Jumat, 29 Juli 2016

Kriiing Kriiing Penulis: Ber-AADC Bersama Silvarani



Hwaaloooo gaaesss!!!

Kembali lagi di Kriiing Kriiing Penulis. Hmm udah cukup lama juga ya aku absen untuk postingan ini. Dan sekarang aku balik lagi bersama seorang penulis lokal Indonesia yang karyanya cukup terkenal dan laris. Siapa dia? Nanti ya, denger dulu aja ceritaku. Kemarin di sekolah gue dapet pertanyaan dari salah satu temen: ‘Kamu udah nonton AADC 2 belum, Bin?’ Absolutely  gue jawab belum, hahaha. Jangan bilang norak dong, emm gimana ya, aku emang bukan salah satu penggila film sih, jadi nggak terlalu imicu memang kalau ada film lagi booming gitu, hwehehe. Anyway, ngomong-ngomong soal AADC, film ini sejak 15 tahun lalu memang masih punya tempat ya di hati masyarakat. Lihat sendiri kan gimana antusiasnya kemarin pas rilis season keduanya? Nah, di saat yang bersamaan pun, satu kejutan juga hadir buat para penggemar Ada Apa Dengan Cinta.

‘Apaan, Bin?’

Jika sebelumnya Ada Apa Dengan Cinta hadir dalam bentuk film, kini kisah cinta antara Rangga dan Cinta ini hadir dalam sebuah bentuk baru lo. Yup, film Ada Apa Dengan Cinta—season pertama—kini telah berhasil dinovelisasikan. Istilah lain, Ada Apa Dengan Cinta telah dikemas menjadi sebuah buku. Yeay! Atas hasil kerjasama antara Gramedia dan Miles Production, dengan bangga mereka mempersembahkan….


NOVEL  ADA  APA  DENGAN  CINTA



Meski sudah lima belas tahun berlalu, rupanya keeksistensian film Ada Apa Dengan Cinta masih menjamur di kalangan masyarakat. Demi melestarikan (cieeilah melestarikan) kisah dan cerita dari film tersebut, sebuah brand baru pun diluncurkan. Bersama dengan Gramedia dan Silvarani, novel Ada Apa Dengan Cinta resmi dirilis pada bulan Maret 2016.

Lantas, seperti apakah penggarapan novel Ada Apa Dengan Cinta ini?

Di bawah ini, aku akan menyajikan hasil interview-ku bersama dengan Kak Silvarani, selaku penulis novelisasi Ada Apa Dengan Cinta. Jadi, tunggu apalagi? Yuk kita simak di Behind The Scene Novel ‘Ada Apa Dengan Cinta’ dari penulisnya langsung!


Sumber: di sini 

·   Halo Kak Silvarani! Sebelumnya, sapa dulu dong Kak para pembaca di Ach’s Book Forum :D

“Halo para pembaca di Ach’s Book Forum! Salam kenal, nama saya Silvarani. Saya adalah penulis beberapa judul novel Indonesia, dan salah satunya adalah novel Ada Apa Dengan Cinta.”

1.       Ceritakan dong Kak, bagaimana awalnya Kak Silvarani bisa mendapat tawaran untuk me-novelisasi film Ada Apa Dengan Cinta? Dan, gimana sih perasaannya saat itu?

“Yup, semuanya berawal dari tahun 2015 atau akhir 2014 ya. Ketika saya ditawarkan oleh Gramedia menulis novel LDR dari skenario film tersebut. LDR itu adalah film yang dimainkan oleh Al Ghazali, Mentari, dan Verrel Bramasta. Setelah novelisasi LDR terbit, imiculillah disambut dengan baik dan sudah cetak ulang juga. Lalu ditawarin lagi novel 3 Srikandi. Sekarang sudah selesai menovelisasikan film 3 Srikandi, tapi diterbitkannya nunggu film-nya. Tahun ini film-nya baru keluar, bulan Agustus. Jadi nanti novelnya juga keluar bulan Agustus, tanggal 1. Kalau film-nya masih tanggal 4 Agustus nanti.

