tempat
penuh kenangan itu kembali mempertemukan Seva dan Ren. Setelah dipisahkan oleh
satu kenyataan yang menyakitkan 5 tahun lalu, kini mereka dipertemukan lagi dengan
tidak sengaja di Coffe Meter. Sebuah tempat dimana mereka sering menghabiskan
waktu berdua di masa lalu.
Ya,
masa lalu. Adalah masa di mana Seva dan Ren memulai semuanya. Berawal dari
bangku sekolah, Ren mulai mengenal Seva. Seorang siswi pendiam dan tertutup
yang mampu menarik perhatiannya. Seperti yang terjadi pasangan lawan jenis
lainnya, mereka mulai menjalin hubungan. Bukan, mereka bukan sepasang kekasih.
Melainkan sahabat, setidaknya itulah anggapan Ren selama ini. Tak bisa
dipungkiri, Seva justru memiliki anggapan lain yang berbanding terbalik dengan
Ren. Seva menginginkan kebersamaan selamanya. Seva menginginkan hubungan yang
lebih. Seva menginginkan perasaan ‘itu’.
Namun
rupanya, tidak semuanya yang indah akan berakhir indah pula. Dan, tidak semua
yang diinginkan akan bisa diraih dengan mudah. Kira-kira begitulah kenyataan
hidup yang harus diterima Seva. Baginya, mengharap cinta Ren adalah sebuah
kemustahilan. Hingga akhirnya, insiden pada malam itu datang dan menghancurkan
segalanya. Jika dikenang sekarang, masa lalu itu hanya akan menorehkan luka yang
lebih dalam lagi. Jadi, tidak ada pilihan yang lebih baik lainnya, selain…
berpisah.
Pertanyaannya:
Apa yang terjadi di masa lalu?
***
“Lebih
mudah hidup dengan orang yang mencintai kita dibanding dengan yang kita cintai.”
Hlm.
90
“Cinta
ini masih ada. Tapi maaf, takkan pernah ada kisah antara kita.”
Hlm.
213
Akhirnya
review buku ini tayang juga setelah 7 hari penuh aku dan Mba Kitty juga Agnes melakukan Baca Bareng di Twitter. Sangat
senang dan seru banget sih rupanya bisa jadi host Baca Bareng untuk pertama
kalinya. Apalagi dapat buku yang juga pas di hati. Seminggu penuh nggak kerasa
banget. Thanks buat penulis—Kak Jenyy—dan Mbak Kiky yang udah kasih kesempatan.
Sungkem atu-atu, hehe.
Forever
and Always adalah buku pembuka di seri Forever Series. Rencananya, di seri ini
akan ada 3 buku yang akan akan terbit. Dua buku lain yang masih dalam proses
penulisan adalah Now and Forever dan Be My Forever. Pertama kali membaca buku
karya Kak Jenny, agaknya aku sudah bisa menyimpulkan seperti apa gaya menulis
kakak yang satu ini. Cukup baper ya ternyata, dan dari Kak Jenny kita bisa
menyimpulkan bahwa suasana juga menjadi penentu tulisan yang kita tulis,
hahaha. *candaa.
Forever
And Always dibuka dengan adegan pertemuan kembali antara sepasang sahabat: Ren
dan Seva. Bukan tanpa alasan mereka berpisah, tapi ada 1 fakta mengejutkan di
balik perpisahan mereka itu. Di pembuka ini, Kak Jenny berhasil mengundang rasa
penasaran pembaca untuk menebak kira-kira apa yang terjadi di masa lalu mereka.
Ini adalah poin plus bagiku untuk Forever And Always. Kenapa? Karena di sini
penulis berhasil memengaruhi pembaca untuk terus membacanya dan mencari jawaban
atas rasa penasaran mereka. Didukung dengan pemilihan diksi dan susunan kalimat
yang mudah dipahami, juga dengan tampilan layout yang menarik, buku ini sangat
menjamin untuk dibaca dalam sekali duduk.
Konteks
maupun konflik yang diangkat juga cukup ringan, tapi menarik. Benar kata Agnes,
meski ide ceritanya terbilang mainstream, tapi itu semua seolah terabaikan saat
penulis mampu menghadirkan setiap konflik dengan begitu real dan mampu mengaduk
emosi pembaca. Meski alur ceritanya juga dibuat cepat, dan banyak adegan yang
di-skip, tapi tetap saja, keseruan cerita buku ini tidak berkurang. Seperti
yang sudah aku bilang saat Baca Bareng kemarin, justru magnet Forever And
Always ini terletak pada konflik ceritanya yang mampu menguras emosi, surprise
dan twist-nya yang tak terduga, dan penokohannya yang sangat dominan. Menurutku
buku ini mampu mengoneksi pikiran pembaca dengan cerita di dalamnya. Keren!!!
Selain
itu, setiap memasuki awal bab, penulis sudah menyajikan sebait puisi yang
mungkin sangat mewakili perasaan kita. Tak jarang itu membuat kebanyakan orang
jadi ‘baper’. Padahal mah belum apa-apa, baru mau masuk Bab 1, hahaha. Baper
lagi kalau baca surat Seva untuk Ren yang ada di pembuka. Hmmm… penulis memang
benar-benar jempol deh. Ibarat olahraga, ini sungguh pemanasan yang luar biasa,
wkwkwk. Menjelang ending, banyak sekali
surprise tak terduga yang dihadirkan penulis. Benar-benar mengacau emosi. Tidak
sesuai dengan tebakanku euuyy, penulis rupanya malah membawa kita ke satu
kenyataan yang memang ‘nggak disangka’ banget.
Dari
semua tokoh yang ada, Kegan yang paling favorit. Hmm.. dia tuh, gimana ya…
nggak nyangka aja ada cowok kayak dia. Pengin jadi kek gitu, nggak pantang
menyerah, meski akhirnya.. ya gitulah. Tapi aku suka, dia selalu berpegang
teguh dengan keyakinannya. Ada satu part yang bikin aku tersentuh banget karena
perbuatan Kegan ini. Hmm tulis ngga ya? Nggak deh, hehe. Pokoknya, saat
kejadian itu, aku pengin banget nepuk-nepuk pundak dia sambil bilang ‘Sabar ya,
Bro. Lo udah hebat. Mau berjuang! Keren, semoga lo tetap berambisi untuk
memperjuangkan keinginan lo. Buktiin Kegan!’. Hmm, semoga aja di Bab 2 nanti,
apa yang aku harapkan dari kisah hidup Kegan benar-benar terealisasikan ya.
Yaaa Kak Jenny yaaa??? Pliss aku penginnya Seva ama Kegan, hihi.
Baik,
sebagai penutup, aku ingin kasih 5 jempol untuk Forever And Always….
Untuk
Kak Jenny, ditunggu ya Now and Forever dan Be My Forever-nya. Jangan patah hati
terus, hahahaha. Kenapa aku suka ngomongin hal yang satu ini ya? Wkwkwk,
okelah. Intinya, ditunggu sekuelnya.
Terima
kasih!
***
“Terkadang
kalimat ‘aku mencintaimu’ bukan berarti kita akan bersama, tapi lebih kepada
perpisahan yang nyata adanya. Di hadapan kita.”
Hlm.
212
Tidak ada komentar:
Posting Komentar