Judul : Jomblo Bermartabat
Penulis : Cut Nursyidah Dewi
Tahun terbit : 2016
Tebal : 192 hlm
Penerbit : Bhuana Ilmu Populer
Kategori : Novel Komedi
ISBN : 9786023940318 |
Blurb:
Fiya
udah benar-benar nggak tahun bertahun=tahun ngejomblo! Dia ingin segera
melepaskan gelarnya sebagai “Jomblo Karatan”! Tapi gimana caranya dia menemukan
jodohny, sementar kalau ketemu cowok aja dia takut… Eh bukan takut sih, tapi…
nggak mau deket-deket karena dia harus mempertahankan martabatnya! Kira-kira,
gimana ya perjalanan si jomblo bermartabat dalam menemukan jodoh yang tepat?
***
“Aku
sudah muak dengan cinta! Oke, sejak saat ini kuputuskan: aku nggak akan peduli
lagi dengan segala hal yang berbau cinta-cintaan. Berkali-kali cinta
mengkhianatiku. Laki-laki datang membawa senyuman, tapi lalu pergi meninggalkan
luka di hatiku.”
Hlm. 26
“Sungguh
tragis percintaanku. Bahkan di puncak kesedihan dan ketidakpedulianku pada
makhluk berwujud cowok, keluargaku justru merong-rongku dengan pertanyaan “KAPAN
KAWIN?”
Hlm. 27
Shafiya,
seorang jomblo karatan nggak tahu harus gimana lagi untuk menjalani kisah
cintanya. Dia cantik, sayangnya tidak beruntung. Berkali-kali ia harus menerima
kekalahan atas keegoisan cowok yang mendekatinya selama ini. Berkali-kali juga
ia harus memendam kesedihan dan kekhawatiran akan status ‘perawan tua’.
Bagaimana tidak, usia Fiya sudah mendektai kepala tiga, tapi apa yang terjadi?
Dia jomblo guys, karatan lagi! Hal ini membuat keluarga Fiya ikut turun tangan.
Salah
satunya adalah Santi, kakak perempuan Fiya yang tinggal di Bojong Sari. Saat
pergi ke sana untuk menenangkan hati, tiba-tiba Fiya ditawari rencana
perjodohan oleh Santi yang betubuh bongsor itu. Bukan tanpa alasan Santi
bertindak demikian, tapi apakah seorang kakak akan tetap berdiam diri ketika melihat
adiknya hampir mati gara-gara nggak dapet jodoh? Di satu sisi, terlepas dari
rencana bodoh yang hampir membuat martabat Fiya hancur itu, ia bertemu Ricki—cowok
ganteng dan cool yang ternyata adalah
keponakannya sendiri. Memang sih, awalnya Fiya rada cuek dengan Ricki, tapi
lama kelamaan, kok dia sering deg-degan ya kalau ketemu Ricki? Dia kelewat
ganteng sih. Tapi Fiya nggak boleh kelewatan, mana mungkin ia gebetin ponakan
sendiri? Kalau begitu, martabatnya langsung jeblok, dong?
Tapi
yang namanya perasaan memang nggak bisa dibohongi, tiap kali melihat Ricki
dengan segala keeksotisannya, Fiya jadi
salah tingkah nggak karuan (dasar Tante keterlaluan). Apalagi Ricki sering main
mata dan tersenyum nakal padanya. Seketika, martabat Fiya sebagai jomblo
karatan bermartabat, runtuh seketika. Tapi meski ada tarik ulur perasaan dengan
Ricki, rupanya rencana perjodohannya masih tetap berjalan. Parahnya lagi, kini
ganti orangtua Fiya yang berperan aktif melakukan rencana ‘sinting’ itu. Hasilnya,
banyak cowok yang dikenalkan padanya. Sampai-sampai membuat HP Fiya tak pernah
absen menerima SMS dari cowok-cowok itu. Tapi saat Fiya mulai menseriusi
hubungan dengan cowok hasil perjodohan itu, lagi-lagi ia harus terluka karena
peristiwa yang sama di masa lalu terulang kembali.
