Kamis, 31 Maret 2016

[Book Review] Orange - Windry Ramadhina



Judul               : Orange
Penulis            : Windry Ramadhina
Cetakan          : Pertama, 2015
Tebal               : x + 306 hlm
Penerbit          : Gagas Media
Kategori          : Novel
ISBN                : 979 – 780 – 819

Blurb:

‘Dikuncinya pintu di belakangnya, lalu dia bersandar lemas pada pintu tersebut. Dia seperti dipaksa menyadari kenyataan. Konyol rasanya, bercinta dengan Diyan di dalam kamar yang penuh dengan kenangan mengenai Rera
Ah dirinya kesal setengah mati.’


Faye ditunangkan. Tanpa dasar cinta dan murni karena alasan bisnis. Calon tunangannya, Diyan, adalah eligible bachelor yang paling diinginkan di Jakarta. Lelaki yang tak bisa melepas kenangan masa lalunya dengan seorang model cantik blasteran Prancis.

Harusnya hubungan mereka hanya sebatas ikatan artifisial. Tapi, cinta, ego, dan ambisi yang rumit mendorong mereka ke situasi yang lebih emosional. Situasi yang mengharuskan mereka memilih dan melepaskan.
Pertanyaannya: apa… dan siapa?

***

“Jeruk itu seperti hidup. Bittersweet.”

Pertemuan antara keluarga Muid dengan keluarga Adnan hari itu benar-benar menghasilkan sebuah keputusan yang mengejutkan bagi Fayrani Muid atau Faye. Bagaimana tidak, ia akan dijodohkan dengan anak sulung dari keluarga Adnan. Faye tidak menduga dengan rencana perjodohan aneh ini. Bisa-bisanya Ahmad dan Meilani Muid menjodohkan putri mereka dengan lelaki yang belum dikenalnya sama sekali, begitulah pikir Faye. Terlebih, lelaki yang bernama Diyan itu adalah seorang pengusaha sukses penerus bisnis keluarga Adnan. Faye yang pada dasarnya sangat menyukai dunia fotografi dan enggan dengan dunia bisnis otomatis merasa tidak suka dengan rencana perjodohan ini.

Setelah pertemuan pertama mereka di Tea House, Faye dan Diyan kini sering bertukar kabar lewat telephone atau sesekali mengagendakan jadwal ketemu berdua. Satu-satunya alasan Diyan untuk tetap teguh menjaga hubungan dengan Faye semata-mata adalah karena urusan bisnis. Bukan karena cinta atau semacamnya. Keluarga Muid merupakan salah satu keluarga terpandang dengan bisnis perhotelan yang terbilang besar. Hal ini bukan tidak mungkin menjadi alasan kenapa Diyan mencoba bertahan dengan Faye.

Mengapa Diyan tidak mencintai Faye?

Jawabannya adalah: Rera. Seorang model yang kini tengah merintis karirnya di Prancis. Rera adalah mantan kekasih Diyan yang telah lama meninggalkannya karena lebih ambisius terhadap karir modelnya. Putus hubungan secara sepihak itu jelas masih menyisakan jejak di hati Diyan. Jejak yang susah untuk dihapuskan. Namun berbeda dengan Faye, gadis itu kini justru tengah berusaha sekeras mungkin untuk menyatukan chemistry-nya dengan Diyan. Ya, diam-diam Faye berusaha mencintai Diyan.

Lalu, apakah cinta Faye kepada Diyan akan berbalas?

Atau… justru akan berakhir seperti orange? Manis di lidah, dan menyisakan rasa pahit….

***

Haiii… akhirnya kita tiba di postingan review untuk buku yang aku ikutsertakan dalam posting bareng BBI bulan Maret 2016. Setelah sebelumnya aku melakukan tweet tentang buku yang aku pilih di timeline dengan tagar #BBILagiBaca, akhirnya kita sampai juga di penghujung acara, hehe. Oh iya, dengan tagar tersebut kalian bisa menemukan banyak ulasan buku-buku yang menarik dari member BBI yang lain. Nah, seperti yang sudah kalian simak di twitku kemarin, buku yang aku pilih untuk posbar bulan ini adalah buku dari Windry Ramadhina yang berjudul Orange. FYI, sebenarnya novel Orange ini pertama kali cetak pada tahun 2008. Penasaran, seperti apa Orange pada saat pertama kali muncul? Ini dia penampakannya…


Nah, pada tahun 2015 kemarin, karena banyak digemari, Orange ini kembali cetak dengan cover yang sangat manis. Bisa dibilang ini adalah bentuk repackaged dari versi yang sebelumnya. Menurut pengakuan dari penulis, ada beberapa bagian yang diubah dan dipoles di versi terbarunya ini. Tapi, karena aku belum membaca Orange yang versi sebelumnya, jadi aku tidak bisa membandingkan. Oh iya, di repackaged Orange ini aku suka sekali dengan tampilan luar atau covernya. Cukup manis dan mewakili isi cerita menurutku. Dan di bawah ini adalah penampakan versi terbaru dari Orange....




Bagaimana, cukup manis bukan?

