Halo
teman pembaca!
Sudah
tahu kan kalau Ach’s Book Forum memiliki sesi blogpost baru yaitu SMARTikel?
Yupp, bisa dibilang postingan ini adalah postingan pertama yang masuk dalam
blogpost SMARTikel. Waahhh, senangnya diriku, hehe. Alhamdulillah aku masih bisa
mengembangkan konten-konten yang ada di blog kesayangan ini. Dan doanya, semoga
bisa konsisten yah!
Oya
teman, kalian tahu istilah blogger buku atau book blogger, kan? Nah setelah kemarin kita bincang-bincang soal booktuber di sesi Tanya Blogger, kali
ini di SMARTikel kita akan bicara soal book
blogger atau bloger buku. FYI,buat yang belum tahu nih, bloger buku adalah
orang yang berada di balik sebuah blog buku. Apa? Kalian nggak tahu blog buku?
Hmm okelah, blog buku adalah blog/web yang khusus menyajikan konten atau isi
yang berkaitan dengan buku (bisa review buku, kumpulan quotes dalam buku,
profil penulis, seputar dunia penerbitan, dll). Intinya, dalam blog buku tidak
ada bahasan seputar berita/info lain seperti gosip selebriti terkini, resep
masakan, lirik lagu dangdut, apalagi bahas video kontroversi Awkarin. Nggak
banget lah, ya? Yang namanya blog buku, pasti yang dibahas hanya tentang buku.
Paham?
Nah
teman, bicara soal blog dan bloger buku, kebetulan sekali nih, karena SMARTikel
pertama ini juga akan bercerita tentang bloger buku. Tapi, bukan aku yang akan
menceritakannya kepada kalian. Yakni ada satu tamu spesial yang sudah aku
undang untuk bercerita kepada kalian. Dia juga seorang bloger buku, dan kali
ini ia akan bercerita tentang pengalamannya tersebut mulai dari awal menjadi
bloger buku sampai suka duka yang ia dapat selama ini.
Pertanyaannya,
siapakah dia? Dan, apa saja yang ia ceritakan?
Please welcome,
Athaya Irfan hadir bersama cerita serunya……
Happy reading and enjoy, please!
SUMBER: DI SINI |
Halo
pembaca Ach Book Forum, salam kenal :D Senang bisa diajak bertamu ke Ach Book
Forum.
Namaku
Athaya, tapi aku lebih sering menyingkat namaku menjadi Aya (call me Aya, please!). Aku masih duduk
di bangku kuliah di Universitas Negeri Jakarta Rawamangun dan aku adalah bloger
buku. Disela keseharian kuliah, aku aktif sebagai bloger buku loh. Blog yang
aku buat sudah berjalan satu tahun lebih dan sudah berulang kali ganti nama
(karena saking banyaknya ide yang muncul di kepalaku) dan kini kupustuskan
untuk menamainya The Booch Consultant
Sejak
awal membuat blog, aku tidak berpikir akan mengubah blog tersebut menjadi
sebuah blog buku. Yang ada di pikiranku saat itu hanya ingin bercerita ke
orang-orang tentang buku yang telah aku baca. Aku yang saat itu masih kelas 2
SMA lagi gabut-gabutnya di rumah karena kakak kelas 12 sedang UN, iseng-iseng
membuat blog hanya dengan modal wifi. Anak sekolah masih ngandalin wifi baru
bisa online, hehe. Setelah blog
dibentuk, aku rupanya nggak konsisten dengan konten-konten tentang buku.
Awalnya hanya ada 1 resensi buku yang kubuat, lalu postingan selanjutnya hanya
berupa cerpen-cerpen yang kutulis sendiri.
Seiring berjalannya waktu aku mulai banyak membaca novel ketimbang
menulis cerita. Alhasil, postingan tentang bukulah yang paling banyak dimuat di
blog.
Banyak
yang bilang masa SMA adalah masa yang paling indah. YA, BENAR (Ya, aku pun setuju Kak Aya, hehe).
Untukku pribadi, masa SMA adalah waktunya membaca buku sebanyak-banyaknya. Karena,
di SMP aku belum banyak membaca novel dan belum segila sekarang. Sadar bahwa aku
mulai kecanduan baca novel dan literatur non fiksi lainnya, aku mulai
menuliskan hal-hal menarik selama membaca dalam bentuk review/resensi. Dan ternyata, di luar sana banyak lho yang punya
hobi sama seperti aku ini, membaca lalu menuliskan kesan-kesan mereka selama
membaca buku itu.
Menjadi seorang bloger buku itu
ibarat bertemu sahabat sejati. Kamu nggak akan sungkan untuk berbagi kesan dan
curhatan seputar buku yang kamu suka banget, bahkan sampai yang bikin kamu
sebal setengah mati. Melalui blog buku aku bisa jadi diri sendiri
dan merasa senang karenanya. Jujur saja, di dunia nyata seperti ini aku sulit
sekali menemukan orang-orang yang punya kecintaan terhadap buku sama seperti
yang aku rasakan. Sedih kan? Ya sudah, jadilah blog buku ini jadi teman
hidupku. Hehehe *Sambil nyanyi lagunya
Tulus – Teman Hidup*
Jadi
bloger buku menurutku sudah merupakan lifestyle,
gaya hidup untuk aku yang suka membaca tapi juga suka menulis dan bercerita. Ada
orang-orang yang menjadi bloger buku full
time dan part time. Aku termasuk
ke part time karena statusku sekarang
adalah kuliah dan mengejar mimpi. Kalau pagi sampai siang aku di kampus, baru
saat libur aku bersenang-senang dengan blogku. Waktu yang habis kupakai untuk
menulis satu review saja misalnya
minimal dua jam. Kalau dikejar deadline seperti Reading Challenge, maka dalam sehari aku bisa mereview 2 sampai 3
buku sekaligus.
