Sabtu, 25 Februari 2017

[Book Anatomy] #2: Girls in The Dark - Akiyoshi Rikako



Judul : Girls in The Dark
Penulis : Akiyoshi Rikako
Penerjemah : Andry Setiawan
Cetakan : Kelima, 2016
Tebal : 278 hlm
Penerbit : Haru
Kategori : Novel J-Lit
ISBN : 978 – 602 – 7742 – 31 – 4  
Blurb:

Apa yang ingin disampaikan oleh gadis itu...?

Gadis itu mati.
Ketua Klub Sastra, Shiraishi Itsumi, mati.
Di tangannya ada setangkai bunga lily.

Pembunuhan? Bunuh diri?
Tidak ada yang tahu.
Satu dari enam gadis anggota Klub Sastra digosipkan sebagai pembunuh gadis cantik berkarisma itu.

Seminggu sesudahnya, Klub Sastra mengadakan pertemuan. Mereka ingin mengenang mantan ketua mereka dengan sebuah cerita pendek. Namun ternyata, cerita pendek yang mereka buat adalah analisis masing-masing tentang siapa pembunuh yang sebenarnya. Keenam gadis itu bergantian membaca analisis mereka, tapi....

Kau... pernah berpikir ingin membunuh seseorang?

***


“Kalau kesialan seseorang itu adalah madu yang manis, rahasia seseorang itu adalah rempah-rempah berkualitas tinggi. Rahasia akan menjadikan kehidupan orang yang mengetahuinya menjadi harum dan memberikan rasa yang penuh akan cita rasa.”


Bagaimana bisa, Itsumi Shiraishi, seorang ketua Klub Sastra, yang memiliki pesona menawan dan bahkan menjadi primadona di sekolahnya, mati terbunuh? Entahlah, kematian Itsumi belum diketahui benar apa sebabnya. Apakah itu pembunuhan, atau mungkin bunuh diri? Tidak ada seorang pun yang tahu.

Namun, kelima anggota Klub Sastra yang tersisa, menjadi  salah satu pihak yang dituding dalam kasus kematian Itsumi. Rumor itulah yang selama hampir sepekan ini menjadi perbincangan banyak gadis di sekolah putri Santa Maria.

Maka, dalam sebuah pertemuan rutin akhir semester yang diberi nama yami-nabe, Sayuri—yang menggantikan Itsumi sebagai ketua Klub Sastra—menyusun sebuah rangakaian acara yang berbeda dari  biasanya. Malam itu, selain menikmati hidangan yang telah tersaji, setiap anggota juga akan membacakan naskah tulisan mereka masing-masing, yang berisi tentang analisis penyebab kematian Itsumi. Tentunya, dengan sudut pandang mereka masing-masing.

Namun sayangnya, setelah semua naskah selesai dibacakan, kematian Itsumi belum juga ditemukan sebab pastinya. Karena, sesungguhnya, pembunuh Itsumi adalah….

***

Manusia adalah mahluk yang mengejar barang yang tidak bisa dia dapatkan; baik itu cinta, kekuatan,maupun status sosial. Namun, sosok manusia yang mengejar semua itu dengan sepenuh hati, terlihat sangat bodoh, tapi di saat bersamaan, juga terlihat menyentuh. Kemudian kita juga mengejar pria; orang yang tulus menawan, karena kita tahu bahwa orang seperti itu hanyalah ilusi dan tidak nyata.

Girls in The Dark menjadi buku kedua yang aku dan Kak Nisa bahas dalam rubrik bulanan kami—BOOM (Book Anatomy). Selengkapnya tentang BOOM bisa dibaca DI SINI. Bulan lalu, saat sudah menyelesaikan Apa Pun Selain Hujan sebagai buku pertama dalam BOOM kami, aku dan Kak Nisa kembali berdiskusi untuk menentukan buku apa yang akan kami baca di bulan Februari nanti. Dan aku merekomendasikan Girls in The Dark ini. Selain karena Kak Nisa memang belum baca bukunya, juga karena aku ingin kembali pada genre favoritku; thriller dan misteri. So, setelah sekian lama list bacaanku dipenuhi dengan buku-buku romance, akhirnya aku bisa kembali merasakan nuansa tegang ala novel thriller lewat Girls in The Dark ini.