Nah, setelah beberapa kali menulis atau menovelisasi tersebut, akhirnya Gramedia kembali menawarkan: ‘Kalau disuruh menovelisasi skenario film lagi mau nggak, Sil?’ Aku pun jawab ‘Boleh, apaan Mbak?’ Dan ternyata… Ada Apa Dengan Cinta. Nah, begitu ‘Ada Apa Dengan Cinta’ keluar dari mulut editor saya itu, wah saya benar-benar excited, saya langsung ngangguk ‘Mau, mau!’. Nggak mungkin ditolak dong Ada Apa Dengan Cinta? Karena itu film waktu saya remaja fenomenal banget, dan kayaknya saya dan teman-teman saya nontonnya lebih dari satu kali deh.”

2.      Apa saja kesulitan yang Kak Silvarani alami dalam menovelkan sebuah film? Terlebih, ini adalah film lama.

“Kesulitannya adalah karena Ada Apa Dengan Cinta merupakan sebuah brand yang sangat besar dan berkesan di setiap hati para penonton film Indonesia ya. Jadi, kesulitannya yang pertama adalah saya agak takut juga gitu. Takutnya nanti misalnya orang akan kecewa dengan karya saya. Tapi kekecewaan itu saya geser, pokoknya saya total aja mengerjakan novel Ada Apa Dengan Cinta ini, dan saya benar-benar pakai hati. Juga saya harapkan semua pembaca senang dengan novel ini.

Kesulitan yang lain paling, kalau novel sendiri kan kita bisa bebas mengarang ceritanya seperti apa, tapi kalau menovelisasi skenario film, itu kita tidak boleh menambah-nambahkan adegan atau bikin kreasi sendiri. Misalnya saya bikin ceritanya jadi: Rangga bukan pergi ke New York, tapi pergi ke Beijing. Nah itu kan nggak mungkin? Kita harus bikinnya sama dengan yang di skneario film, nggak boleh ngarang-ngarang. Itu artinya melanggar kode etik (ciieeillaah kode etik ya Kak Sil, hahaha).

Terkait film lama, sebenarnya nggak terlalu pengaruh ya apakah ini film lama atau enggak, yang penting ada skenarionya. Jadi saya bisa mengikuti kata-kata di novel dari dialog-dialog yang ada di skenario film. Lalu, novel Ada Apa Dengan Cinta ini kan terbitnya juga bareng dengan rilisnya film AADC 2, jadi menurut saya ya masih nyambunglah euphoria-nya.

3.      Dari Kak Silvarani sendiri, bagaimana sih cara menulis kembali cerita dalam film menjadi sebuah novel tanpa menghilangkan  ‘rasa asli’ dari film tersebut?

“Kalau untuk novel Ada Apa Dengan Cinta ini, setelah saya mendapatkan skenarionya dari pihak Miles Production, saya pun membaca skenarionya tersebut lalu menulis ulang di laptop saya. Selain itu saya juga mendengarkan soundtrack film Ada Apa Dengan Cinta. Jadi saya ingin membangkitkan lagi ‘feel’ yang pernah saya dapatkan ketika saya melihat film AADC dulu.

Tidak hanya sampai situ, saya juga menonton ulang film Ada Apa Dengan Cinta berkali-kali, biar saya bisa mempelajari mimik para tokoh ketika bicara, lalu saya juga melihat suasana sekolah mereka seperti apa. Karena selain dialog yang harus kita tuliskan, kita juga harus merasakan setiap penggambaran yang ada di film tersebut.”

4.  Jika dibandingkan dengan film-nya, kira-kira ada atau tidak Kak, penambahan atau mungkin penghapusan beberapa adegan yang Kak Silvarani lakukan di novelnya ini?

