Judul : Wonderfall
Penulis : Elektra Queen
Tahun terbit : Juli 2016
Tebal : 328 hlm
Penerbit : Twigora
Kategori : Novel
ISBN : 978 – 602 – 70362 – 6 – 0 |
Blurb:
SHE
SAID...
Amelie Rashad memilih untuk menggigit lidahnya kuat-kuat ketimbang mengakui kalau debaran hebat jantungnya disebabkan oleh Zach Barata. Dia lebih suka melihat Zach sebagai atasan galak dan perfeksionis ketimbang sosok hangat yang juga begitu mudah akrab dengan putri semata wayangnya.
HE SAID...
Hanya tinggal menunggu waktu saja hingga Amelie menyusup dalam ruang pribadi, menggedor keras-keras pintu hatinya. Alih-alih menyerah, sikap menentang perempuan itu membuat Zach bertambah penasaran. Ketika mengetahui status orangtua tunggal Amelie, ketertarikan itu kemudian menyublim menjadi rasa hormat.
IS IT LOVE?
Percik-percik perasaan di antara mereka kedua nyata adanya dan tak satu pun mampu menyangkalnya. Namun, ketika Zach siap untuk membuka hatinya, dia malah mendapati perhatian perempuan itu terbelah karena rencana perjodohan dengan kembaran mendiang suaminya. Sudikah Zach bersaing dengan laki-laki yang mengingatkan Amelie pada sosok dari masa lalunya? Atau, sebaiknya dia membiarkan saja hubungan mereka kembali seperti semula, selayaknya atasan dengan asistennya?
Amelie Rashad memilih untuk menggigit lidahnya kuat-kuat ketimbang mengakui kalau debaran hebat jantungnya disebabkan oleh Zach Barata. Dia lebih suka melihat Zach sebagai atasan galak dan perfeksionis ketimbang sosok hangat yang juga begitu mudah akrab dengan putri semata wayangnya.
HE SAID...
Hanya tinggal menunggu waktu saja hingga Amelie menyusup dalam ruang pribadi, menggedor keras-keras pintu hatinya. Alih-alih menyerah, sikap menentang perempuan itu membuat Zach bertambah penasaran. Ketika mengetahui status orangtua tunggal Amelie, ketertarikan itu kemudian menyublim menjadi rasa hormat.
IS IT LOVE?
Percik-percik perasaan di antara mereka kedua nyata adanya dan tak satu pun mampu menyangkalnya. Namun, ketika Zach siap untuk membuka hatinya, dia malah mendapati perhatian perempuan itu terbelah karena rencana perjodohan dengan kembaran mendiang suaminya. Sudikah Zach bersaing dengan laki-laki yang mengingatkan Amelie pada sosok dari masa lalunya? Atau, sebaiknya dia membiarkan saja hubungan mereka kembali seperti semula, selayaknya atasan dengan asistennya?
***
Pagi
itu, Amelie Rashad—seorang janda beranak satu—dibuat terkejut oleh tawaran dari
atasannya di Departemen Administrasi dan Keuangan, Jonas. Lelaki itu memberi
tawaran kepada Amelie untuk menjadi asisten sementara Zachary Barata—seorang
pimpinan di Departemen Personalia dan Umum. Sebenarnya, bukan karena bidang
yang berbeda tersebut yang membuat Amelie enggan menerima tawaran Jonas, tapi lebih
karena gosip tak mengenakkan tentang Zach yang beredar selama ini. Lelaki itu
dikenal sebagai figur atasan yang kaku, tempramen, dan tak ramah terhadap
bawahannya. Buktinya, beberapa orang yang pernah menjadi asisten sementara Zach
selalu mengundurkan diri bahkan dalam waktu kurang dari satu bulan. Dan
sekarang, Amelie yang akan berada di posisi itu? Membayangkannya saja, dada
Amelie rasanya seperti terhimpit bongkahan batu besar. Sesak.
Alhasil,
karena tidak ada jalan keluar lain, dan tidak ingin membuat Pak Jonas kecewa,
maka di sinilah Amelie sekarang berada. Satu ruangan, dan hanya berdua dengan
Zach, pun meja mereka saling berhadapan. Dan ternyata benar saja, Zach adalah
sosok yang dingin, wajahnya selalu tertekuk, bahkan untuk berbicara dengan
Amelie pun dia seperti membutuhkan banyak tenaga. Beberapa hari Amelie bekerja
sebagai asisten sementara Zach, hubungan keduanya tak jauh berbeda dengan
hari-hari sebelumnya. Namun, entah ada keajaiban apa, tiba-tiba hari itu Amelie
menemukan sisi lain dari sosok Zach yang dikenalnya selama ini. Hal itu ia
sadari ketika seorang balita laki-laki dengan tiba-tiba masuk ke ruangan Zach
dan langsung menghambur ke pelukannya. Mulai hari itu, Amelie tidak lagi melihat
sosok Zach yang dingin seperti biasanya, namun lebih kepada sosok yang penuh
rasa kasih sayang.
