Selasa, 28 Maret 2017

GERBANG DIALOG DANUR: She Can See Ghosts



Judul : Gerbang Dialog Danur
Penulis : Risa Saraswati
Tahun terbit : 2015
Cetakan : Pertama
Tebal : ix + 223 halaman
Penerbit : BUKUNE
Kategori : Novel Horor
ISBN : 602-220-150-0 


Blurb :

Jangan heran jika mendapatiku sedang bicara sendirian atau tertawa tanpa seorang pun terlihat bersamaku. Saat itu mungkin saja aku sedang bersama salah satu dari lima sahabatku.
Kalian mungkin tak melihatnya… Wajar. Mereka memang tak kasat mata dan sering disebut… hantu---jiwa-jiwa penasaran atas kehidupan yang mereka anggap tidak adil.

Kelebihanku dapat melihat mereka adalah anugerah sekaligus kutukan. Kelebihan ini membawaku ke dalam persahabatan unik dengan kelima anak hantu Belanda. Hari-hariku dilewati dengan canda Peterm, pertengkaran Hans dan Hendrick---dua sahabat yang sering berkelahi, alunan lirih biola William, dan tak lupa; rengekan si bungsu Janshen.

***

Jauh dari kehidupan “normal” adalah harga yang harus dibayar atas kebahagiaanku bersama mereka. Dan, semua itu harus berubah ketika persahabatan kami meminta lebih, yaitu kebersamaan selamanya. Kini aku mulai menyadari bahwa hidup ini bukan hanya milikku seorang….

Namaku Risa. Aku bisa melihat ‘mereka’

***

Semenjak usianya yang terbilang masih kanak-kanak, Risa bukanlah sosok gadis yang biasa. Jika kita melihatnya dari segi fisik, mungkin kita tidak akan menemukan perbedaan sedikit pun dengan anak-anak gadis pada umumnya. Secara fisik, dia normal. Namun, coba kalian picingkan mata lebih tajam, seketika, kalian akan tahu bahwa ada sesuatu yang berbeda dalam diri Risa.

Risa memang manusia, namun tidak dengan sahabat-sahabatnya. Dari sini, apakah kalian sudah bisa menemukan perbedaan itu? Ya, Risa berteman dengan sosok yang bukan lagi manusia, melainkan hantu. Pertemuan pertama mereka adalah ketika Risa sedang berada dalam kondisi yang sangat terpuruk karena lingkungan barunya. Lebih tepatnya di sebuah desa di kawasan Bandung, di tempat neneknya tinggal. Dari situlah, Risa mengenal ‘mereka’.

Rumah peninggalan Belanda yang sudah banyak merekam jejak hidup para penghuninya itu rupanya juga meninggalkan sosok-sosok penghuni yang bukan lagi manusia, dan mereka adalah sosok keturunan Belanda. Di tempat inilah kalian akan mengenal lima anak laki-laki keturunan Belanda yang menjadi teman baru Risa. Yang paling tua dan sering dianggap kakak bagi keempat teman hantu lain, kalian bisa menyebutnya Peter. Sementara, yang gemar memainkan lantunan nada indah dengan biola kesayangannya, panggil saja William. Ada pula si pembuat kue andal—Hans—dan si populer, Hendrick. Dan jangan lupa, Si bungsu yang ompong dan menggemaskan, Janshen.

Di saat Risa tak bisa merasakan arti persahabatan bersama manusia-manusia sepertinya, Peter dan kawan-kawanlah yang mengajarkan hal tersebut kepadanya. Namun, persahabatan yang tak sewajarnya ini rupanya harus menghadapi kenyataan yang sulit untuk diterima. Risa, yang hakikatnya adalah manusia biasa, tentu harus menerima kenyataan bahwa dirinya akan bermetamorfosa menjadi seorang perempuan dewasa, dan tidak bisa selamanya menjadi anak-anak seperti ‘mereka’. Namun, kenyataan itu tidak bisa diterima oleh kelima sahabatnya. Hingga pada akhirnya, tepat di usianya yang menginjak tiga belas tahun, Risa harus rela kehilangan kelima sahabatnya itu. 

Risa memang bukan manusia biasa. Dan, dia bisa melihat sesuatu tak kasat mata, yang biasa kalian sebut hantu. Namun, masalahnya, apakah Risa masih akan bisa melihat kelima sahabatnya?

