Judul : A Very Yuppy Wedding
Penulis : Ika Natassa
Cetakan : Kedua, Januari 2008
Tebal : 288 hlm
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Kategori : Novel Metropop
ISBN : 978 – 979 – 22 – 3181 – 6 |
Blurb:
The life of a business banker is 24/7, dan bagi
Andrea, banker muda yang tengah meniti tangga karier di salah satu bank
terbesar di Indonesia, rasanya ada 8 hari dalam seminggu. Power lunch, designer
suit, golf di Bintan, dinner dengan nasabah, kunjungan ke proyek debitur,
sampai tumpukan analisis feasibility calon nasabah, she eats them all. Namun di
usianya yang meninjak 29 tahun, Andrea mungkin harus mengubah prioritasnya,
karena sekarang ada Adjie, the most eligible bachelor in banking yang akan
segera menikahinya. So she should be smiling, right?
Not really. Tidak di saat ia harus memilih antara jabatan baru dan pernikahan, menghadapi wedding planner yang demanding, calon mertua yang perfeksionis, target bank yang mencekik, dan ancaman denda 500 juta jika ia melanggar kontrak kerjanya. Dan tidak ada Manolo Blahnik atau Zara atau Braun Buffel yang bisa memaksanya tersenyum di saat ia mulai mempertanyakan apakah semua pengorbanan karier yang telah ia berikan untuk Adjie tidak sia-sia, ketika ia menghadapi kenyataan bahwa tunangan sempurnanya mungkin berselingkuh dengan rekan kerjanya sendiri.
Welcome to the world of Andrea Siregar, the woman with the most rational job on the planet as she is making the most irrational decisions in her own personal life.
Not really. Tidak di saat ia harus memilih antara jabatan baru dan pernikahan, menghadapi wedding planner yang demanding, calon mertua yang perfeksionis, target bank yang mencekik, dan ancaman denda 500 juta jika ia melanggar kontrak kerjanya. Dan tidak ada Manolo Blahnik atau Zara atau Braun Buffel yang bisa memaksanya tersenyum di saat ia mulai mempertanyakan apakah semua pengorbanan karier yang telah ia berikan untuk Adjie tidak sia-sia, ketika ia menghadapi kenyataan bahwa tunangan sempurnanya mungkin berselingkuh dengan rekan kerjanya sendiri.
Welcome to the world of Andrea Siregar, the woman with the most rational job on the planet as she is making the most irrational decisions in her own personal life.
***
“Katanya
mau nikah sama dia, tapi nggak berani jujur sama dia, nggak berani denger
pendapatnya. Mau jadi apa pernikahan lo nanti, kalau untuk hal-hal begini saja
elo harus bohong?
Hlm.
158
Bekerja
dalam satu Bank yang sama, mau tak mau membuat Andrea dan Adjie harus
merahasiakan tentang hubungan mereka. Perdana—sebuah Bank tempat mereka bekerja—memang
memiliki aturan yaitu: sesama pegawai dilarang untuk menjalin hubungan,
pacaran, bahkan menikah. Jika aturan tersebut dilanggar, maka yang bersangkutan
akan dikenai denda sebesar 500 juta. Jadi sebisa mungkin, Andrea dan Adjie
sama-sama tutup mulut dan tidak menunjukkan kemesraan di tempat kerja mereka.
Bahkan saat Ajeng masuk menjadi rekan kerja Adjie yang baru.
Adjie
memang tampan, tak heran apabila banyak perempuan yang suka curi-curi pandang
atau bahkan berterus terang bahwa mereka menyukai Adjie. Sama halnya dengan
Ajeng. Siang itu, saat lunch bersama
Andrea dan Tania, secara gamblang Ajeng bilang bahwa ia menyimpan perhatian
khusus terhadap Adjie. Otomatis, Andrea yang mendengar pengakuan Ajeng saat itu
langsung naik pitam. Tapi apa boleh buat? Jika Andrea marah dan bilang bahwa
Adjie adalah kekasihnya, itu berarti sama saja ia membocorkan rahasia besarnya
kepada orang seluruh kantor, dan ujung-ujungnya ia kena denda. Apalagi Ajeng
anak baru, belum bisa dipercaya.
