Minggu, 25 September 2016

Jadi Bloger Buku, Apa Saja Suka Dukanya? | Special Guest: Athaya Irfan



Halo teman pembaca!

Sudah tahu kan kalau Ach’s Book Forum memiliki sesi blogpost baru yaitu SMARTikel? Yupp, bisa dibilang postingan ini adalah postingan pertama yang masuk dalam blogpost SMARTikel. Waahhh, senangnya diriku, hehe. Alhamdulillah aku masih bisa mengembangkan konten-konten yang ada di blog kesayangan ini. Dan doanya, semoga bisa konsisten yah!

Oya teman, kalian tahu istilah blogger buku atau book blogger, kan? Nah setelah kemarin kita bincang-bincang soal booktuber di sesi Tanya Blogger, kali ini di SMARTikel kita akan bicara soal book blogger atau bloger buku. FYI,buat yang belum tahu nih, bloger buku adalah orang yang berada di balik sebuah blog buku. Apa? Kalian nggak tahu blog buku? Hmm okelah, blog buku adalah blog/web yang khusus menyajikan konten atau isi yang berkaitan dengan buku (bisa review buku, kumpulan quotes dalam buku, profil penulis, seputar dunia penerbitan, dll). Intinya, dalam blog buku tidak ada bahasan seputar berita/info lain seperti gosip selebriti terkini, resep masakan, lirik lagu dangdut, apalagi bahas video kontroversi Awkarin. Nggak banget lah, ya? Yang namanya blog buku, pasti yang dibahas hanya tentang buku. Paham?

Nah teman, bicara soal blog dan bloger buku, kebetulan sekali nih, karena SMARTikel pertama ini juga akan bercerita tentang bloger buku. Tapi, bukan aku yang akan menceritakannya kepada kalian. Yakni ada satu tamu spesial yang sudah aku undang untuk bercerita kepada kalian. Dia juga seorang bloger buku, dan kali ini ia akan bercerita tentang pengalamannya tersebut mulai dari awal menjadi bloger buku sampai suka duka yang ia dapat selama ini.

Pertanyaannya, siapakah dia? Dan, apa saja yang ia ceritakan?

Please welcome, Athaya Irfan hadir bersama cerita serunya……

Happy reading and enjoy, please!


SUMBER: DI SINI 

Halo pembaca Ach Book Forum, salam kenal :D Senang bisa diajak bertamu ke Ach Book Forum.

Namaku Athaya, tapi aku lebih sering menyingkat namaku menjadi Aya (call me Aya, please!). Aku masih duduk di bangku kuliah di Universitas Negeri Jakarta Rawamangun dan aku adalah bloger buku. Disela keseharian kuliah, aku aktif sebagai bloger buku loh. Blog yang aku buat sudah berjalan satu tahun lebih dan sudah berulang kali ganti nama (karena saking banyaknya ide yang muncul di kepalaku) dan kini kupustuskan untuk  menamainya The Booch Consultant

Sejak awal membuat blog, aku tidak berpikir akan mengubah blog tersebut menjadi sebuah blog buku. Yang ada di pikiranku saat itu hanya ingin bercerita ke orang-orang tentang buku yang telah aku baca. Aku yang saat itu masih kelas 2 SMA lagi gabut-gabutnya di rumah karena kakak kelas 12 sedang UN, iseng-iseng membuat blog hanya dengan modal wifi. Anak sekolah masih ngandalin wifi baru bisa online, hehe. Setelah blog dibentuk, aku rupanya nggak konsisten dengan konten-konten tentang buku. Awalnya hanya ada 1 resensi buku yang kubuat, lalu postingan selanjutnya hanya berupa cerpen-cerpen yang kutulis sendiri.  Seiring berjalannya waktu aku mulai banyak membaca novel ketimbang menulis cerita. Alhasil, postingan tentang bukulah yang paling banyak dimuat di blog.

Banyak yang bilang masa SMA adalah masa yang paling indah. YA, BENAR (Ya, aku pun setuju Kak Aya, hehe). Untukku pribadi, masa SMA adalah waktunya membaca buku sebanyak-banyaknya. Karena, di SMP aku belum banyak membaca novel dan belum segila sekarang. Sadar bahwa aku mulai kecanduan baca novel dan literatur non fiksi lainnya, aku mulai menuliskan hal-hal menarik selama membaca dalam bentuk review/resensi. Dan ternyata, di luar sana banyak lho yang punya hobi sama seperti aku ini, membaca lalu menuliskan kesan-kesan mereka selama membaca buku itu.

Menjadi seorang bloger buku itu ibarat bertemu sahabat sejati. Kamu nggak akan sungkan untuk berbagi kesan dan curhatan seputar buku yang kamu suka banget, bahkan sampai yang bikin kamu sebal setengah mati. Melalui blog buku aku bisa jadi diri sendiri dan merasa senang karenanya. Jujur saja, di dunia nyata seperti ini aku sulit sekali menemukan orang-orang yang punya kecintaan terhadap buku sama seperti yang aku rasakan. Sedih kan? Ya sudah, jadilah blog buku ini jadi teman hidupku. Hehehe *Sambil nyanyi lagunya Tulus – Teman Hidup*

Jadi bloger buku menurutku sudah merupakan lifestyle, gaya hidup untuk aku yang suka membaca tapi juga suka menulis dan bercerita. Ada orang-orang yang menjadi bloger buku full time dan part time. Aku termasuk ke part time karena statusku sekarang adalah kuliah dan mengejar mimpi. Kalau pagi sampai siang aku di kampus, baru saat libur aku bersenang-senang dengan blogku. Waktu yang habis kupakai untuk menulis satu review saja misalnya minimal dua jam. Kalau dikejar deadline seperti Reading Challenge, maka dalam sehari aku bisa mereview 2 sampai 3 buku sekaligus.