***


Semenjak mendengar kabar bahwa novel Gerbang Dialog Danur akan difilmkan, aku bisa dibilang menjadi salah satu orang yang sangat excited dengan hal tersebut. Selama ini, kalian tahu sendiri bahwa aku adalah salah seorang penggemar buku-buku Risa Saraswati dan cerita-cerita tentang teman hantunya itu. Jadi, dengan adanya kabar gembira tersebut, maka tak segan-segan juga bagiku untuk menulis kembali review dari novel Danur ini. Sebagai sebuah penyegaran, ada banyak sekali hal yang ingin kuutarakan tentang novel ini, dan tentang film-nya yang akan segera rilis juga tentunya.

Kita bicara tentang novelnya terlebih dahulu. Jujur, Gerbang Dialog Danur sangat mampu memberikan nuansa dan citra yang berbeda dalam sebuah novel horor. Apalagi, cerita dalam novel ini based on true story. Seperti kata Risa dalam buku ini, mulai sekarang kita buang jauh-jauh pikiran tentang hantu menakutkan yang suka meneror manusia dan lain sebagainya, karena sesungguhnya, kalian tidak akan menemukan hal tersebut dalam buku ini. Dengan ketebalan mencapai 230 halaman, buku ini tidak hanya berkisah tentang betapa manisnya kisah persahabatan yang Risa alami bersama kelima sahabatnya. Namun, aku sendiri menyimpulkan bahwa novel ini juga ditulis untuk tujuan lain, yaitu untuk mengubah spekulasi yang berkembang di kalangan masayarakat selama ini tentang keberadaan makhluk tak kasat mata.

Selama ini masyarakat mempunyai kepercayaan bahwa manusia selalu hidup berdampingan dengan kehidupan lain yang tidak bisa dilihatnya, yakni kehidupan ‘mereka’. Manusia percaya bahwa di balik hiruk pikuk kehidupannya, ada sosok-sosok lain yang menyimpan kehidupan lain yang tak kalah besar dibandingkan kehidupan manusia sendiri. Itu tidak salah, dan sangat benar, bahwa ‘mereka’ memang benar-benar ada. Hanya saja bedanya, dimensi kehidupan dan alam antara ‘mereka’ dengan manusia terpisah oleh sebuah sekat yang menjadi sebuah pemisah. Entah apa namanya. Yang jelas, sekat itulah yang membuat kita, manusia, bisa hidup tanpa gangguan berarti dari ‘mereka’—kecuali jika kita mengganggu atau mengusik keberadannya. 

Di balik kepercayaan—yang juga diyakini sebagai fakta—yang berkembang di masyarakat tersebut, muncul juga kepercayaan lain yang sayangnya sangat melenceng dari fakta yang sebenarnya. Asumsi bahwa hantu adalah momok menyeramkan yang bisa kapan saja merusak bahkan membunuh manusia, banyak sekali beredar, dan lebih parahnya, sebagian besar orang mengangguk percaya terhadap keyakinan tersebut. Tapi tahukah kalian bahwa fakta yang sebenarnya tidak seperti itu? Memang, jika kita memiliki kemampuan yang berbeda seperti penulis, kita akan menyetujui bahwa secara wujud, selain tak kasat mata, hantu juga menyeramkan. Namun yang coba diungkapkan, ditonjolkan, dan disiratkan dalam novel Gerbang Dialog Danur ini tidak hanya menyangkut hal tersebut, melainkan juga sisi lain dari sosok tak kasat mata, yang rupanya juga memiliki sisi sensitif dan perasaan layaknya manusia pada umumnya.

Risa, bersama berbagai pengalaman yang ia tulis dalam buku ini, sedikit banyak mampu mengubah anggapanku bahwa hantu adalah sosok yang sangat pantas untuk dijauhi. Namun tidak untuk Risa, baginya, hantu tak lebih dari sosok yang masih penasaran tentang kehidupannya yang sebelumnya, dan ‘mereka’ hanya butuh didengar.  Aku baru tahu bahwa ‘mereka’ juga butuh tempat untuk mencurahkan isi hati mereka. Dan pasti kalian tidak percaya bahwa hantu pun bisa jatuh cinta. Bukankah itu sangat menunjukkan bahwa meskipun sosok mereka hantu, namun tetap saja, kodrat mereka adalah manusia? Benar seperti itu?

