Judul : Love in Kyoto
Penulis : Silvarani
Tahun terbit : 2016
Cetakan : Pertama
Tebal : 232 hlm
Kategori : Novel
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
ISBN : 978 – 602 – 03 – 3630 – 5 |
Blurb:
“Adinda
Melati, Satoe hari nanti, berkoendjoenglah ke Kjoto dengan kimono jang kaoe
djahit dari kain sakoera ini. Akoe menoenggoemoe.” —Hidejoshi Sanada (13/11/45)
Veli, gadis yatim-piatu yang sejak kecil diasuh kakek-neneknya, adalah perancang busana yang tengah naik daun. Sepulang dari Jakarta Fashion Week, dia menemukan tumpukan surat lusuh di sela-sela koleksi kain nusantara almarhumah neneknya, Nenek Melati. Nama pengirim surat berbau Jepang itu mengusik rasa ingin tahunya, apalagi ada kaligrafi potongan ayat Al-Qur’an di dalamnya.
Bukan kebetulan, prestasi Veli sebagai desainer diganjar kesempatan tinggal beberapa bulan di Kyoto untuk mengikuti program industri budaya. Veli merasa, ini jalan untuk menambah ilmu sekaligus mencari tahu tentang Hideyoshi Sanada.
Dengan bantuan Mario, teman spesial yang sedang bertugas di Osaka, dan Rebi, kawan SMA yang sudah empat tahun menetap di Jepang, jalinan rahasia antara Hideyoshi dan Nenek pun satu per satu mulai terungkap. Penemuan ini juga membawa Veli dan Mario bertemu sosok dingin bernama Ryuhei Uehara, musisi muda shamisen, dan Futaba Akiyama, gadis pemalu penjaga kedai udon di tengah kota Kyoto. Ternyata, hubungan empat insan ini melahirkan kisah yang jauh lebih rumit dibanding cerita Hideyoshi dan Nenek Melati puluhan tahun silam.
Veli, gadis yatim-piatu yang sejak kecil diasuh kakek-neneknya, adalah perancang busana yang tengah naik daun. Sepulang dari Jakarta Fashion Week, dia menemukan tumpukan surat lusuh di sela-sela koleksi kain nusantara almarhumah neneknya, Nenek Melati. Nama pengirim surat berbau Jepang itu mengusik rasa ingin tahunya, apalagi ada kaligrafi potongan ayat Al-Qur’an di dalamnya.
Bukan kebetulan, prestasi Veli sebagai desainer diganjar kesempatan tinggal beberapa bulan di Kyoto untuk mengikuti program industri budaya. Veli merasa, ini jalan untuk menambah ilmu sekaligus mencari tahu tentang Hideyoshi Sanada.
Dengan bantuan Mario, teman spesial yang sedang bertugas di Osaka, dan Rebi, kawan SMA yang sudah empat tahun menetap di Jepang, jalinan rahasia antara Hideyoshi dan Nenek pun satu per satu mulai terungkap. Penemuan ini juga membawa Veli dan Mario bertemu sosok dingin bernama Ryuhei Uehara, musisi muda shamisen, dan Futaba Akiyama, gadis pemalu penjaga kedai udon di tengah kota Kyoto. Ternyata, hubungan empat insan ini melahirkan kisah yang jauh lebih rumit dibanding cerita Hideyoshi dan Nenek Melati puluhan tahun silam.
***
“Maut belum tentu memisahkan cinta. Jika
sepasang insan saling menjaga iman orang terkasihnya, sehingga mereka berdua
bisa kekal di surga Allah, di sana, mereka akan melanjutkan memelihara cinta
mereka, selamanya.”
Hlm. 159
Setelah
sukses dengan pagelaran fashion show
malam itu, kini karir Veli Aridipta—begitu orang-orang mengenalnya—sebagai
seorang desainer menjadi kian gemilang. Beberapa media cetak atau tayangan televisi
banyak yang menyiarkan berita dan informasi dari desainer muda yang terkenal
sebab kekreatifannya dalam memadukan kedua unsur budaya ke dalam satu konsep
pakaian itu. Malam itu, sebenarnya Veli sudah cukup lelah karena tenaga dan
pikirannya terkuras habis demi acara fashion
show, tapi sayangnya ketika sampai di rumah, Kakek Veli justru menghalangi
niat cucunya itu untuk istirahat terlebih dahulu. Ia meminta Veli untuk mencari
kain-kain nusantara peninggalan nenek Melati yang ada di gudang. Berbekal
dengan segenggam alat penerangan, dalam sebuah gudang yang sempit dan berbedu,
Veli menemukannya. Tidak hanya tumpukan kain tradisional yang memukau, tapi
juga beberapa lembar surat dan foto misterius.
Surat
misterius itu ditulis dalam aksara Jepang, dan pengirimnya pun orang Jepang.
Dia adalah Hideyoshi Sanada. Di sana, tertulis bahwa seseorang yang dituju
dalam surat itu bernama Sakura. Pertanyaannya, siapa Hideyoshi Sanada? Dan,
Sakura, siapa pula dia? Mengapa surat-surat ini ada di rumahnya, dan lebih
mengherankan lagi, apakah surat-surat ini memang sengaja disimpan oleh
neneknya? Jika memang iya, apa hubungan antara Nenek dengan Hideyoshi dan
Sakura?
Di
lain sisi, keesokan harinya, Veli akan terbang ke Jepang untuk mengikuti
pelatihan pendalaman kebudayan Jepang selama 9 bulan. Lebih tepatnya di Kyoto.