Dalam dunia perbukuan, nama Akiyoshi Rikako mungkin sudah tak asing lagi. Penulis Jepang yang terkenal dengan novel-novel thriller-nya yang boombastis ini berhasil mendapat banyak pembaca di Indonesia. So, karena aku juga termasuk salah satu pecinta thriller, dan mendengar nama Akiyoshi yang selalu dipuja-puja—oleh para penggemarnya—automatically aku langsung memutuskan untuk memasukkan buku ini ke wishlist bacaanku. Dan setelah sekian lama, akhirnya bulan ini aku bisa membacanya. Sebuah buku yang tak kalah fenomenal dari popularitas penulisnya sendiri.


GIRLS IN THE DARK. Mengambil ide cerita tentang pembunuhan seorang siswi yang bernama Itsumi. Ketua Klub Sastra. Putri dari pemilik yayasan sekolah. Dan primadona banyak orang tentunya.  Dengan menggunakan bunga lily sebagai klu utamanya, pembaca akan diajak untuk menganalisa dan mengambil setidaknya satu-dua dugaan yang mengarahkan kita kepada siapa pembunuh yang sebenarnya. Aku akui, cara penulis menyampaikan cerita di sini memang unik. Dengan menggunakan sudut pandang dari ENAM TOKOH yang berbeda, iya enam, kita akan diajak untuk mengambil kesimpulan dari cara pikir mereka masing-masing. Satu bab, berisi satu naskah penuh yang ditulis oleh setiap tokoh—seperti yang sudah kubilang tadi, isi naskah tersebut yaitu tentang analisa siapa pembunuh Itsumi. Tapi sebelum itu, aku akan bercerita dulu tentang apa yang membuatku kurang nyaman selama membaca buku ini.

Pertama, aku bukan tipe pembaca yang bisa langsung hapal dengan nama banyak tokoh. Apalagi tokoh orang Jepang yang namanya cenderung susah untuk diingat. Di buku ini, semua tokoh menggunakan nama lengkap. Seperti Itsumi Shiraisi, Koga Sonoko, Kominami Akane, dan lain-lain. Yang membuatku susah menghapal setiap tokohnya, adalah karena penyebutan nama mereka yang kerap kali berubah-ubah. Seperti misal, Kominami Akane. Pada satu halaman, ia dipanggil Kominami, dan di halaman lain, ia dipanggil Akane. So, karena aku bukan tipe pembaca yang mudah mengingat nama tokoh begitu saja, jadi aku sering buka halaman Daftar Isi, yang mana di sana terdapat nama-nama lengkap para tokoh.

Kedua, penceritaan lewat keenam sudut pandang yang berbeda, memang membuat alur ceritanya terkesan lambat sekali. Apalagi, cerita seakan berputar-putar tanpa kita tahu cerita tersebut akan dibawa ke arah mana. Kemudian, cara ini pun, meski unik, juga membuatku kurang bisa merasakan nuansa tegang dalam ceritanya. Setiap naskah isinya memang panjang, dan fasenya hampir sama—diawali dengan cerita perkenalan antara si tokoh dengan Itsumi, lalu kemudian berteman, dan akhirnya merujuk pada peristiwa pembunuhan. Dan kesimpulan akhir dari setiap naskah mereka pun selalu sama, membingungkan. Celah untuk mengetahui siapa pembunuh aslinya seakan tertutup rapat karena naskah-naskah ini sangat mempermainkan kita. Jadi, sudut pandang yang berbeda dari keenam siswi ini, kurang bisa membuatku merasakan nuansa ketegangannya. Tapi meski begitu, aku tidak sedikit pun kehilangan rasa penasaranku terhadap akhir cerita ini. Dan, rasa penasaran yang teramat besar itulah yang pada akhirnya menggiringku pada akhir ceritanya.