Seiring
berubahnya sifat Zach kepadanya, hubungan Amelie dengan lelaki itu pun terasa
makin cair. Zach tak segan untuk sekadar bercanda dengan Amelie dan memintanya
untuk membelikan makan siang. Kedekatan antara atasan dan bawahan yang semakin
hari semakin melebihi batas wajar itu, tak ayal ikut menumbuhkan rasa
ketertarikan antar keduanya. Hal itu Zach wujudkan dengan beberapa kali
mengajak Amelie makan malam romantis. Namun, di saat kedekatan antar keduanya
semakin intens, Amelie harus dihadapkan pada satu pilihan runyam. Mantan mertua
Amelie memintanya untuk menjalin hubungan dengan Otto, kembaran mendiang Ryan,
suami Amelie yang sudah meninggal.
Lantas,
apakah yang terjadi ketika cinta dan pilihan datang dalam satu
waktu yang bersamaan? Akankah Amelie sanggup melewatinya dan memilih pilihan
yang tepat?
***
“Andai
para lajang di luar sana tahu, seperti apa kehidupan yang menunggu mereka
setelah punya anak, kurasa akan ada banyak orang yang berpikir ulang untuk buru-buru
menikah. Sayang, dalam hidup tidak ada tombol rewind.”
Hlm.
8
WonderFall
adalah buku pertama dari Elektra Queen yang aku baca. Sosok penulis misterius
yang sampai sekarang pun tetap membuatku penasaran dengan identitas aslinya.
Terlebih, Elektra Queen pernah memberikan satu statement yang menyatakan bahwa ia pernah menulis novel sebelum
WonderFall. Bedanya, ia menggunakan identitas lain di novelnya (yang tetap saja
rahasia) itu. Baik, daripada kita memusingkan persoalan tentang identitas
penulis yang masih menyisakan tanda tanya besar, lebih baik kita membahas
segala isi dari buku yang menjuarai kompetisi menulis Sweet and Spicy Romance di tahun 2015 ini.
Sebelumnya,
perlu diketahui bahwa aku menyimpan ekspektasi yang lumayan tingi saat pertama
kali mengetahui berita tentang akan diterbitkannya buku ini. Selain karena
menjuarai kompetisi menulis yang diadakan Twigora, juga karena antusiasme dan
sambutan dari pembaca lain yang cukup baik. Selain itu, saya juga sempat
kepincut dengan kata ‘sweet and spicy’
yang digadang-gadang menjadi bumbu utama cerita ini. Bayanganku saat itu, aku
akan menemukan sebuah kisah cinta yang tidak hanya manis, tapi juga cenderung
vulgar, dan agak ‘nakal’. Hmmm, if you
know what I mean. Tapi ternyata buku ini tidak mengusung kedua jenis cerita
tadi secara bersamaan, dan hanya salah satu, yakni sweet. Kategori sweet
seperti ini sudah menjadi ‘lagu lama’ buatku. Tak ayal, hal tersebut membuatku
tidak menemukan sesuatu yang benar-benar ‘wah’ atau pun yang mengundang rasa
penasaran berlebih. Padahal jika dilihat dari kavernya yang cukup menggairahkan
(maaf jika saya menggunakan bahasa ini), mungkin kebanyakan dari kita akan
berekspektasi bahwa ceritanya tidak jauh dari kesan spicy.
Office Romance
menjadi genre utama cerita ini. Meski memilih kisah cinta antara atasan dan
bawahan yang menurutku sudah cukup mainstream. Terlepas dari ekspektasiku yang
sempat terpatahkan tadi, di lain sisi, kisah cinta antara atasan-bawahan ini tidak
membuatku bosan sedikit pun. Aku justru suka bagaimana cara penulis
mengembangkan interaksi antara Amelie dan Zach yang awalnya kaku menjadi lebih
baik dan baik lagi. Keberadaan beberapa tokoh seperti Lionel dan Elsa sangat
berperan penting dalam menggerakkan komunikasi Amelie-Zach ke arah yang lebih
baik. Juga aku sangat suka ketika kemunculan tokoh Lionel berhasil mengungkap
seperti apa jati diri dan kepribadian Zach yang sesungguhnya, yang kemudian mampu
memutarbalikkan gosip tentang dinginnya sikap Zach. Untuk perempuan-perempuan
yang sering terbawa baper, mungkin buku ini cocok kalian baca. Tokoh Zach
benar-benar kriteria kalian sekali. Dingin, tapi memiliki sisi lain yang tentu
akan membuat kalian meleleh.
