Blurb:
Aku akan memberitahumu sebuah cerita yang
membuatku sangat tidak nyaman. Semuanya dimulai ketika aku menemukan sejumlah
kaset peninggalan mendiang Mama. Mendengar kembali suara orang yang seumur
hidup kau cintai menghangatkan hati dan jiwamu. Tapi yang aku temukan tak hanya
itu. Mama bilang, ada sesuatu yang mencurigakan tentang rumah yang sedang aku
tempati ini. Sesuatu yang belakangan membuatku terlibat dalam urusan masa lalu
yang belum tuntas.
Sepanjang cerita, aku akan menyebutkan sejumlah karakter; ada yang penting, dan ada juga yang hanya selewat lalu. Ada yang membuatku berdesir hangat, ada juga yang berniat menikamku dan mewarnai akhir cerita ini dengan lumuran darah.
Di situ jugalah letak masalahnya: aku benar-benar tak bisa membedakan mereka....
Sepanjang cerita, aku akan menyebutkan sejumlah karakter; ada yang penting, dan ada juga yang hanya selewat lalu. Ada yang membuatku berdesir hangat, ada juga yang berniat menikamku dan mewarnai akhir cerita ini dengan lumuran darah.
Di situ jugalah letak masalahnya: aku benar-benar tak bisa membedakan mereka....
***
*Psssttt..
yuk baca ini juga: Kriiing Kriiing Penulis bersama Eve Shi..*
Sejak
Mamanya meninggal, Nina—seorang desainer grafis muda—yang tinggal di sebuah
kamar kos kecil di Jakarta, harus terpaksa mengalokasikan dirinya untuk
sementara waktu ke rumah mendiang Mama di daerah Bintaro. Apalagi kalau bukan
untuk membereskan barang-barang peninggalan Mama yang cukup menumpuk itu.
Sebagian barang yang masih berguna mungkin akan disumbangkan, dan sisanya bisa
saja Nina simpan atau bahkan diserahkan ke pengumpul barang bekas.
Dari
semua barang yang ia bereskan tersebut, Nina menemukan sebuah kotak kaca buram
yang merupakan wadah dari empat keping kaset kuno. Benda itu tidak Nina ketahui
sebelumnya karena kebetulan letaknya sangat tersembunyi, di sudut dalam bawah
lemari, dan tertutupi tumpukan sprei. Dengan asumsi bahwa kaset itu adalah
benda berharga peninggalan Mama, Nina memilih untuk menyimpan benda itu, dan mendengarkan
isi yang terekam di setiap keping kasetnya.
Entah
atas dorongan apa, beberapa hari setelahnya Nina memilih mengasingkan diri untuk
sementara waktu ke rumah Belanda. Rumah dengan gaya kuno dan klasik tersebut
merupakan warisan dari generasi keturunan Mamanya. Rumah yang kosong, hanya
diisi oleh dua orang penjaga, dan mungkin juga sebuah keluarga apabila ada yang
mengontraknya. Namun kebetulan, saat itu tidak ada keluarga yang sedang
mengontraknya, jadilah Nina di sana dengan ditemani dua orang penjaga, Pak Kadi
dan Bu Tuti.
Di
rumah yang menyuguhkan kesan mistis itulah, Nina mulai mendengarkan isi rekaman
dari setiap keping kaset milik mendiang Mamanya. Satu per satu kaset ia putar. Rekaman
di setiap kaset tersebut bercerita tentang diary
Shava—Mama Nina—di masa mudanya ketika
bersama sang adik, Daven dan Bunda Shava/Nenek Nina. Tidak hanya sampai di
situ, rekaman kaset tersebut rupanya juga membawa Nina ke satu permasalahan
serius yang rupanya belum sempat terselesaikan. Yakni tentang misteri yang
selama bertahun-tahun bersemayam di rumah Belanda, tanpa satu orang pun yang
berhasil mengungkapnya.
Tentang
rasa kesepian. Tentang kematian yang tak diketahui sebabnya. Dan, tentang
misteri-misteri lain yang masih menjadi satu ikatan, belum terurai ke permukaan….
***
The
Bond menjadi buku pertama dari Eve Shi yang aku baca. Sebelumnya, aku merasa
senang sekali karena bisa dipertemukan kembali dengan genre favoritku, horor
dan misteri. Setelah sekian lama berkubang di arena romance, akhirnya bisa kembali merasakan nuansa tegang bersama
novel The Bond.