“Kalau penambahan, nggak ada ya. Penghapusan, juga nggak ada. Pokoknya saya benar-benar mengikuti apa yang ada di skenario film-nya. Paling cuma kayak gini sih, misalnya kalau di skenario film itu kalau nggak salah, waktu adegan Cinta ke toko buku, yang melayani Cinta saat itu adalah karyawan laki-laki. Akhirnya saya ngikutin dan nulis apa yang ada di situ. Tapi ternyata begitu nonton film-nya, yang melayani Cinta di toko buku saat itu adalah karyawan perempuan. Tapi saya sudah terlanjur menulisnya karyawan laki-laki berdasarkan skenario.

Jadi kalau ada orang yang baca novelnya dan bilang: ‘Ini kok novelnya beda sih, di sini Cinta ngomong sama Mas-Mas, nah di film sama Mbak-Mbak’. Mungkin bedanya cuma di situ aja sih. Dan di novel itu saya lebih menggambarkan kata hati setiap tokohnya aja. Kayak misalnya adegan ketika Alya curhat tentang keluarganya di kamar Cinta, terus teman-teman lain kayak Karmen, Maura, Milly ada juga di sana. Di adegan itu saya menggambarkan Alya memperhatikan suasana kamarnya Cinta, dan ia berpikir ‘yah, saya nggak mungkin ya punya kamar selucu kamarnya Cinta, jangankan kamar yang lucu, memberikan perlindungan terhadap saya saja, Ayah dan Ibu tidak bisa.’ Nah, jadi saya menggambarkannya seperti itu.”

5.  Di saat yang bersamaan, film AADC 2 pun resmi tayang di bioskop dan mendapat sambutan yang ‘wah’ dari masyarakat. Nah, bagi Kak Silvarani sendiri, apakah euphoria AADC 2 ini juga ikut berpengaruh terhadap novel AADC yang kakak tulis? Terutama dari segi penjualan.

“Of course, banget. Karena Ada Apa Dengan Cinta itu rilisnya nggak hanya di Indonesia ya, tapi di luar negeri juga. Nah, karena itu akhirnya para pembaca yang ada di luar Indonesia pun berkeinginan untuk membeli novel Ada Apa Dengan Cinta. Kemarin itu novel AADC dibeli juga sama pembaca di Malaysia, pembaca di Brunei. Makanya, saya senang banget. Tapi kadang-kadang ada juga dari mereka yang minta novelnya beserta TTD saya, nah ongkos kirim dari Indonesia ke luar negeri kan sedikit mahal, jadi kendalanya ya kayak gitu.

Tapi akhirnya, ada beberapa toko buku di luar negeri seperti di Malaysia dan Brunei yang menjual buku-buku terbitan Indonesia. Makanya saya terima kasih banget buat mereka, akhirnya pembaca di luar sana bisa membeli novel Ada Apa Dengan Cinta dari toko buku tersebut. Terus akhirnya ada juga dari mereka yang berhubungan sama saya, akhirnya jadi nambah teman deh, terutama pembaca-pembaca di luar Indonesia.”

6.      Ada atau tidak tanggapan dari orang yang mengatakan: ‘Yah, ini novelnya mah sama ‘plek’ dengan film-nya, nggak ada yang waw sama sekali’

Nah, yang begitu ada nggak Kak? Dan gimana tanggapan Kak Sil untuk ini?

“Wah, pasti ada, Bin. Karena jika setiap karya itu ditelurkan (ayam kali ah, hahaha), itu pasti ada pujian dan kritikan. Banyak yang mengkritik juga novel Ada Apa Dengan Cinta ini. Seperti mengatakan bahwa: ‘Terus apa gunanya baca novel kalau sama saja kayak film-nya? Yaudah nonton film-nya aja.’ Terus ada juga yang bilang: ‘Ini kayaknya cuma buat ada-adaan aja deh novel AADC-nya, bukan sesuatu yang worth it untuk dimiliki.’ Ada yang bilang kayak gitu juga, dalam-dalam pokoknya. Tapi kalau saya sih mikirnya, yang penting niat dari Miles Production, Gramedia, dan saya adalah niat yang baik. Niatnya adalah untuk berkarya, menawarkan bentuk lain brand Ada Apa Dengan Cinta yang kalau kemarin adalah film, nah sekarang hadir dalam bentuk novel.