Selain
itu, kemunculan tokoh Otto dan Mama mertua Amelie juga semakin membuat konflik
ceritanya terasa kian berwarna dan menarik untuk diikuti. Namun aku rasa ada
satu adegan yang perlu penulis tambahkan. Yakni pembicaraan Amelie dan Mama
mertuanya tentang keputusan Amelie untuk menikahi Otto atau tidak. Di sini, penulis
hanya menyajikan hasil jadinya, yaitu saat Mama mertua Amelie mengikhlaskan
keputusan Amelie. Bagaimana kedua tokoh ini berargumen dan berdebat sebelumnya
tidak dimasukkan, padahal menurutku itu adegan yang cukup penting. Karena
bagiku agak aneh saja ketika tahu-tahu Mama mertua Amelie ikhlas gitu aja
dengan keputusan Amelie, padahal sebelumnya ia gencar sekali dalam memaksa
Amelie untuk bersedia menikahi Otto.
Oh
ya, selain itu aku sempat mempertanyakan tentang keberadaan tokoh Inge.
Perempuan yang menyukai Zach. Saat pertama muncul di awal, aku sempat mengira
kalau tokoh ini akan banyak ambil peran di ceritanya, salah satunya menjadi
batu sandungan dalam hubungan Zach-Amelie. Tapi ternyata tidak. Pas di awal
menuju pertengahan sampai akhir cerita, Inge dihilangkan begitu saja. Lebih
baik dari awal penulis tidak usah memasukkan tokoh Inge, daripada tidak
terpakai dan keberadaannya terkesan percuma gitu.
Di
balik beberapa ketidakpuasanku terhadap buku ini di atas, aku cukup senang bisa
membaca WonderFall. Tokoh utamanya yang diceritakan sebagai seorang janda
sangat hidup sekali di cerita ini. Hal ini dikarenakan penulis turut mengusung
realita tentang kehidupan seorang janda yang benar-benar sangat realistis.
Tentang gosip dan argumen negatif yang selalu menyertainya, tentang kerja kerasnya
dalam menghidupi keluarga seorang diri, dan juga tentang sikapnya yang tidak mudah terbuka
dengan banyak laki-laki. Selain itu, kisah masa lalu Ryan—suami Amelie—yang sudah
meninggal turut diselipkan di beberapa bagian cerita. Hal ini membuat kita
secara terang-terangan memandang Amelie sebagai sosok perempuan yang rapuh, tapi
juga kuat di sisi lain. Aku suka sekali dengan tokoh perempuan seperti ini.
Benar-benar membawa pengaruh positif bagi kita yang membacanya.
Semoga
keberadaan tokoh Amelie dan segala realita hidup yang menyertainya bisa menjadi
sebuah gertakan kepada kita untuk tidak selalu memandang negatif status janda,
dan lebih menghargai lagi keberadaan perempuan. Dan, novel ini cocok dibaca untuk
kalian yang haus tentang bagaimana cara menghargai orang yang seharusnya.
Terima
kasih!
***
“Suka
atau tidak, sebagian besar masyarakat kita masih beranggapan kalau janda itu
adalah status nyaris hina yang dianggap sebagai ancaman. Yang orang tahu para
janda cenderung suka mengganggu lelaki lain, baik yang masih sendiri atau sudah
punya pasangan. Kesepian adalah alasan utama yang dipercayai.”
Hlm.
107
Saya nyari-nyari rating buku ini menurut kamu dan kayaknya nggak ada ya? Seperti yang saya katakan direview saya, buku ini tidak menimbulkan kesan yang mendalam. Saya disuguhi kisah janda dan penulis memang bertujuan meluruskan mengenai citra negatif terhadap perempuan yang berstatus janda. Banyak juga sih yang menurutku kurang tergali di buku ini. hehehe :)
BalasHapusDi goodreads saya beri 3 bintang, Mas. Iya, buku ini juga tidak meninggalkan kesan apa pun setelah saya membacanya :D
HapusTema bukunya janda or Jan Da? Jd ingat detektif FBI dr Amerika itu 😀
BalasHapusJanda Mas, hehe. Bukan Jan Damuda, wkwkwk
Hapus