Selasa, 23 Agustus 2016

Tanya Blogger: Cara Mengembangkan Minat Baca Pada si Kecil ala Nurina



Haiii haaiii temans!

Gue mau cerita nih, bulan lalu pas gue lagi duduk di depan rumah, kebetulan ada segerombol anak kecil lagi ngumpul pada mainan. Kebetulan halaman rumahku luas dan lapang.   So? Uda pasti rumahku jadi sasaran utama setiap kali mereka mau main. Dan kebetulan juga waktu itu gue lagi duduk di teras sambil baca novel. Kemudian, nggak ada angin nggak ada petir, tiba-tiba satu dari anak kecil yang bermain di halaman itu ngoceh ke gue: Mas, lagi baca apa? Gue jawab baca novel dong pastinya. Temennya yang lain malah ikut ngrecokin: Baca buku setebel itu? Malesin banget! Saat mendengar bocah bocah itu, gue cuma meringis dan maklum aja sih. Namanya juga anak kecil.

Tapi kalau di batin, agak bingung juga sih sama mereka. Mayoritas dari mereka adalah anak Sekolah Dasar dan masih nganggep baca sebagai kegiatan malesin? Ok, mungkin mereka bilang gitu karena buku yang gue baca tebel, tapi coba berpikir dari sisi yang berbeda. Kalau pun buku yang kita baca itu tipis, apa tu bocah masih tetep ngomong gitu? Intinya sih, masalahnya bukan dari tebal atau tipisnya buku, tapi masalah ada pada minat baca si anak. Gue jadi bertanya tentang seperti apa minat baca pada anak-anak. Kalau dilihat dari lingkungan gue sih, hampir semua anak lebih suka meluangkan waktunya untuk bermain. Bagus juga sih sebenarnya, karena bermain juga akan mengembangkan kemampuan bergaul anak. Tapi menurut gue sih alangkah lebih baik kalau antara kebutuhan jasmani mau pun rohani dibuat seimbang (yaellaahh bahasa gue gitu amat, hahaha)

Duh, kebanyakan ngomong nih. Langsung aja ya, untuk menemukan jawaban tentang minat baca anak-anak dan seperti apa cara menumbuhkannya, kita bahas di Tanya Blogger aja yuk.   Tema kita kali ini adalah ‘Cara Mengembangkan Minat Baca pada si Kecil’. Dan, blogger yang akan gue hadirkan untuk membahas masalah ini adalah Mba Nurina Widiani, empunya blog Nurina Mengeja Kata. Tahu, kan?



Nah, kalau udah tau orangnya, hayuk kita simak aja ya obrolan singkatku dengan Mba Ina. Kira-kira, seperti apa ya pendapat dan solusi yang diberikan Mba Ina?

Mari kita cari sama-sama. Selamat menyimak!

Sebelumnya, sapa dulu dong Mba, para pembaca di Ach’s Book Forum, hihi…

Haloo pembaca setia blog Ach's Book Forum, perkenalkan saya Nurina Widiani atau biasa dipanggil Ina si empunya blog Nurina Mengeja Kata. Seneng banget diundang jadi tamu kehormatan *tsaah* di Ach's Book Forum, dan dibolehin ngoceh di sini. Gyahahaha.

  1. Dimulai dari pertanyaan yang paling mendasar. Menurut Mba Ina, apakah anak-anak di Indonesia banyak yang suka dengan kegiatan membaca?
Saya kurang tahu sih bagaimana di daerah lain, tapi sejauh yang bisa saya amati, minat baca anak-anak sudah bagus. Banyak orangtua yang saya kenal yang punya waktu khusus untuk melakukan kegiatan membaca bersama anak-anaknya. Setiap bertemu murid baru, saya juga suka bertanya apa mereka sering membaca buku, dan rata-rata anak perempuan menjawab: ya, sementara anak laki-laki menjawab: jarang. Mungkin karena semakin besar seorang anak, kegiatan membaca menjadi kurang menantang ya?

  1. Menurut Mba Ina sendiri, usia berapakah yang ideal untuk mengenalkan anak dengan dunia membaca?
Sejak dalam kandungan dong. Precious moment banget deh saat saya membaca dan bayi dalam perut saya menendang memberi tanggapan. Itu.... indah bangeeeet. Paling nggak si calon bayi jadi mulai mengenal bahasa. Yah pada intinya sih, kenalkan kegiatan membaca sedini mungkin pada anak. Tapi jangan lupa untuk tetap konsisten. Dan nggak pernah ada kata terlambat untuk mulai membaca. Banyak kok anak yang mulai enjoy membaca setelah SMP atau SMA.