Meski
menjalani backstreet, tapi rupanya
hubungan ‘gelap’ Adjie-Andrea masih tetap tetap berjalan. Bahkan, baik Adjie
mau pun Andrea sudah saling sowan ke keluarga masing-masing. Seperti halnya
pada malam itu, mereka tengah berada dalam kemeriahan suasana pesta pernikahan
Praka, sepupu Adjie. Hal ini sekaligus menjadi momen pertama bagi Andrea untuk
mengenal lebih jauh tentang keluarga besar Adjie. Tapi sayang sekali, Andrea
tidak menyadari bahwa malam itu adalah skenario terburuk dalam hidupnya. Saat
Ibu Adjie mengajaknya untuk berkenalan dengan sahabat lamanya, Andrea seketika
merasa lemas. Rupanya, sahabat lama Ibu Adjie tersebut adalah Bu Karen—Bos Andrea
dan Adjie di Perdana.
Setelah
bersusah payah merahasiakan hubungannya dengan Adjie selama ini, kenapa
semuanya harus terbongkar dengan cara seperti ini? Andrea seketika merasa
nasibnya sedang berada di ujung tanduk, begitu pula dengan Adjie. Ia tidak
mengira sedikit pun akan kehadiran Bu Karen di pesta pernikahan sepupunya. Lantas,
bagaimanakah kelanjutan hubungan Adjie dan Andrea setelah menghadap di meja Bu
Karen hari Senin nanti?
Pada
akhirnya, satu keputusan besar harus diambil. Seperti apakah keputusan itu?
***
“Pernikahan
itu bukan cuma buat menghalalkan hubungan seks, Dre, tapi untuk menyatukan
pandangan dan pemikiran, serta saling melengkapi.”
Hlm.
158
“Kalau
elo nggak cinta sebesar itu, nggak mungkin elo melakukan semuanya untuk dia.”
Hlm.
261
A
Very Yuppy Wedding adalah buku kedua Ika Natassa yang aku baca. Tetap suka sih
dengan cara bercerita si penulis, tapi aku rasa Critical Eleven masih belum
bisa tergeser. Baik, yang pertama, jika dilihat dari sei premis atau pun ide
dasar cerita, A Very Yuppy Wedding tergolong buku yang berangkat dari pondasi
yang sangat sederhana. Kurang lebih tentang backstreet
dengan segala konflik yang sering terjadi di dalamnya. Tapi melalui tangan
penulis yang hebat, ide cerita sederhana ini berhasil dihadirkan dengan begitu
menarik disertai nuansa metropopnya yang sangat kental. Selain itu, apa saja
keistimewaan dan mungkin juga kekurangan yang dimiliki buku ini?
Pertama,
dunia kerja menjadi background
kehidupan para tokohnya—dunia banking dan perbankan. Yang perlu diacungi
jempol, dunia kerja yang coba diangkat penulis tidak terkesan tempelan atau
sekilas saja, melainkan berhasil dimasukkan secara menyeluruh dan dieksplor
dengan utuh. Mengingat Kak Ika sendiri juga berasal dari lingkungan tersebut. Sedikit
banyak membuat kita tahu tentang rutinitas orang bank. Dan mungkin juga akan
membuat banyak orang berpikir ulang, terutama bagi mereka yang ingin masuk ke
dunia banking. Kenapa begitu? Karena selain sisi positif yang coba penulis
deskripsikan dari menjadi seorang pegawai bank, ada juga beberapa ketidaknyamanan
yang coba penulis utarakan. Seperti lembur yang tak beraturan, rapat/meeting sampai dini hari, pencapaian
target, dan lain-lain. Aku sangat suka sekali Kak Ika Natassa mengusung dunia
kerja banking di bukunya ini.