Menyadari hal demikian, maka Veli secara sigap langsung membawa surat-surat
misterius itu. Mungkin, Mario dan Rebi—kedua temannya yang berada di Jepang—bisa
membantu untuk mengartikan isi surat tersebut. Veli sudah cukup lama berkenalan
dengan mereka, terlebih Mario. Lelaki itu berhasil menciptakan babak baru dalam
kehidupan asmara Veli, meski sesungguhnya kisah mereka sangat tidak memiliki
kejelasan, bahkan cenderung mustahil untuk diteruskan.
Sembilan
bulan di Kyoto, tak ayal membuat Veli dan Mario rekat kembali. Namun, masalah
kembali datang. Hal ini dikarenakan keluarga Mario yang tidak menghendaki
putranya berdekatan dengan Veli. Alasan terbesar mereka adalah karena catatan
kelam dari keluarga besar Veli. Masalah antara mereka kian bergulir hingga
masing-masing dari mereka menemukan orang baru. Veli bertemu dengan Uehara yang
mana adalah seorang samurai andal, dan Mario berkenalan dengan Futaba, seorang
gadis penjaga kedai kudon.
Lantas,
bagaimanakah kisah mereka akan berakhir? Dan, bagaimana pula tentang surat-surat
misterius itu, akankah Veli menemukan jawabannya, terutama tentang sosok asli
Hideyoshi Sanada?
***
“Orang
yang fokus hanya pada hasil, ketika mereka tak bisa mewujudkan mimpi, mereka
akan jatuh sejatuh-jatuhnya. Tapi orang yang menghargai proses, ketika mereka
tak bisa mewujudkan mimpi, mereka akan tetap semangat maju karena proses
dianggap sebagai pencapaian.”
Hlm.
150
Ini
adalah ketiga kalinya aku membaca buku tulisan Silvarani. Sangat mudah dipahami
memang, jadi aku tak perlu ambil pusing dengan jalan ceritanya. Jenis bacaan
yang sangat aku sukai. Untuk informasi, novel ini dibuka dengan prolog yang
sangat memukau. Dengan memasukkan unsur aksi, Silvarani membuat adrenalin
pembaca benar-benar ikut beraksi bersama ceritanya. Sayangnya hanya di awal
saja, padahal aku penyuka novel-novel aksi, hehe. Dengan mengambil setting pada
masa revolusioner, rupanya prolog ini menjadi secuil kisah yang mana akan
menjadi konflik tersendiri di novel ini, yaitu tentang Hideyoshi Sanada dan
Nenek Melati. Jika boleh mengajukan permintaan, aku ingin kisah tentang Nenek
Melati dan Hideyoshi ini ditulis dalam buku sendiri. Karena benar-benar
mengundang rasa ketertarikan, dan jika diceritakan sekilas di sini aku rasa
kurang. Ditulis di buku sendiri dengan memasukkan banyak unsur aksi, dan
romannya tidak ketinggalan juga pastinya. Aku rasa itu akan menjadi warna
tersendiri dalam perjalanan karir menulis Silvarani.
Kemudian,
setting di buku ini sangat relevan dan mendukung sekali dengan kisah yang
dihadirkan. Jepang, yang selalu identik dengan pohon bunga sakura, benar-benar
bisa menjadi panggung yang mampu menghidupkan suasana ceritanya. Terutama untuk
kisah Mario dan Veli yang begitu manis. Mungkin, dari ketiga buku Around The World with Love yang lain,
buku inilah yang setting-nya benar-benar berkesan manis buatku.
ILUSTRASI: Mario & Veli dalam novel #LoveinKyoto SUMBER: DI SINI |
Selain
itu, tidak hanya mendetilkan tentang kenampakan Kyoto saja, namun unsur-unsur
kultur juga penulis selipkan di banyak tempat. Menjadikan buku ini, meski pun
lebih mengusung roman percintaan, namun juga tidak lepas dari segi informatif
dan pengetahuan. Satu lagi, jangan salahkan aku kalau sehabis mebaca buku ini,
kamu akan kepingin banget untuk bertolak ke Jepang, terlebih Kyoto. Salah satu
korbannya adalah orang yang sedang menulis review ini.
Bagian
lainnya yang aku suka dari buku ini adalah plot yang penulis masukkan lebih
dari satu. Plot tentang percintaan yang diusung oleh Mario dan Veli, bahkan
juga dari Uehara dan Futaba. Plot misteri tentang surat-surat misterius
Hideyoshi Sanada dan Sakura. Dan bagusnya, keduanya berhasil diselesaikan
dengan baik tanpa berat sebelah dan sama rata. Setiap plot memilik penyelesaian
dan akhir masing-masing yang tidak membuat pembaca serasa digantung. Kemudian,
untuk unsur religinya sendiri, kandungan surah Al Zalzalah-lah yang berbicara.
Yang mana, surah ini membawa perubahan secara rohani bagi para tokohnya.
Secara
keseluruhan, Love in Kyoto dari Silvarani terlalu manis untuk kalian lewatkan.
Dan jadilah orang berikutnya yang jatuh cinta dengan ceritanya!
Terima
kasih!
“Buat
apa dipuja dan dipuji ribuan orang, jika aku tahu hanya ada satu orang di
hatimu, dan itu bukan aku.”
Hlm.
153
Tidak ada komentar:
Posting Komentar