Lantas,
seperti apakah perjalanan Shafiya, seorang jomblo karatan dalam menemukan calon
imamnya?
***
“Astagfirullah!
Oke, oke! Aku harus memperjelas semua ini. Dia adalah keponakanku dan aku
adalah tantenya. Dia yang notabene adalah keponakanku itu memakai kaos
bolong-bolong yang agak transparan itu dan entah mengapa aku yang notabene
adalah tantenya jadi deg-degan melihat kulit putih samar-samar di baliknya.”
Hlm. 57
“Tidak,
tidak, tidak, aku harus sadar kalau DIA ADALAH CECEKU. Ya! Harus di bold,
italic, underline! CECEKU! Jadi, nggak ada judul bagi-bagi perasaan, Oke?!”
Hlm. 85
Jomblo
Bermartabat adalah sebuah novel komedi yang ditulis oleh Cut Nursyidah Dewi.
Baru pertama kali ini sih baca buku dari si penulis, jadi saat membuka lembar
awal buku ini, aku tidak memiliki ekspektasi apa pun. Well, pada awalnya,
sempat mengira kalau buku ini cenderung membosankan sekali. Alasan terbesar
adalah karena tema yang diangkat sangat mainstream. Cerita remaja seputar
jomblo udah banyak banget di pasaran dan terkesan biasa, tapi saat membaca buku
ini, aku jadi berubah pikiran. Bahwa sebenarnya tema cerita yang sangat
biasanya pun bisa jadi mengasyikkan, tergantung kemampuan si penulis. Dan di
sini, penulis mampu menunjukkan kemampuannya itu. Jika ini adalah novel debut
dari penulis, maka terus terang aku bilang kalau debutnya ini sudah cukup baik.
Sama
seperti buku pada umumnya, Jomblo Bermartabat memiliki kelemahan juga
kelebihan. Bagaimana kalau kita bahas kelemahan buku dulu? Oke lah. Kelemahan
yang pertama, menurut pendapatku, cover buku yang di-design dengan format wedding
invitation agak kurang cocok jika disandingkan dengan genre cerita yang
diangkat. Ceritanya komedi yang terkesan kocak dan mungkin agak ‘ngawur’ dan
blak-blakan, menurutku agak kurang cocok jika dikemas dengan cover yang terlihat
agak kalem seperti itu. Jika judulnya sih tidak ada masalah, hanya saja
covernya, terlebih gambar bunga-bunganya terkesan tidak relevan dengan genre
cerita.
Kedua,
entah kenapa aku heran dengan ending-nya. Kok bisa-bisanya, ya? Jadi gini, cara
penulis membuat ending sangat tidak sebanding dengan apa yang sudah dibangun di
awal cerita. Di awal, karakter kedua tokoh utama sudah dibangun sedemikian rupa
dan cukup kuat, tapi begitu ending, semua malah berubah 180 derajat tanpa
alasan yang jelas. Dan aku rasa penulis terlalu terburu-buru menyelesaikan
ceritanya. Seharusnya kan bisa dijelaskan dulu dengan sudut padang dari kedua
tokoh bagaimana perubahan perasaan dan konflik batin mereka, agar ending bisa
diterima dengan logis.
Nah
itu tadi adalah bagian kelemahan buku. Sekarang kita beralih ke kelebihan buku
ya. Pertama, ceritanya sangat ringan, asyik untuk diikuti, dan seru banget.
