Kamis, 22 Februari 2018

Aku Tanpamu: Saat Cinta Menorehkan Luka...



Judul : Aku Tanpamu
Penulis : RuDee
Cetakan : Ketiga, 2017
Tebal : 459 hlm
Penerbit : Bhuana Sastra
(Buana Ilmu Populer)
Kategori : Novel
ISBN : 978 – 602 – 455 – 181 – 0 

Blurb:

Ketika seorang pemuda tiba-tiba muncul dalam hidupnya dan menghancurkan semua impiannya, apakah yang akan dilakukan seorang gadis seperti Saskia?

Ketika semua orang yang ia cintai direnggut darinya, apakah ia akan meratapi nasib dan kesendiriannya?

Ketika cinta justru membuatnya terluka dan menangis, masihkah ia memercayai cinta dan membuka hatinya untuk cinta?

Haruskah ia menyerah? Masihkah ada setitik cahaya yang akan memberi harapan baru? Ataukah ia justru kian terpuruk menjalani aib yang akan menoreh sepanjang hidupnya?

"Sebuah cerita yang sangat menarik untuk dibaca dan disimak dengan klimaks dan akhir yang tak terduga" ( Fajar Septandri, Head of E-Channels)

***


Hidup Saskia terasa berat setelah Ayahnya meninggal. Apalagi, Ayah adalah satu-satunya keluarga yang ia miliki selama ini. Ibunya, telah lama pergi meninggalkan mereka bersama laki-laki lain. Hal tersebut membuat Saskia harus hidup bersama dengan Paman dan Bibinya yang tengah merintis usaha warung makan.

Paman dan Bibinya memiliki seorang anak perempuan seusia dirinya yang bernama Alena. Namun, bukannya merasa cocok untuk bergaul dengan sepupunya itu, Saskia justru merasa tidak nyaman. Alena memandang Saskia layaknya seorang musuh yang pantas dijauhi.

Ditambah dengan sikap Bibi yang kasar, dan suka mengekang  hidupnya, membuat Saskia merasa tidak nyaman tinggal di rumah itu. Tapi bagaimana, ia sudah tidak memiliki anggota keluarga lain selain mereka.

Hingga di sela-sela harinya yang penuh kesedihan itu, seorang laki-laki dengan hati yang lembut datang ke kehidupan Saskia. Davian, teman sekelasnya di kampus. Seiring berjalannya waktu, dan seiring bertambahnya intensitas pertemuan mereka, tak ayal membuat keduanya jatuh hati. Namun pada akhirnya Saskia harus kembali menelan pil pahit karena Alena ingin merebut Davian dari sisinya.

Singkat cerita, Saskia kemudian dijodohkan dengan laki-laki lain bernama Zidan. Namun lagi-lagi, kisah itu tidak berakhir indah. Zidan rupanya melakukan kesalahan besar yang sulit untuk dimaafkan. Hingga akhirnya, Saskia pergi ke Hongkong untuk menenangkan diri. Dan di negara itu, ia bertemu dengan Rafael. Laki-laki yang sudah membantu Saskia untuk menyembuhkan luka hatinya.

Lantas, akan seperti apakah akhir kisah cinta Saskia? Seperti apa pun itu, satu yang perlu diketahui, bahwa cinta hanya akan bermuara ke satu orang…

***

Sebelumnya, aku mohon maaf karena review buku ini aku publish jauh dari yang sudah aku jadwalkan sebelumnya. Karena memang ada saja kendala yang terjadi. Setelah sebulan lalu disibukkan dengan kegiatan kampus, dan berniat untuk menulis review setelah itu, namun tiba-tiba masalah lain datang. Dan akhirnya, baru sekaranglah semua yang sempat tertunda itu kembali terealisasikan. Puji syukur.

AKU TANPAMU menjadi karya pertama dari penulis yang aku baca. First impression aku terhadap buku ini, maaf, memang cenderung menganggapnya sebagai cerita cinta biasa dengan akhir yang mudah tertebak. Aku mengambil kesimpulan seperti itu karena memang dari judul dan sinopsis bukunya mencerminkan hal demikian. Jadi, mungkin bisa dibilang aku cukup underestimate dengan ceritanya.