Sebuah kisah horor yang sangat menonjolkan keharmonisan hubungan antara manusia dan hantu ini sangat membantu kita—terutama aku—dalam mengatasi ketakutan kita sendiri, terlebih kepada hantu. Dan aku tidak habis pikir dengan penulis, pertemanan yang kalian jalin, benarkah seharmonis yang kubayangkan? Oh my god, jangan salahkan aku apabila kalian juga ingin punya sahabat hantu seperti Risa setelah membaca buku ini. Sedikit saja kuberitahu, novel ini tidak hanya merekam kisah persahabatan manis antara Risa dengan kelima teman hantunya, tapi juga teman-teman hantu yang lain. Mulai dari kehidupan awal mereka sebelum meninggal, kronologi kematian mereka, sampai alasan kenapa mereka terkadang suka mengusik kehidupan manusia. Novel ini ditulis dengan sangat ringan,  dan dengan tanpa mengesampingkan unsur horornya, novel ini juga berhasil menyampaikan sebuah pesan tersirat yang kurang lebih mengajak kita untuk menghargai keberadaan ‘mereka’.

Gerbang Dialog Danur adalah sebuah kisah tentang hubungan yang tidak biasa antara manusia dan hantu, yang anehnya, terasa begitu harmonis hingga berhasil memengaruhi pembacanya untuk merasakan hal serupa.

Risa, tidak bisakah kau berhenti membuatku jatuh cinta dengan ceritamu? Ah, sialan!


“Ketika penciumanku tertutup, sedangkan mata hati terbuka lebar untuk mereka yang biasa kalian sebut. Hantu”

***

DANUR: I CAN SEE GHOSTS


Beberapa waktu yang lalu, saat mendengar kabar bahwa DANUR akan difilmkan, sangat senang sekali tentunya. Hal ini tidak lepas dari kecintaanku terhadap Risa dan teman-teman hantunya yang selama ini kukenal lewat novel-novel Risa. Tentunya, sebagai penggemar mereka, salah besar bukan jika aku melewatkan filmnya? Peter Cs yang selama ini hanya hidup dalam imajinasi pembaca, akan seperti apakah jika bermetamorfosa ke dalam ‘layar ajaib’? Selama ini, aku mengetahui seperti apa gambaran fisik mereka hanya sebatas membaca, dan dengan melihat ilustrasi kaver dalam buku Gerbang Dialog Danur. Meski aku yakin ilustrasi yang ada dalam buku tidak sama persis, namun sudah cukup bagiku untuk meraba sosok mereka akan seperti apa dalam filmnya nanti.

Dan, untuk cast yang memerankan Peter Cs, memang aku sudah tahu—kalian bisa lihat di kaver filmnya. Meski sebenarnya, yang ada di film cukup berbeda dari yang tergambar dalam ilutrasi novel—maupun dari imajinasiku selama ini—namun aku cukup senang saat mengetahui bahwa karakter asli mereka tidak lepas atau tetap dimunculkan. Seperti yang paling jelas, misalnya, Will dengan biolanya. Untuk Janshen sendiri, aku berharap tokoh yang ada dalam film benar-benar bisa memerankannya dengan baik dan sesuai ekspektasiku selama ini. Janshen yang polos, lucu, dan menggemaskan. Akankah seperti itu? Kita lihat saja!

Dan Prilly Latuconsina. Aku sangat senang sekali saat mengetahui bahwa Prilly yang akan memerankan karakter Risa di novel ini. Selain karena memang ia berbakat dalam bidangnya, juga karena menurutku sosok Prilly adalah sosok yang pas dengan Risa remaja yang ada dalam imajinasiku selama ini. Dan coba kalian pikir, adakah aktris lain yang sekiranya benar-benar pantas dan cocok untuk memerankan Risa si indigo? Menurutku tidak. Dan aku yakin, Prilly mampu melakukannya dengan sangat baik. Untuk gambar atau backsound-nya sendiri, setelah melihat trailer-nya, aku sangat yakin sekali kalau film ini digarap dengan sangat total. Dan aku pun berharap serupa untuk hasil akhirnya nanti. Baiklah, kita lihat saja 30 Maret nanti!

Jadi, kalian sudah siap? Sebelum nonton film-nya, yuk persiapkan dirimu dulu untuk melihat cuplikan trailer-nya.


*PS: Jangan nonton sendirian, ya!

6 komentar:

  1. Mau masukin buku ini ke wishlist ah. Mau jajal gimana rasanya baca horor indonesia yang sampai difilmkan pula. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Siipp, dibaca ya Mas, based on true story loh. Bagus pokoknya :))

      Hapus
  2. oh ini Buku jg y Risa Saraswati penasaran sama bukunya hehehe makasi jd kgpn beli

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, DANUR memang diapadtasi dari novel. Sip, baca bukunya dan tonton filmnya ya!

      Hapus
  3. Hanya saja Hans dan Hendrick nggak kebagian peran di film Danur.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, sayang banget. Tapi dengar2, mereka bakal ada di Danur 2 sih. Moga aja :))

      Hapus