  1. Bisa jelaskan tidak, sebesar apa peran orangtua dalam mendukung kegiatan membaca si kecil? Dan, kita-kiat apa yang sebaiknya dilakukan oleh para orang tua?
Peran orangtua jelas besar banget. Orangtua itu kan pendidik yang pertama dan utama. Jelas gerak-gerik orangtua bakal ditiru seorang anak. Kalau orangtua mendukung ya kemungkinan besar anak akan termotivasi dan mau ikut ambil bagian. Mendukung dalam artian bukan sekedar membelikan buku saja, tapi juga mendampingi, membacakan dan mengajak berdiskusi. Ini yang terpenting, jangan lupa untuk ajak anak mendiskusikan apa yang baru saja dibaca. Ini untuk mendalami seberapa paham anak dan melatih kemampuan logika, berpendapat dan berbicara.

Kiat-kiatnya sih sebenarnya sederhana tapi berat dilakukan. Turuti saja apa mau anak. Kalau anak minta dibacakan satu buku yang sama sepuluh kali sehari....errr...it's okay. Kalau anak minta dibacakan satu paket seri bacaan ya sanggupi, asal kita benar-benar dalam keadaan santai jadi mood anak tetap terjaga. Selama orangtua membuat suasana membaca menjadi fun dan interaktif, saya kira anak-anak akan menikmatinya.

  1. Terkadang, orang tua menyuruh anaknya membaca dengan cara yang salah. Seperti ada unsur paksaan: jika tidak dilakukan maka akan dimarahi. Nah, menurut Mba Ina, dengan cara seperti itu, apakah ke depannya si anak akan suka membaca, atau malah sebaliknya?
Saya sendiri menganggap kegiatan membaca sebagai kegiatan sakral yang harus dilakukan dalam keadaan santai dan senang. Saya aja kalau lagi suntuk atau tertekan males banget buat baca, apalagi anak-anak kan? Jadi saya menganggap memarahi anak yang nggak mau membaca itu justru makin menjauhkan anak dari buku. Saya sih memilih negosiasi, mungkin dia sedang ingin baca buku tertentu, atau kalau memang benar-benar sedang nggak mau baca, saya bolehkan hari itu nggak membaca. Tapi ada syaratnya. Besoknya dia harus membaca ekstra beberapa halaman. Jadi semacam kayak ngutang. Wkwkk~

  1. Lain halnya dengan tipe orang tua yang berikut: Mereka lebih suka membelikan buku menggambar untuk anaknya daripada buku membaca. Dan yang mereka katakan: ‘kamu kan belum bisa baca, udah beli buku gambar aja.’ Nah, seperti apa pendapat Mba Ina untuk kasus seperti ini? Apakah setuju dengan tipe orangtua seperti itu?
Membelikan buku menggambar atau mewarnai? Itu bagus juga. Anak kan nggak harus membaca teks terus-terusan, gambar pun bisa dibaca atau diimajinasikan. Yang penting berimbang aja sih. Dari gambar, kita bisa menyusun cerita sendiri jadi seperti mendongeng gitu, bisa bergantian dengan anak. Atau bisa sambil membuat balon kata dalam gambar dan mengisinya dengan kalimat dialog. Malah sekalian jadi latihan menulis. Ini pengembangan dari membaca buku juga. Siapa tahu dia nanti jadi penulis webtoon atau mangaka.

  1. Jika orangtua tidak bisa mendidik anaknya dalam hal membaca, adakah alternatif lain yang bisa dilakukan selain menyekolahkan mereka terlebih dahulu?
Jika ini tentang kegiatan membaca, ada anak yang memang bukan tipe pembaca, bisa saja dia tipe pendengar. Kalau goal dari membaca adalah membuka wawasan anak ya bisa aja dengan mendengarkan audio book. Atau mendengarkan sandiwara radio. Yang mana aja asal anak tetap bisa menikmati cerita.
Tapi kalau kita bicara tentang mengajari anak membaca atau menyatukan huruf-huruf membentuk kata dan kalimat, selain dari orangtua dan guru kita bisa memanfaatkan media apa saja. Papan reklame di jalan misalnya, atau bisa juga melalui film kartun upin-ipin yang mengharuskan anak membaca teks yang ada di layar televisi jika anak pengin tau artinya. Belajar bisa dari mana saja, kan?