Menjadi blogger buku itu banyak tantangannya, banyak suka dukanya. Di era sekarang para bloger buku bisa berasal dari mana saja, dari profesi apa saja, bahkan dari umur belia juga ada. Tantangannya adalah saat harus membagi waktu antara nge-blog dan bekerja. Disinilah tantangannya untuk bisa aktif nge-blog tapi juga tidak menjadi anti-sosial.  Setelah memantapkan diri jadi bloger buku, aku aktif sebagai anggota komunitas literasi. Walaupun nggak terlalu banyak yang aku ikuti, antara lain Blogger Buku Indonesia, Goodreads Indonesia dan Lembaga Pers Kampus UNJ. Walaupun dua komunitas itu (BBI dan Goodreads Ind) lebih banyak kegiatan secara online, aku banyak berharap bisa bertemu dengan sesama pecinta buku lainnya dari luar daerah. Selain menambah banyak teman, jadi anggota bloger buku juga akan menambah macam genre buku dan penulis untuk dibaca.  

Manfaat lain dari jadi bloger buku di era sekarang adalah bisa di kenal penulis dan penerbit. Review/resensi yang kamu buat bisa di tag ke penulis dan penerbit terkait. Kalau begini mereka akan kenal kamu dan nggak dipungkiri para bloger buku ini juga akan diajak kerja sama dengan mereka untuk event blogtour. giveaway  atau menjadi early reviewer. Hal kecil seperti ini bisa jadi job tambahan untuk para bloger buku , walaupun bayarannya hanya berupa buku gratis pasti ada rasa senang ketika bisa dipercaya oleh mereka.

Banyak hal yang terjadi di dunia per-bloger bukuan sekarang. Kalau ada suka pasti ada duka dong. Mulai dari iri sesama reviewer, ada. Sentralisasi job hanya untuk blogger senior atau yang sudah ‘famous’ juga ada. Menurunnya metode blogtour juga sedang melanda saat ini. Job untuk bloger buku kadang naik dan kadang turun. Seiring berjalannya waktu, job untuk para bloger buku sekarang tidak menentu karena media sosial untuk berpromosi buku makin variatif. Disinilah waktunya para bloger buku untuk ‘memutar otak’ agar tetap konsisten dengan tujuan utamanya untuk nge-blog.

Kalau kamu yang masih baru jadi blogger buku, tetaplah konsiten dengan blogmu. Buku gratis dan tawaran review adalah hadiah dari hasil kerja keras kamu yang selalu konsisten selama ini. Akrab dengan bloger senior boleh saja, malah bisa jadi awal pijakan kamu untuk mendapat job. Tapi tidak perlu menjadi penjilat, membuat review melebih-lebihkan agar selalu terlihat bagus di mata orang lain atau malah melenceng dari niat awal kamu untuk jadi blogger buku. Cukup jadi diri sendiri saat me-review, perhatikan etika saat me-review dan selalu memperbaiki diri lewat menulis walau hanya lewat resensi. Inshaallah job akan datang dengan sendirinya dan kamu akan kaget suatu hari kamu juga bisa sesukses para bloger senior diluar sana (doa yang sangat perlu di-amin-i nih, terutama buat bloger buku newbie).

Hal penting yang bisa didapat dari menjadi bloger buku adalah saat kamu bisa memantapkan niat awal untuk nge-blog dan membuat dirimu sendiri bermanfaat untuk orang lain khususnya pembaca tulisan kamu. Petuah ini aku ambil dari penulis favoritku yang juga penulis dari buku Pulang dan Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin – Tere Liye.

Kutunggu kalian jadi bagian dari Blogger Buku Indonesia ya

Keep blogging, keep inspiring 

MORE ABOUT ATHAYA IRFAN:

Athaya Irfan bisa kalian sapa di akun Twitter-nya @JeruknipisAnget, atau lewat email di athaya.irfan97@gmail.com

4 komentar:

  1. Pada bagian yang 'menjilat' itu bener banget. Saya kira dengan menjadi blogger buku yang kritis bisa membantu perkembangan penulis untuk melahirkan karya terbaiknya. Kalo menjilat, penulis justru sedang dibohongi. Bakatnya tidak akan meningkat dan cara menulisnya tidak akan berkembang lebih baik. Ini seperti mengingatkan kepada saya sendiri, untuk menjadi blogger buku yang kritis.

    Recent post: Artikel Penulis Favorit

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya, jangan sesekali menjilat hanya untuk menarik perhatian penulis atau membuat mereka senang. Yang ada, kalau buku jelek kita bilang bagus, si penulis malah ga maju2 dan ga tahu kekurangannya.

      Langkah tepat, mulailah jadi seorang reviewer yang kritis.

      Hapus
  2. Aah setuju banget soal jadi blogger buku membawa berkah ketemu teman yang suka buku juga :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ngga salah ya Mba jadi blogger buku, semoga makin konsisten!

      Hapus