Setelah membaca buku ini, aku rasa titel sebagai ‘pecinta novel thriller’ tidaklah pantas disematkan lagi padaku. Karena apa? Karena memang, aku kurang pintar dalam menemukan ending cerita yang ‘sebenarnya’. Menjelang ending, memang ada sebuah twist yang mengejutkan. Dan kupikir, cerita akan berhenti di situ saja sampai ending-nya. Tapi, siapa sangka akan ada twist lagi setelah itu? Dan kalian tahu apa hebatnya? Aku tidak sedikit pun menyadari tentang adanya twist tersebut. Lalu, saat menutup buku ini, aku merasa sesuatu yang aneh, apakah benar ending-nya hanya sebatas itu? Dan ternyata… TARAAAAAA!!! Aku mengumpat saat itu juga, dan aku marah-marah pada diriku sendiri saat mengetahui  ending yang sebenarnya. Dan oh ya, aku juga ingin berterima kasih kepada kak Putri yang sudah membantuku untuk menemukan ending ‘tersembunyi’ cerita ini. Hwow, Akiyoshi Rikako memang seorang penipu ulung!

Kesimpulan akhir, dua ratus lima puluh halaman awal buku ini—yang membuatku hampir bosan tadi—berhasil termaafkan lewat bab terakhirnya. Sungguh tidak menyangka sekali kalau Girls in The Dark menyimpan BOOM yang sangat mematikan ini pada bagian akhirnya. Dan aku sangat salut kepada penerjemah yang juga berhasil menyampaikan cerita ini dengan sangat baik, meski ada satu-dua kalimat yang kurang bisa aku pahami. Tapi balik lagi, itu semua termaafkan oleh ending-nya yang bener-bener…. BOOM!

Oh ya, aku penasaran juga nih sama review dari Kak Nisa—partner BOOM aku—untuk novel ini. Kira-kira, dia suka sama sepertiku nggak ya? Yuk kita lihat review dari Kak Nisa DI SINI.

Terima kasih!

***

REVIEW #2 Dalam Rangkaian Project BOOM [Book Anatomy] oleh Bintang @ Ach’s Book Forum dan Nisa @ Resensi Buku Nisa


Kalian juga ikutan BOOM bulan ini dan sudah baca buku yang kita tentukan? Kalau sudah, ayo bikin review-nya dan silakan setor link review kamu di blog kak Nisa Rahmah DI SINI

Ketentuannya bisa kalian lihat DI SINI

***

SUDAH SIAP UNTUK #BOOM BULAN DEPAN?




Dan ini dia buku yang akan kita bahas di BOOM bulan Maret nanti. Yey! Ayo ikutan ya! Kita kupas ‘Me Before You – Jojo Moyes’ bersama-sama! See u!

6 komentar:

  1. Karena penasarab sama BOOM bulan Maret aku buka postingan ini eh ternyata ada namaku disebut.. Setuju ama Bintang alurnya yg lambat termaafkan dengan twist di bagian akhir. Bulab depan Me Before You ya.. Emang Bintang dah 18+ setauku buku ini cukup dewasa deh.. Hehehe.. Sukses terus buat BOOMnya yaa^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha harus disebut dong, berjasa banget soalnya hahaha.

      Oh iyakah? Dewasa? Haha gapapalah, saya jalan 19 kok, hehe

      Hapus
  2. Saya sudah baca yang Holy Mother.. dan saya merasa misterrinya belum segarang penulis luar negeri (bule). Jadi belum memprioritaskan baca dulu.. hehe. Wah, bukunya belum punya yang Jojo Moyes. Belum bisa ikutan lagi hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tapi sejauh ini, buku dari Akiyoshi ini termasuk salah satu buku thriller terbagus yang saya baca sih Mas, hehe.

      Wah semoga next bisa ikutan ya :D

      Hapus
  3. Wahh aku baru tau tentang BOOM ini, seru ya :) Dan jadi penasaran sama girls in the dark ini... sering baca reviewnya tapi belum kesampaian baca bukunya :) I love crazy twist!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Kak Astrid sudah mampir ke sini, senang sekali. Ayo kak baca, ini buku bagus banget. Recommended for everyone who love crazy twist, like us!

      Hapus