Sebelumnya,
perlu diketahui, bahwa The Bond selain disebut novel horor, juga merupakan
novel misteri. Jadi, saat membaca buku ini, kalian tidak hanya akan menemukan
kesan seram yang digambarkan lewat kemunculan beberapa tokoh gaib saja,
melainkan juga diajak untuk memecahkan misteri yang cukup runyam. Kisah mellow tentang hubungan kekeluargaan
atau drama keluarga juga menjadi pemanis tersendiri untuk buku ini. Aku cukup suka pada saat menjelang ending, penulis turut mengungkap satu twist
tentang keluarga Nina yang tidak tercium oleh pembaca di bagian-bagian
sebelumnya. So, jika dianalisa, maka novel
The Bond tidak hanya mengungkap misteri tentang ‘keluarga lain’ di rumah
Belanda, tapi juga keluarga Nina dan Shava sendiri.
Kemudian,
jika disuruh membagi ketiga unsur cerita tersebut ke dalam bentuk presentase,
maka hasilnya adalah begini: horor 20%, misteri 40%, dan drama keluarga 40%.
Kesan horor yang dihadirkan lewat tokoh Eira, Taruna, maupun
kejanggalan-kejanggalan yang sempat penulis selipkan di beberapa bagian, cukup
mampu membuat bulu kuduk ini berdiri. Namun jika hal tersebut dibandingkan dengan
kedua unsur lainnya, misteri dan drama keluarga, maka tidak terlalu kentara.
Aku suka sekali dengan kepingan-kepingan misteri yang penulis tebar di beberapa
bagian di awal cerita. Dari situ, kita akan diajak untuk turut menganalisis apa
yang melatarbelakangi misteri tentang Rumah Belanda dan segala isi yang
tersimpan di dalamnya tersebut. Bermodalkan keping kaset milik Shava, dan
segala usaha yang Nina lakukan, kita akan ikut mencoba mencari
hipotesis-hipotesis dari beberapa permasalahan yang dihadirkan.
Sebenarnya,
sampai akhir cerita aku tidak memiliki spekulasi atau dugaan apa pun tentang
jawaban dari misteri kehidupan Shava-Daven mau pun Eira-Taruna. So, saat penulis dengan tiba-tibanya
mengungkap benang merah dan menyebut beberapa nama sebagai dalang utamanya, aku
cukup terkejut setengah mati. Wow, sangat tidak menyangka sekali. Sebenarnya,
bisa dibilang untung juga karena aku nggak naruh spekulasi apa-apa untuk
menebak misteri ceritanya, karena dengan begitu aku bisa merasa dikejutkan.
Coba kalau misal aku memendam spekulasi dan ternyata spekulasiku tersebut
benar, pasti aku tidak akan merasa mendapat surprise
seperti yang sudah terjadi.
Pemilihan
Rumah Belanda sebagai latar utamanya pun sangat berhasil menjadi elemen
pendukung yang baik untuk memperkuat kesan mistis di cerita ini. Pendetilan
setiap suasana dan keadaannya, sangat mampu membuat pembaca menciptakan
bayangan fiktif di otak terkait apa yang sedang diceritakan oleh penulis. Dan sedikit
banyak juga mampu meremangkan suasana yang aku alami saat membacanya. Selain
itu, segala hal berbau kuno pada tahun 80-an cukup banyak dimasukkan pada saat
penulis membawa kita pada alur cerita mundur. Bagaimana masyarakat melakukan
komunikasi jarak jauh, fasilitas umum apa saja yang tersedia pada saat itu, dan
segala elemen pendukung lainnya tentang sebuah kota besar di era klasik terlihat
sangat nyata sekali. Seperti halnya fenomena bemo yang masih marak, penggunaan
wartel sebagai alat komunikasi jarak jauh yang utama, dan tradisi berkirim
surat. Hal ini tentu sangat terlihat k0ntras sekali apabila kita membandingkannya
dengan keadaan masa sekarang yang penulis hadirkan lewat tokoh Nina di era
2000-an.
Kemudian,
aku rasa tidak saatnya untuk membahas konflik, alur, maupun penokohan di novel
ini. Semua disajikan dengan cukup baik,
tanpa gangguan berarti. Permainan emosi tokohnya dan pola pikir mereka sangat
relevan sekali dengan tema misteri yang dihadirkan. Alur campuran yang
digunakan pun mampu memberi sekat bagi pembaca untuk sekadar bernapas sejenak
memikirkan kemungkinan-kemungkinan lain yang akan dihadirkan penulis di bagian
selanjutnya. Yang jelas, secara keseluruhan, novel ini lengkap. Tidak hanya
mengajak pembaca untuk bermain memecahkan misteri, tapi juga mengajarkan betapa
berharganya keberadaan keluarga. Sayangi dan pedulikan mereka selagi masih ada
kesempatan. Sebisa mungkin, hindari rasa penyesalan yang timbul karena kita tidak
memedulikan keberadaan keluarga, terutama Ibu.
The
Bond, tidak hadir untuk menakut-nakuti, melainkan mewanti-wanti….
***
Sebelum ke photo challenge, yuk
intip dulu quote-quote manis dari Novel The Bond berikut, cekidoott:
PHOTO
CHALLENGE!