Kedua,
seperti yang aku bilang tadi, nuansa metropop di buku ini sungguh terasa sekali.
Selain didukung dari dunia banking yang dieksplor secara besar-besaran, melainkan
juga dari gaya hidup atau lifestyle
para tokohnya. Misal, rutinitas ala masyarakat metropolitan seperti hobi
berbelanja ke mall, lunch/dinner di
restoran, beberapa jenis massage/perawatan
yang sangat identik dengan wanita metropolis, dan segala hal yang berhubungan
dengan modernisasi kehidupan di sana-sini. Selain itu, penulis juga memasukkan western culture yang sebenarnya aku
nggak suka. Yah, seperti yang sudah aku bilang di review Kepada Gema, bahwa aku
tidak suka dengan kebiasaan budaya barat yang menyebutkan tentang wanita
perokok. Aku jadi berpikir, apakah semua wanita metropolis seperti itu?
Ketiga,
permainan konflik di buku ini sangat asyik untuk diikuti. Beberapa adegan
berhasil mengaduk emosi pembacanya. Didukung dengan alur maju dan diselingi
beberapa flashback, A Very Yuppy Wedding sangat mudah diikuti dari
awal sampai akhir cerita. Kekonsistenan karakter pada tiap tokoh juga ada dalam
buku ini. Adjie dan Andrea dengan sifat keras kepala mereka, tak jarang kerap
membuat pembaca geram atau kesal. Kadang tidak habis pikir tentang jalan
pikiran mereka. Sama-sama mencintai tapi suka saling menyalahkan. Benar-benar
rumit konfliknya, tapi memang itu yang disukai pembaca, terutama aku.
Selain
kelebihan, ada juga kekurangan, atau mungkin ketidakpuasan yang aku dapatkan
dari buku ini. Pertama, keberadaan tokoh Ajeng. Di ending, aku sempat bingung:
Ajeng ke mana perginya? Seolah hilang begitu saja. Padahal di awal si Ajeng ini
dianggap sebagai batu sandungan dari hubungan Adjie dan Andrea. Kemudian, saat
penulis melakukan flashback tentang
pertemuan pertama antara Andrea dan Radit, aku kok merasa aneh ya? Iya, aneh
aja, baru pertama ketemu, dan di tempat itu pula, tapi Radit udah ngajak dinner
dan nembak Andrea saat dinner di hari yang sama dengan pertemuan mereka itu. Jika
dipikir secara realita, sangat tidak logis sekali. Kenapa kita bisa memercayai,
bahkan mencintai orang yang baru kita kenal dalam waktu kurang dari 24 jam?
Secara
keseluruhan, buku ini tergolong buku bagus yang wajib masuk ke dalam koleksi
rak kamu. Siapa yang tak kenal Ika Natassa? Coba cek rak buku temanmu, pasti
satu atau dua buku atas nama Ika Natassa bertengger di sana. So, kamu pasti
nggak mau kalah kan? Selamat membaca!
Terima
kasih!
***
“…izinkan
aku memperbaiki semuanya, demi kamu. Aku… ya aku tahu dulu kesalahanku banyak,
Dre. Tapi aku sudah berubah. Sejahat-jahatnya dulu aku mempermalukan kamu, aku
nggak akan pernah lagi membuat kamu menangis seperti sekarang. “
Hlm.
271
“Sebelum
aku bertemu Yoko, aku dan dia belumlah manusia utuh. Pernah dengar mitos yang
menyatakan bahwa manusia itu dilahirkan hanya separuh jiwa, dan separuhnya lagi
ada di langit, di surga, atau di sisi lain jagad raya ini, atau dalam bayangan
cermin. Aku dan Yoko adalah dua bagian dari separuh yang telah bersatu.”
-John
Lennon-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar