Judul : Test Pack
Penulis : Ninit Yunita
Cetakan : Ketiga, Oktober 2005
Tebal : xiv + 230 hlm
Penerbit : Gagas Media
Kategori : Novel
ISBN : 979 – 3600 – 96 – 9 |
Blurb:
Sebagian
dari kita mungkin ada yang mencintai seseorang karena keadaan sesaat. Karena
dia baik, karena dia pintar, even mungkin karena dia kaya.
Tidak pernah
terpikir apa jadinya, kalau dia mendadak jahat, mendadak tidak sepintar dahulu,
atau mendadak miskin.
Will
you still love them, then?
That’s
why you need commitment
Don’t
love someone because of what/how/who they are
From
now on, start loving someone
Because
you want to.
***
“Nikah
sama kamu udah bikin saya bahagia. I couldn’t ask for more. Punya anak atau
nggak, jadi urusan terakhir. Nggak terlalu penting.”
Hlm. 10
“I
always tell you how much I love you. I don’t need flowers to say it.”
Hlm. 95
Sebenarnya
novel Test Pack udah nggak asing banget di telingaku. Selain karena memang
bukunya yang bagus, juga karena buku ini sudah diapatasi ke layar lebar. Sebenarnya,
aku juga nggak tau sih apa yang sebenarnya ingin aku tuliskan di review singkat
ini. Karena sepanjang cerita, aku sangat menikmati permainan alur dan kisah
yang dilakonkan oleh masing-masing tokohnya. Jadi, mungkin yang ingin aku bahas
kali ini cuma kelebihan atau kesan yang aku dapatkan dari buku ini saja. Dan
rasanya, aku tidak seperti menulis resensi di sini, melainkan cuma untuk
memamerkan betapa kerennya novel ini. Sumpah, jauh banget dari yang namanya ‘resensi’
heheh.
Pertama,
novel ini berhasil mengangkat kegelisahan yang banyak dialami oleh sepasang
suami istri di negara kita ini. Dan mungkin juga berjuta pasangan lain di
penjuru dunia. Susah hamil dan mendapat anak adalah premis yang Kak Ninit
angkat di novel ini. Begitu sederhana memang, tapi lewat kemahiran tangan si
penulis, ide cerita yang begitu sederhana ini mampu tersampaikan secara baik,
utuh, dan dapat menyalurkan makna yang tersirat di dalamnya. Duh, gimana ya,
aku rasa novel ini benar-benar lengkap isinya. Mulai dari beberapa usaha yang
dilakukan pasutri dalam mendapatkan anak, sikap mereka yang menunjukkan keirian
saat melihat orang lain bisa hamil, bahkan sampai usaha mereka untuk
mempertahankan hubungan yang bisa dibilang tidak mudah ini.
Kemudian, selain mengundang rasa
simpati dan tak jarang juga memancing kesedihan, Kak Ninit juga berhasil membuat pembacanya senyam senyum sendiri
karena banyak adegan manis nan romantis yang…. aduhai banget deh. Apalagi pas
menjelang ending-nya, ya tuhaannn… aku hampir aja nangis, hahahaha. Sumpah,
sukak banget sama novel ini dari awal sampai akhir. Top Markotop deh pokoknya
buat tulisan dari istri Kang Adhitya Mulya ini, hehehe. Nah berhubung otakku
juga buntu mau nulis apa, dan nggak ada apa pun yang ingin aku komenin dari
novel ini, jadi udahan dulu ya. Yang penting intinya: really like this book!
Ok, aku ingin merekomendasikan
buku ini kalian—terutama pasangan suami istri—yang sedang dihadapkan pada
permasalahan susah memiliki anak. Yang penting, jangan sekali pun mengambil
jalan pisah/cerai. Semua masih bisa disikapi dengan cara yang lebih baik kok.
Jika Kakang Rahmat dan Neng Tata aja bisa, kenapa kalian tidak?
***
“I
love you because I want to. That’s a powerfull sentences. Right there.”
Hlm. 225
Belum kesampean juga baca novel ini. Aku seringnya baca tulisan suami Mbak Ninit xD
BalasHapusLahh, aku malah kebalikannya. Udah baca bukunya Teh Ninit, tapi malah pengin baca buku suaminya, hehehe.
Hapushaha kebalikk, cuma dua sih yg Jomblo ama Sabtu Bersama Bapak ckck
BalasHapus