  1. Gimana sih caranya membuat kegiatan membaca jadi lebih asyik, sehingga si kecil tidak merasa keberatan atau terpaksa saat membaca?
Yang jelas harus fun, interaktif dan seru. Kalau anak masih ogah-ogahan, gugah rasa ingin taunya dengan memberi pertanyaan, yang jawaban pertanyaan itu ada di dalam buku cerita. Jawab semua pertanyaan anak, kalau nggak tahu jawabannya cari bersama-sama di buku lain atau di internet. Bangun ikatan anak dengan cerita misalnya, "Ih, ini kayak adek ya kalau maem suka pakai sayur.". Kalau anak merasa terkoneksi dengan si tokoh cerita, anak bisa jadi antusias.

  1. Terakhir, rekomendasikan dong jenis bacaan apa saja yang cocok untuk dibaca si kecil, agar mereka benar-benar mendapat apa yang sekiranya pantas untuk ia dapatkan di usianya tersebut?
Kalau untuk buku anak saya suka karya Arleen A. Ceritanya nggak jauh dari kehidupan anak sehari-hari dan kalimatnya sederhana, jadi bisa sekalian buat belajar baca. Yang paling disuka anak-anak saya adalah Kodi, Si Kodok yang Suka Menyanyi.
Link reviewnya bisa di lihat DI SINI 

Anak-anak juga suka dengan Sepatu Sang Raja dari Djokolelono. Kalimatnya yang serupa pantun enak didengar dan diucapkan. Pesan moralnya juga dikemas dengan menarik.
Ini link reviewnya DI SINI

Atau bisa juga cek buku-buku anak yang menarik lainnya DI SINI

Nah, gimana? Sudah simak obrolanku tentang Cara Mengembangkan Minat Baca pada si Kecil bareng Mba Ina kan? Jadi, apa intisari yang bisa kalian dapatkan? Hmmm…

Oke, aku rangkum secara singkat saja ya. Pertama, didikan orang tua sangat memiliki andil besar dalam tumbuh kembang anak, terutama dalam hal minat baca. Sebisa mungkin, orang tua sebagai lingkungan primer wajib memberi pengetahuan untuk anak, baik lewat mengajaknya membaca, atau minimal membacakan buku untuknya. Langkah ini bisa dijadikan alternatif untuk mendekatkan buku pada anak. Yang jelas, orang tua harus sepandai mungkin untuk membuat buku terlihat sebagai obyek yang menarik di mata anak. Seperti apa pun caranya. Ingat, peran orang tua adalah untuk mengajak, bukan memaksa.

Kemudian, jika anak sudah suka membaca, langkah selanjutnya bagi orang tua adalah selektif memilihkan buku kepada anak. Pilih buku yang sesuai usianya, dan diusahakan juga ada ilmu pengetahuannya. Tidak terlalu berat, tapi setidaknya bisa menambah wawasan sang anak. Jadi, kegiatan membaca bisa menjadi kegiatan yang multifungsi, bisa untuk bermain, juga bisa untuk belajar. Nah, itu yang bisa aku simpulkan dari obrolan di atas.

Nah, kalau kalian, ada intisari lain yang bisa kalian simpulkan nggak? Atau ingin memberi tanggapan dan yang lain? Ayo, aku tunggu di kolom komentar yah!

Sampai jumpa di Tanya Blogger berikutnya!

Terima kasih! 

MORE ABOUT NURINA WIDIANI:
Nuriana Widiani bisa kalian sapa di akun twitter @KendengPanali, atau via email di nurinawidiani84@gmail.com

2 komentar:

  1. Betul, saya setuju kalau peran orang tua itu sangat berpengaruh terhadap kebiasaan anak membaca. Kalau orang tuanya kurang suka mmebaca, jangan harap si anak mau menyempatkan waktu untuk membaca.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar, karena keluarga adalah lingkungan pertama bagi anak untuk mengenal dunia. Terima kasih sudah berkunjung :))

      Hapus