Novel Orange dibuka dengan intro empat tokoh utamanya: Faye, Diyan, Zaki dan Rera. Seperti yang sudah aku jelaskan di twit kemarin, keempat tokoh ini memiliki karakter yang khas dan terbilang sama. Ambisius. Untuk lebih jelasnya seperti apa keempat tokoh ini, berikut aku sertakan pula hasil screen capture dari twit-twit aku, silakan menyimak…





Ya, keempat tokoh ini memang memiliki karakter yang sama-sama ambisius. Terkadang ambisi mereka yang sangat besar berhasil mengalahkan segalanya, termasuk untuk urusan cinta. Tapi pada awalnya aku cukup dibuat bingung karena banyak sekali nama tokoh yang bermunculan. Menurutku, banyak tokoh yang terkesan tempelan dan terlupakan begitu saja. Bahkan, aku kurang mendapat porsi yang lebih untuk cerita dari tokoh Zaki. Sedikit disayangkan sih, karena sebenarnya tokoh Zaki ini memiliki keterikatan dengan Diyan Adnan. Konflik yang disuguhkan dalam buku ini pun menurutku terkesan sinetronis. Aku seperti menonton sinetron membaca cerita di buku ini.

Aku juga sedikit terganggu dengan penamaan di buku ini. Salah satunya adalah tokoh Ibu Diyan yang bernama Indra. Pada saat membacanya pun, aku sering membayangkan jika Indra ini adalah laki-laki, hihi. Padahal udah jelas kalau dia Ibunya Diyan, hehe. Selain itu, membaca buku ini tidak terasa sekali, tau-tau udah ending saja. Tapi meski begitu, aku tidak begitu mendapat kesan saat menutup lembar terakhir buku ini. Semua yang berakhir, ya berakhir. Tidak sedikit pun membuat aku terkesan dan berusaha mengingat-ingat kejadian manis di dalamnya.

Di balik semua itu, sebenarnya ada juga beberapa hal yang membuat aku suka dengan buku ini. Pertama, seperti yang sudah aku bilang di atas tadi, adalah tampilan bukunya. Mulai dari cover, hingga ilustrasi yang ada di dalamnya. Ada ilustrasi beberapa tokoh yang membuat aku suka dan mendukung jalan ceritanya. Nah, di bawah ini adalah salah satu ilustrasi cakep yang ada di buku Orange:


Sumber: Windry Ramadhina's Web
Selain itu, pekerjaan beberapa tokoh seperti Faye dan Zaki juga membuat aku nyaman selama proses membaca berlangsung. Bagiku sih, pekerjaan mereka sudah cukup terdefinisikan dengan jelas. Aku bisa merasakan seperti apa jiwa seni dan petualang dari pekerjan Faye sebagai seorang fotografer. Jadi pengin fotografer kayak Faye, hehe.

Tema yang diangkat di buku ini sebenarnya juga cukup membuatku suka, yaitu tentang perjodohan. Aku suka sekali bagaimana usaha Faye untuk menyatukan chemistry antara dirinya dengan Diyan. Meski sebenarnya aku sangat dibuat greget dengan sikap Diyan. Menurutku… dia itu sosok cowok yang plin plan. Niat hati bilang gini, eh ujung-ujungnya gitu. Terutama saat ia berniat untuk mencintai Faye, tapi itu semua dengan mudah ia lupakan begitu saja hanya karena kehadiran perempuan bernama Rera—mantannya. Dan, yang bikin lebih gregetnya, itu terjadi lebih dari satu kali. Diyaaannn!!! Tokoh yang satu ini berhasil membuatku nyrocos mulu selama membaca Orange, hehe. Bisa dibilang, Diyan ini tipe cowok yang susah move on. Aku juga bisa merasakan bagaimana kekecewaan yang dialami Faye karena menyadari bahwa Diyan masih belum bisa move on dari mantannya. Tagline buku ini menurutku juga sangat mendukung perasaan Faye tersebut; Bagian tersulit saat mencintaimu adalah melihatmu mencintai orang lain. Duuhhh.. ngenes banget yak? Hehe.

Nah, sebelum berakhir, aku ingin merekomendasikan buku ini untuk kalian yang sedang mencari bacaan romance ringan dan dengan konflik sederhana tapi menarik. Juga, untuk kalian yang sangat menyukai dunia fotografer maupun jeruk sama halnya dengan Faye, hehe.


Terima kasih!

***


PS: Review ini diikutsertakan dalam Posting Bareng BBI Maret 2016.

8 komentar:

  1. Aku baca buku ini waktu masih sampul lama. Dan nggak bikin reviewnya pula...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Beli lagi yang baru ini saja Mbak, dilihat dari jumlah halaman dengan yang sebelumnya pun, banyak perbedaannya. Penulis banyak melakukan revisi sana-sini

      Hapus
  2. Balasan
    1. Ayo fit coba beli. Ini tulisan pas awal2 karir Windry Ramadhina :))

      Hapus
  3. iya covernya lebih keren yang baru tuh, bikin jadi pingin minum air jeruk hihi...

    BalasHapus
  4. Wah, aku serasa dipanggil-panggil kalau baca buku ini hehehe. Nice rebiew :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dipanggil siapa mas? hehe. Terima kasiihh :))

      Hapus