Judul : Don’t Say Goodbye
Penulis : Mezty Mez
Tahun terbit : 2016
Cetakan : Pertama
Tebal : 252 hlm
Penerbit : Bukune
Kategori : Novel
ISBN : 978 – 602 – 220 – 203 – 5 |
Blurb:
Setelah
kecelakaan,Dante berusaha menyembuhkan diri selama tiga tahun di Jepang. Kini,
ia sudah bisa beraktivitas dengan baik walau belum bisa berjalan. Setiap hari,
ia berusaha menyusun ingatannya yang hilang. Siapa dirinya dan apa yang telah
ia tinggalkan?
Kenangan akan Rena yang kembali membuat Dante pulang ke Indonesia dengan harapan dapat menemuinya. Namun, sesampainya di sana, Dante justru dilanda kebimbangan, apakah yang dilakukannya benar atau salah. Setelah tahun-tahun yang terlewat, apakah Rena masih tetap menunggunya?
Kenangan akan Rena yang kembali membuat Dante pulang ke Indonesia dengan harapan dapat menemuinya. Namun, sesampainya di sana, Dante justru dilanda kebimbangan, apakah yang dilakukannya benar atau salah. Setelah tahun-tahun yang terlewat, apakah Rena masih tetap menunggunya?
***
“Lebih mudah melepaskan sesuatu
yang sudah selesai entah itu baik atau buruk. Karena sesuatu yang tidak jelas
akhirnya, akan membuat kita tak pernah benar-benar berhenti berharap.”
Hlm. 114
- D A N T E -
Setelah
dilanda koma selama hampir dua tahun, kini, Dante Saktiaksana mulai menjalani
terapi berjalan di sebuah rumah sakit di Jepang. Ingatannya belum sepenuhnya
pulih, dan dia belum bisa berjalan karena kecelakaan yang menimpanya beberapa
tahun lalu saat dalam perjalanan menuju Bandara Narita. Taksi yang
ditumpanginya saat itu tiba-tiba ditabrak oleh taksi lain dari arah berlawanan.
Tidak menunggu waktu lama hingga akhirnya taksi itu meledak. Menewaskan semua
orang yang ada di dalamnya, kecuali Dante. Takdir membuatnya tetap hidup, meski
harus melalui masa-masa yang tidak mudah setelahnya.
Bersama
Inaho, perawat yang bekerja di rumah sakit tersebut, Dante melewati masa-masa
sulitnya. Ia dilatih berjalan, untuk menguatkan saraf-saraf motoriknya. Namun
anehnya, kenapa pihak rumah sakit terutama Inaho, tidak membantunya untuk
mengingat tentang kehidupannya yang terlupa? Dante memang hilang ingatan,
satu-satunya memori yang ia ingat adalah namanya sendiri, dan nama seseorang.
Rena. Yang lebih menyakitkan, Dante tidak bisa mengingat, siapakah mereka
berdua?
-R E N A -
Kini,
kehidupannya sempurnalah sudah. Setelah menikah dengan Alex, mereka dikaruniai
seorang anak laki-laki tampan, Akira. Rena, tidak tahu kebahagiannya akan
sesempurna itu. Karena, beberapa tahun lalu, ia seakan merasa kehidupannya
terhenti pada satu titik yang menyakitkan. Lelaki yang dicintainya, yang sudah
berjanji akan melamarnya, tiba-tiba hilang seakan ditelan bumi. Hanya satu
kabar tentangnya yang diketahui Rena, entah itu benar atau tidak. Dante,
laki-laki itu, dinyatakan meninggal dalam kecelakaan yang menimpanya saat dalam
perjalanan menuju Bandara Narita. Dan itulah puncak kesedihan Rena, ia merasa
kehidupannya hilang arah, dan tidak lagi berguna.
Di
saat itulah, Alex masuk ke kehidupan Rena, membuka hati sepenuhnya untuk
membawa Rena bengkit dari keterpurukannya. Dan kini, keadaan berubah sudah.
Alex dan Rena sama-sama sudah bahagia dengan kehidupan mereka. Namun meski
begitu, di sudut terdalam hatinya, seseorang masih Rena harapkan kedatangannya.
Dante,
apakah ia akan kembali?
***
“Tapi yang paling mengagumkan,
dia tidak pernah berhenti berharap. Dia selalu berharap. Bahkan ketika dia tahu
tak ada lagi yang akan berubah dengan pengharapannya. Dia tak pernah berhenti
berharap… dan itu membuat orang lain ikut berharap sepertinya. Dia mampu
menerangi orang lain, tapi dirinya sendiri terbakar habis. Dia seperti…. Matahari.”
Hlm. 107
Don’t
Say Goodbye adalah novel ketiga dari Mezty Mez. Selain itu, novel ini juga
menjadi sekuel terakhir dari seri Hai Luka. Ditulis di tengah kesibukan
penulisnya yang sedang syuting sinetron, novel ini rupanya diselesaikan dengan
cukup baik, meski ending-nya terkesan sangat tergesa-gesa dan kurang logis.
Dibandingkan
dengan novel pertama, Hai Luka, memang bagiku, jika dilihat dari segi
ceritanya, Don’t Say Goodbye ini terbilang tidak lebih bagus. Jika 'Hai Luka' mendapat 4 bintang dariku, maka novel ini sudah cukup dengan 3 bintang saja. Namun,
setidaknya, novel ini berhasil mengobati kekecewaanku terhadap buku kedua,
yaitu ‘Sesaat di Keabadian’ yang cenderung tipis dan kurang dieksplor dari
berbagai sisi.
Di
novel Don’t Say Goodbye, selain tebal—itu poin plus banget—setiap elemen dan
pembangun ceritanya juga dikembangkan dengan cukup baik. Rasa yang aku dapat
memang selaras dengan di novel pertama. Sangat melibatkanku secara emosional
dan cerita tersampaikan dengan cukup baik. Terkait latar tempat, buku ini punya
dua latar utama—Jepang dan Indonesia. Namun meski latar awal buku ini di
Jepang, jangan harap kalian bisa menikmati keindahan dan panorama negeri Sakura
tersebut disini. Karena setting Jepang hanya sebatas rumah sakit tempat Dante
dirawat saja.
Sudut
pandang yang digunakan dalam buku ini adalah sudut pandang orang pertama dari kedua
tokoh utama—Rena dan Dante. Cara ini membuat pembaca mudah untuk mendalami
perasaan dan perubahan pola pikir yang mungkin saja terjadi pada kedua tokoh
tersebut. Otomatis, segala perubahan terakit perasaan mereka, sedikit pun,
dapat dipahami dengan logis jika menggunakan PoV1. Namun entah pada bab berapa
tepatnya, PoV1 tiba-tiba berubah jadi PoV3. Tidak masalah sebenarnya, karena
memang tidak ada ketentuan khusus untuk itu. Tapi sebenarnya, aku lebih suka
jika PoV1 tetap dipertahankan sampai akhir. It’s
just taste!
Seperti
yang sudah kubilang tadi, novel ini berhasil melibatkanku secara emosional.
Banyak adegan-adegan yang menyentuh dan menyayat hati, terutama ketika penulis
mengutarakan bagaimana perasaan dari kedua tokoh utamanya dengan cukup baik.
Selain itu, bagiku novel Don’t Say Goodbye ini juga cukup baik pada bagian
dialog antar tokohnya. Sarat akan emosi dan didukung dengan suasana cerita yang
juga relevan, sendu-sedih. Lewat ketiga novelnya ini, aku cukup bisa mengenali
ciri khas Mezty dalam menulis, yakni tidak lepas dari kesan kesenduan dan
kesedihan. Dan hal tersebut berhasil dimaksimalkan menurutku, sehingga feel terasa lebih sampai ke benak
pembaca.
Kemudian,
membaca buku ini menurutku tidak boleh lepas dari kedua buku sebelumnya. Selain
ceritanya yang berhubungan, beberapa elemen cerita lain, seperti kronologi
cerita dan sebab-akibatnya juga banyak terselip di dua buku tersebut. Jika
kalian membaca buku ini tanpa membaca dua buku sebelumnya, maka kemungkinan
besar kalian akan menemukan banyak kebolongan di sana-sini, dan menganggap
ceritanya tidak runut tur logis. So, Don’t Say Goodbye bukan tipe novel yang
berdiri sendiri, namun memiliki rangkaian kejadian yang tersebar di buku
sebelumnya. Dan setelah aku baca buku ini, rasanya cukup puas. Semua kejadian
menjadi jelas seperti apa dan bagaimana sebab-akibatnya juga kronologinya.
Alhasil ceritanya menjadi runut, logis dan tidak… ‘aneh’.
Sayangnya,
ending cerita ini tidak dikemas dengan baik. Buruk menurutku, tipe-tipe
sinetron. Penulisnya memang pemain sinetron, tapi buku yang ditulisnya juga
tidak harus se-sinetron juga. Ending (bag. Epilog) menurutku diselesaikan
sangat tergesa, tidak dijabarkan secara logis, dan seperti yang aku tulis
barusan, sinetron banget. Kalau saja penulis rela mengorbankan 2-3 lembar lagi
untuk memperbaiki endingnya menjadi lebih bagus, kemungkinan besar aku bakal
naikin rating untuk novel ini. Hmm, sayang sekali.
Kemudian
saat menjelang ending, waktu Ayahnya Rena datang tiba-tiba itu, menurutku juga
mendadak banget, tidak ada penjabaran logis. Seharusnya dari awal-awal, sudah
dikode terlebih dahulu, atau istilah lainnya, memberi ancang-ancang dulu agar
tidak terkesan mendadak seperti ini. Sangat-sangat disayangkan sekali, buku ini
tidak bagus pada bagian akhir. Untuk typo, memang masih banyak. Aku jadi heran,
dari ketiga novel Mezty, kenapa tidak ada yang bersih dari typo? Narasinya juga
banyak kalimat yang kurang efektif. Intinya, dari segi teknik penulisan, novel
ini masih harus banyak perbaikan.
Secara
keseluruhan, novel ini cukup berhasil memuaskanku terhadap kisah akhir
Rena-Dante-Alex. Meski tidak begitu maksimal, namun aku harap Mezty bisa lebih
baik lagi untuk buku-buku selanjutnya. Ditunggu sekali!
Terima
kasih!
***
“Harapanku telah terkabul dan dia kembali
padaku. Itulah yang terpenting.”
Hlm. 199
Review buku yang sangat bagus. Bagi yang ingin membaca novel nya secara keseluruhan. Silahkan baca novelnya di http://www.indoebook99.xyz/2017/06/dont-say-goodbye.html
BalasHapus