Menjadi
blogger buku itu banyak tantangannya, banyak suka dukanya. Di era sekarang para
bloger buku bisa berasal dari mana saja, dari profesi apa saja, bahkan dari
umur belia juga ada. Tantangannya adalah saat harus membagi waktu antara
nge-blog dan bekerja. Disinilah tantangannya untuk bisa aktif nge-blog tapi
juga tidak menjadi anti-sosial. Setelah
memantapkan diri jadi bloger buku, aku aktif sebagai anggota komunitas
literasi. Walaupun nggak terlalu banyak yang aku ikuti, antara lain Blogger Buku Indonesia, Goodreads Indonesia
dan Lembaga Pers Kampus UNJ. Walaupun
dua komunitas itu (BBI dan Goodreads Ind) lebih banyak kegiatan secara online,
aku banyak berharap bisa bertemu dengan sesama pecinta buku lainnya dari luar
daerah. Selain menambah banyak teman, jadi anggota bloger buku juga akan
menambah macam genre buku dan penulis untuk dibaca.
Manfaat
lain dari jadi bloger buku di era sekarang adalah bisa di kenal penulis dan
penerbit. Review/resensi yang kamu
buat bisa di tag ke penulis dan penerbit terkait. Kalau begini mereka akan
kenal kamu dan nggak dipungkiri para bloger buku ini juga akan diajak kerja sama
dengan mereka untuk event blogtour. giveaway
atau menjadi early reviewer. Hal kecil seperti ini bisa jadi job tambahan untuk
para bloger buku , walaupun bayarannya hanya berupa buku gratis pasti ada rasa
senang ketika bisa dipercaya oleh mereka.
Banyak
hal yang terjadi di dunia per-bloger bukuan sekarang. Kalau ada suka pasti ada duka
dong. Mulai dari iri sesama reviewer,
ada. Sentralisasi job hanya untuk blogger senior atau yang sudah ‘famous’ juga ada. Menurunnya metode
blogtour juga sedang melanda saat ini. Job untuk bloger buku kadang naik dan
kadang turun. Seiring berjalannya waktu, job untuk para bloger buku sekarang
tidak menentu karena media sosial untuk berpromosi buku makin variatif.
Disinilah waktunya para bloger buku untuk ‘memutar otak’ agar tetap konsisten
dengan tujuan utamanya untuk nge-blog.
Kalau
kamu yang masih baru jadi blogger buku, tetaplah konsiten dengan blogmu. Buku
gratis dan tawaran review adalah hadiah
dari hasil kerja keras kamu yang selalu konsisten selama ini. Akrab dengan bloger
senior boleh saja, malah bisa jadi awal pijakan kamu untuk mendapat job. Tapi
tidak perlu menjadi penjilat, membuat review
melebih-lebihkan agar selalu terlihat bagus di mata orang lain atau malah
melenceng dari niat awal kamu untuk jadi blogger buku. Cukup jadi diri sendiri
saat me-review, perhatikan etika saat
me-review dan selalu memperbaiki diri
lewat menulis walau hanya lewat resensi. Inshaallah job akan datang dengan
sendirinya dan kamu akan kaget suatu hari kamu juga bisa sesukses para bloger
senior diluar sana (doa yang sangat perlu
di-amin-i nih, terutama buat bloger buku newbie).
Hal penting yang bisa didapat
dari menjadi bloger buku adalah saat kamu bisa memantapkan niat awal untuk
nge-blog dan membuat dirimu sendiri bermanfaat untuk orang lain khususnya pembaca
tulisan kamu. Petuah ini aku ambil dari penulis favoritku
yang juga penulis dari buku Pulang dan Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin
– Tere Liye.
Kutunggu
kalian jadi bagian dari Blogger Buku Indonesia ya
Keep
blogging, keep inspiring
MORE ABOUT ATHAYA IRFAN:
Athaya Irfan bisa kalian sapa di akun
Twitter-nya @JeruknipisAnget, atau lewat email di athaya.irfan97@gmail.com
Pada bagian yang 'menjilat' itu bener banget. Saya kira dengan menjadi blogger buku yang kritis bisa membantu perkembangan penulis untuk melahirkan karya terbaiknya. Kalo menjilat, penulis justru sedang dibohongi. Bakatnya tidak akan meningkat dan cara menulisnya tidak akan berkembang lebih baik. Ini seperti mengingatkan kepada saya sendiri, untuk menjadi blogger buku yang kritis.
BalasHapusRecent post: Artikel Penulis Favorit
Ya, jangan sesekali menjilat hanya untuk menarik perhatian penulis atau membuat mereka senang. Yang ada, kalau buku jelek kita bilang bagus, si penulis malah ga maju2 dan ga tahu kekurangannya.
HapusLangkah tepat, mulailah jadi seorang reviewer yang kritis.
Aah setuju banget soal jadi blogger buku membawa berkah ketemu teman yang suka buku juga :D
BalasHapusNgga salah ya Mba jadi blogger buku, semoga makin konsisten!
Hapus