Tapi kemudian aku mencoba searching tentang buku ini di google, dan goodreads tentunya. Lumayan, itu yang aku pikirkan saat itu. Karena dari segi penjualan sendiri, buku ini lumayan memuaskan. Bahkan, yang sedang aku baca sekarang adalah cetakan ketiganya. Perlu diapresiasi. Ditambah, perubahan covernya dari yang semula berwarna hujau menjadi merah muda adalah salah satu bentuk bahwa buku ini cukup meyakinkan performanya di pasaran. Dan memiliki peluang besar untuk menuju cetakan-cetakan berikutnya. Good job!

Dari segi cerita, buku ini keseluruhan bicara tentang cerita cinta—aku rasa semua orang tahu itu bahkan sebelum mereka membaca bukunya. Dengan mengambil set dunia perkuliahan, membuat ceritanya cukup relate dengan apa yang kujalani sekarang. Dan ini menjadi salah satu faktor yang membuat aku nyaman membacanya. Aku akui memang kisah cinta yang disajikan cukup klise dan kerap kita temukan di beberapa buku, atau mungkin tayangan televisi. Tapi yang membuat aku—sebagai pembaca—tidak ingin melepaskan ceritanya begitu saja karena konflik yang dihadirkan beragam.

Kita tidak hanya difokuskan kepada hubungan Saskia dan Davian saja. Namun, seiring berjalannya cerita, akan bermunculan beberapa tokoh-tokoh baru yang menyemarakkan ceritanya. Sebut saja Zidan, dan Rafael. Terkesan seperti sinetron memang, yang mana banyak tokoh masuk dengan membawa plot-plot baru. Dan jujur, aku cukup tidak percaya saat mengetahui  bahwa akhir cerita ini tidak seperti yang kuduga di awal. Hadirnya Rafael, aku rasa adalah titik awal di mana cerita ini bermula. Dan, aku tidak tahu pembaca yang lain juga merasakan ini atau tidak, yang jelas, aku kok merasa hadirnya Rafael ini justru mengubah plot utama yang sudah ‘kubangun’, ya?

Selain itu, meski buku ini cukup tebal untuk ukuran kisah cinta young adult—this is young adult, right?—namun perpindahan setingnya menjadi negara Hongkong membuat pembaca tidak mudah merasa bosan. Kisah cintanya yang cukup rumit juga membuat kita penasaran dan menantikan bagaimana akhir dari kisah ini.

Namun satu hal yang kurang aku suka dari buku ini, karakter Saskia terkesan agak  lemah. Mudah tertindas, dan yah, penuh kesedihan hidupnya. Aku sampai was-was jikalau karakternya akan stagnan seperti itu. Karena jujur, aku kurang suka dengan tipe cerita yang seperti itu. Namun satu hal yang berhasil disampaikan oleh buku ini adalah, bahwasanya di satu sisi, Saskia memiliki jiwa yang tegar. Tapi yah itu tadi, kita harus melihat Saskia bersusah-susahan terlebih dahulu untuk bisa mengambil kesimpulan itu.

Overall, kerja yang baik untuk penulis. Sukses untuk karya-karya selanjutnya. Dan teruntuk Penerbit Bhuana Sastra, BIP, saya ucapakan terima kasih banyak atas kesempatannya.

***


3 komentar:

  1. Kovernya sangat sederhana dan menurut saya kurang menjual. Dan saya tidak tahu pesan apa yang ingin disampaikan penulis melalui buku ini.

    Kau baru muncul lagi dan sekarang sudah kuliah?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yah, mungkin untuk kavernya memang rada pucet gimana gitu ya, aku juga kurang sreg. Apalagi gak cocok kalau aku baca di luar rumah, kayak kampus wkwk.

      Iya mas sibuk kuliah hehe, alhamdulillah bisa nulis lagi. Semoga konsisten aja lah wkwk

      Hapus