Hasilnya, tidak butuh waktu lebih dari 3 jam untuk menyelesaikan membaca buku
ini. Unsur komedinya juga berhasil dimasukkan dan dibangun dengan sangat baik, yah
meski ada beberapa candaan yang menurutku agak kurang perlu sih. Aku rasa sense of comedy yang dimiliki penulis
oke juga. Kemudian, font-nya nggak
bikin mata ‘njlereng’. Eh, njelreng bahasa Indonesianya apaan, ya? Yang jelas, font-nya yang menarik membuat mata nggak cepat lelah meski baca
selama dua setengah jam tanpa henti. Selain itu ada juga sedikit ilustrasi yang
semakin memperkuat kenyataan bahwa ini adalah buku komedi. *yaiyalah*
Selain
itu aku sangat suka dengan cara penulis yang menggunakan sudut pandang orang pertama secara
begantian dari kedua tokoh Fiya dan Ricki. Dengan begini pembaca bisa dengan
jelas mengetahui bagaimana konflik batin dan perasaan dari kedua tokoh. Keuntungan
lain, cara seperti ini juga membuat pembaca bisa lebih mudah menemukan ikatan
dengan kedua tokoh, dan chemistry antar mereka pun jadi lebih kuat. Dan
seharusnya penggunaan sudut pandang kedua tokoh ini juga digunakan saat
menjelang ending, untuk mengutarakan bagaimana perasaan kedua tokoh agar tidak
terjadi perubahan yang terkesan mendadak seperti yang aku bilang tadi. Kemudian,
kelebihan lain, novel ini berhasil mempresentasikan/menyampaikan tentang
kegelisahan seorang perempuan dewasa dalam urusan jodoh. Buku ini juga sempat
menyinggung tentang konflik yang sering terjadi dalam masyarakat seperti status
‘perawan tua’ yang banyak jadi perbincangan dan berkonotasi buruk. Pembaca
benar-benar bisa merasakan bagaimana tokoh Fiya ini bimbang dan galau karena
tak kunjung mendapat calon.
Kemudian,
tokoh Fiya di sini digambarkan cukup unik loh. Jadi gini, Fiya ini cewek
muslimah, berhijab, tapi kalau lihat cowok ganteng seketika image-nya sebagai
cewek muslimah ini jadi ngga bersisa sedikit pun. Terkesan agresif dan mata
keranjang kalau ada cowok. Apalagi pas masuk Bab ‘Kaos Bolong-Bolong’, aduuuh Fiya, penampilan sama sikap nggak
cocok banget, hahahaha. Aku rasa, tokoh Fiya berhasil merepresentasikan gambaran
cewek jaman sekarang, realistis banget. Bukankah begitu? Oh ya, jika boleh
saran untuk Penerbit BIP, alangkah lebih baik jika buku dilengkapi dengan bookmark atau pembatas buku. Dengan
begitu pembaca bisa lebih mudah menemukan sampai halaman mana ia baca buku
tersebut. Selain itu, kita jadi nggak repot-repot cari pembatas lain atau
bahkan ngelipat kertas. Sayang banget kan kalau dilipat? Semoga direalisasikan
ya, hihi.
Sebelum
berakhir, secara keseluruhan cerita di Jomblo Bermartabat ini menghibur banget,
bisa dibaca dalam sekali duduk, dan bisa juga dijadiin obat galau—yah meski pun
tokoh utamanya di sini ‘ratu galau’ sih, hehe. Selain itu buku ini cocok juga
dibaca untuk kamu yang bernasib sama dengan Fiya, barangkali kamu dapat
pencerahan, hehe.
Nah
teman, itu tadi adalah review singkat dariku untuk buku Jomblo Bermartabat
karya Cut Nursyidah Dewi. Semoga berkenan.
Terima
kasih!
***
“Apa
aku benar-benar tak layak dicintai? Sampai-sampai orang yang nggak pernah
melihatku sekali pun nggak mau denganku! Lagi-lagi, pikiran tentang ‘old virgin’
alias perawan tua menghantuiku. Aku nggak sanggup membayangkan kalau aku jadi
tua sendirian… kesepian.. dan jadi cibiran… Tidaaaaaaaaaaaaaaaaaaak!”
Hlm.
117
Wah membaca hanya sekitar 3 jam untuk buku 192 halaman. hemm, cepat juga. hehehe. Dan buku ini masuk kategori YA apa teenlit ya. kayaknya kalo kosa kata lebih ke teenlit. Penasaran banget euy!
BalasHapusHeheh, kebetulan lagi ada waktu luang, jadi langsung diselesaiin Mas. Kalo diliat dari tokoh sih, nggak bisa dikatakan teenlit, mungkin lebih ke YA ya? Secara, konfliknya pun lebih kepada orang yang sedang dalam tahap pendewasaan :D
Hapus