Helo,
ini adalah photo challenge pertamaku
dalam rangka BlogTour bersama penerbit Twigora! Aissh, sebenarnya kemarin
bingung mau foto kayak gimana, pose model photo
challenge-nya susah euy untuk ukuran cowok, wkwkwk. Tapi, alhasil ya
beginilah. Habis mandi bedakan tepung, hwehehehee…..
*Psssstttt… setelah
ini ada gratisan. Jangan lupa berkunjung ke sini ya:
Dan dari membaca reviewe satu persatu di host blog tour, The Bond, aku jadi semakin penasaran dama novel ini. Apalgi genre horor gitu, suka banget, gara-gara sering dihororin sama makhluk gituan, eh hehh
BalasHapusWooohhh beneran sering dihororin nih Kak Ratna? Waaahhh pasti pas baca ini nanti bisa lebih menghayati, hwehehe.
HapusSettingnya rumah belanda.. Apa arwahnya noni2 belanda ?.. Makin penasaran dengan petualangan apa saja yang akan Nina lakukan untuk mengungkap misteri rumah peninggalan mamanya..
BalasHapusHayooo siapaa arwahnya? Hehe. Tema misterinya dikemas dg seru banget loh, semoga bisa berkesempatan baca ya :D
HapusYa ampyun model imitasinya lbh sereeemmm
BalasHapusWKWKWKWKWK. Ati2 ntar kebawa mimpi :D
HapusSerem juga foto kau Bin!
BalasHapusNgga ah, masih unyu gitu, wkwkwkwk
Hapusya ampun bin model imitasinya bikin ngakak, bukannya ngeri *plak xDDD itu kamu pakai bedak ya, mukanya jadi putih gitu xDDD
BalasHapusHahahahaha ngakak ya? Itu abis mandi Kak Eni, langsung diolesin tepung, wkwkwkwk. Kalo pake bedak takut ilangnya susah :D
HapusCeritanya kayak mengenang zaman mbah-mbah kita ya.. Jadi penasaran pengen langsung renunian bersama novel kak eve The bond ini.
BalasHapusHihi.. Model imitasinya :D
Hahahaha bener bangeett. Ceritanya dominan di tahun 80an. Model imitasinya oke kan? Wkwkwkwk
HapusNoni belanda...
BalasHapus"Bang, satenya 100 tusuk."
👆👆 ini mah susana 😒😒
Duh, satenya abis neng, wkwkwkwkwk
Hapusseperti masuk lorong waktunya menuju zaman-zaman dahulu kala, yang ada Belandanya.
BalasHapusYuupp bener sekali, tapi ceritanya ga ada kaitannya sama bangsa2 Belanda. Cuma settingnya aja di rumah yang dibangun sejak jaman Belanda :D
HapusModel imitasinya gak pokus ke kamera nih...hahaha #gagalfokusreview
BalasHapusHahahaha, tapi keren nggak? *yang ada malah ngakak*
Hapusyg bikin penasaran ya ttg rahasia rumah belanda itu :3 sungguh aku sangat penasaran.
BalasHapusPenasaraaan kan? Banyak banget loh misteri yang terpendam di dalamnya, semoga bisa berkesempatan baca yaa :))
Hapusapaaa xD syok liat fotonya
BalasHapus*kasih tabung oksigen*
HapusDUHHH YANG KANAN KOK LEBIH SEREM :O
BalasHapus*caps jebol*
Awasss, anti kebayang2. Wkwkwkwk
HapusSalfok ma model imitasinya... saya malah penasaran siapa yang motoin hahaha #PEACE
BalasHapusHahaha, itu hp-nya saya taruh di atas kursi, terus belakangnya disangga ama tumpukan buku, hehehe
HapusMisteri yg diusung kak eve sukses bikin aku penasaran karena genre fav aku. Tp karena ada kesan horor membuat aku antara maju dan mundur buat baca.. Dan syukurlah direview kali ini bilang horornya cuman dikit:D gasabar baca kisah si kaset dan rumah belanda
BalasHapusIya, horor nya ga seberapa kok. Semoga beruntung di GA nya yaa :))
HapusEira-Taruna siapa? Arwah yang minta ditenangkan kah? By the way itu model imitasi tangannya salah sebelah :D coba matanya liat kamera pasti.lebih syereem
BalasHapusHmmmm siapa ya? Baca aja nanti bukunya hehe. Iya nih, pas foto aku ga terlalu merhatiin model aslinya, huhuuu...
HapusMau nyoba-nyoba genre horor satu ini karena penasaran.
BalasHapusSemoga bisa berkesempatan nyoba ya, heheheh. *baju kali ah dicoba*
Hapusbuku ini bikin merinding tapi juga penasaran
BalasHapusHayolooooo, yang bener, merinding apa penasaran? hahahah. Good luck ya kk
Hapus