“Jika cinta itu adalah anugerah, kenapa masih ada yang harus tersakiti? Lalu, jika cinta itu adalah petaka, kenapa cinta bisa begitu hangat dan membuat kebahagiaan terasa indah?”
(Hlm. 94)
Judul : Sesaat Di Keabadian (sequel Hai, Luka)
Penulis : Mezty Mez
Editor : Ayuning & Bayu Novrilianto
Penyelaras aksara : Emka
Penata letak : Blu Athea & Maspri
Penyelaras tata letak : Gita Ramayudha
Desainer sampul : Maspri
Penyelaras desain sampul: Gita Ramayudha
Penerbit : EnterMedia
Cetakan : Pertama, 2015
Tebal : vii + 130
ISBN : 979-780-835-1
*Blurb:
Ini tentang seseorang yang istimewa di hatiku; seseorang yang tak bisa aku lupakan meski telah lama pergi. Ini juga tentang seseorang yang mampu membahagiakanku; seseorang yang tak bisa aku tinggalkan di babak kehidupan selanjutnya. Mungkin ceritaku ini sedikit berlebihan, tapi aku jujur menuliskannya. Bukankah tak ada yang lebih indah dari saling mencintai?
Aku bisa jadi salah seorang perempuan yang beruntung di bumi ini, mungkin saja. Tapi tanpa mereka? Entahlah bagaimana aku jadinya.
Apakah kamu tahu takdir tentang cinta yang paling menyakitkan itu apa? Jawabannya adalah kamu tidak ingin orang-orang yang mencintaimu patah hati lalu terluka.
Kamu tak perlu setuju dengan jawabanku, karena cinta punya bahasanya sendiri. Percayalah, apa yang aku alami jauh lebih buruk dari sekadar patah hati. Sampai di sini, maukah kamu mendengar ceritaku selanjutnya?
***