Kalau misalnya ada orang yang memuji, ya Alhamdulillah, tapi kalau ada yang mengkritik ya Alhamdulillah juga. Jadi kita punya masukan dan tahu, ‘oh jadi orang tu ada juga ya yang nggak suka kalau misalnya novelnya malah sama plek dengan film-nya. Nah sementara kalau malah kita tambah-tambahin misalnya, atau kita bikin ending lain, nanti orang yang lain lagi ada yang ngomong: ‘kok ditambah-tambahin sih, jadi jelek’ atau kalau nggak, ‘kok endingnya beda sih sama film-nya, aneh.’ Nah, orang kan bisa bebas bicara dan kita terima saja tapi nggak usah terlalu dipikirkan dan dimasukin ke hati, takutnya nanti kita malah jadi sakit hati terus berhenti berkarya. Jangan sampai kayak gitu.”

7.       Silakan promosi bukunyaaaaaa…. (mau buku-buku yang lain juga bolehh, hihi)

“Oke, buat teman-teman pembaca di luar sana yang belum memiliki novel Ada Apa Dengan Cinta, segera dapatkan di toko buku terdekat atau bisa juga mention saya di media social. Alhamdulillah, novel Ada Apa Dengan Cinta sudah tiga kali cetak ulang. Saya terima kasih banget buat pembaca-pembaca yang sudah beli.

Terus untuk melihat apa saja novel-novel yang pernah saya tulis, bisa buka Instagram saya di @nadiasilvarani, atau bisa membuka blog saya di www.silvaranibooks.wordpress.com. Okay terima kasih sudah ngobrol-ngobrol. See u dan sukses!”

Nah temans! Itu tadi adalah hasil bincang seruku dengan penulis Ada Apa Dengan Cinta, Kak Silvarani. Duh, kalian tau nggak sih gimana rasanya bisa interview bareng penulis AADC? Awesome, hahaha. Hmmmm dempornya nggak papa lah ya, soalnya Kak Sil maunya pakai voice note, jadi aku harus berjuang sekuat tenaga buat ngetikin nyalin jawabannya, hahahaha.

Tapi seru kan, teman-teman? Selain tahu apa saja yng ada di balik layar pembuatan novel Ada Apa Dengan Cinta, apa aja sih yang bisa kalian dapat dari interview singkat di atas? Tulis dan ungkap pendapatmu di kolom komentar bawah ya!

Terima kasih!

MORE ABOUT NADIA SILVARANI:
Nadia Silvarani bisa kalian sapa di akun twitter @Silvarani | Instagram @nadiasilvarani | email: silvaranibooks@gmail.com

3 komentar:

  1. Hai bintang sebelumnya salam kenal ya..
    Baru ngeh, ternyata kamu masih SMA ya.. sering juga baca sekilas nama kamu di kolom jawaban blogger buku lain.
    Kalau ga di tag di twitter, ga tau nih ada wawancara dengan mba Silvarani, beliau memang ramah ya ternyata..
    Menurut saya novelisasinya keren, feel AADCnya dapet banget, rasanya saya terkenang kembali masa-masa saya SMA, disaat film AADC booming dulu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Ka Annisa, salam kenal juga. Iya, aku masih SMA, hehe.

      Iya yah, Kak Silvarani orangnya ramah dan menyenangkan, senang bisa kenal dengan beliau. Ya dong, bagus banget novelisasi AADC-nya.

      Terlebih aku kurang tahu menahu tentang film AADC, jadi pas pertama kali baca novelisasinya, ini surprise banget buatku :))

      Hapus
  2. yukk mampir ke website kita, ada banyak informasi tentang Smartphone hehe :)

    DEMAK KENDAL SEMARANG UNGARAN

    BalasHapus