Halo
teman pembaca semua!
Selamat
datang di postingan hari kedua dalam rangka memeringati ulang tahun BBI yang
kelima. Nah, seperti yang sudah diinfokan kemarin, blogpost untuk hari kedua
ini adalah Surat Terbuka untuk penulis atau pengarang favorit. Boleh penulis
lokal maupun internasional. Dan, kali ini aku sudah memilih salah satu penulis
lokal favoritku. Who is she? Let’s
Welcome…. My Laras Basooo: Risa Saraswati *applause
Risa Saraswati Source: Click here! |
Dear… Risa Saraswati…
Bisa
dibilang, belum genap satu tahun aku mengenal namamu yang rupanya sudah lama
malang melintang di dunia kepenulisan. Jelas, selama ini aku hanya sekadar tahu
dirimu adalah seorang paranormal yang kerap aku lihat setiap malam di sebuah
acara mistis. Dan, betapa terkejutnya aku, bahwa dirimu rupanya juga seorang
penulis. Berikan aku sedikit waktu untuk menceritakan bagaimana awalnya aku
mengetahuimu sebagai seorang penulis. Satu tahun lalu, saat sedang mengikuti
kegiatan keorganisasian di sekolah, aku berkenalan dengan salah satu kakak
kelas yang juga merupakan satu organisasi denganku. Kebetulan, kami memiliki
hobi yang sama, yaitu membaca. Karena kesamaan hobi inilah, aku merasa nyaman
setiap kali membicarakan buku-buku bacaan yang menarik dengannya. Kami juga
sering bertukar bahan bacaan. Dan, dari situlah, aku mengenalmu sebagai seorang
penulis.
Dia
meminjamkan salah satu buku miliknya untukku, yang mana berjudul ‘Maddah’.
Awalnya, aku hanya sebatas penasaran saja dengan bukumu yang konon katanya
bercerita tentang ‘sahabat hantumu’ itu. Dengan modal rasa penasaran, aku
bacalah buku itu. Beberapa hari berlalu, saat aku telah selesai membaca buku
itu, banyak pertanyaan yang muncul di kepalaku. Antara rasa heran, nggak
nyangka, penasaran, haru, semua bercampur aduk memenuhi isi otakku. Tapi,
abaikan sajalah pertanyaan-pertanyaanku itu. Yang lebih penting, ada satu kesan
yang aku dapatkan saat kali pertama membaca bukumu itu. Aku menyukaimu dan segala cerita
hidupmu.
Dear Risa….
Bisa
dibilang, itulah awal perkenalan yang manis antara aku dan dirimu—maksudku,
buku-buku tulisanmu. Lewat saling pinjam meminjam, aku mulai mencari banyak
informasi tentang dirimu dan buku-buku yang kamu tulis. Aku menyukai
kepribadianmu, semua tulisanmu, ghostwit yang kamu lakukan setiap kamis malam,
dan aku juga menyukai kelima sahabat kecilmu. Dan akhirnya, sekitar bulan Mei
kemarin, aku mempunyai salah satu buku terbarumu: Gerbang Dialog Danur.
Kemudian disusul Sunyaruri, r.i.s.a.r.a, dan Rasuk.
Rasuk - R.is.a.r.a - Gerbang Dialog Danur - Sunyaruri |
Rasuk - Sunyaruri- R.i.s.a.r.a - Gerbang Dialog Danur |
Risa…
maafkan juga ya karena aku yang belum sempat memenuhi semua koleksi bukumu, salah
satunya Story of Peter. Tapi yang jelas, aku cukup senang karena telah banyak
mengenalmu dan semua buku-bukumu. Aku bisa menemukan arti persahabatan yang
sesungguhnya. Aku bisa lebih menghargai keberadaan ‘mereka’. Dan, aku bisa
menjadi salah satu pembaca bukumu, itu adalah hal yang hebat.
Dear Risa…
Untuk
paragraf penutup surat ini, aku ingin sedikit berpesan. Tetaplah menulis. Hibur
dan puaskan semua penggemarmu dengan tulisan-tulisan menarikmu itu. Dan,
tetaplah bersahabat dengan kelima sahabat hantumu itu. Jaga hubungan kalian
baik-baik. Meski kini kau sudah menjadi Risa dewasa, tapi aku harap itu tidak
akan mengubah rasa sayangmu terhadap mereka semua. Dan, sebagai kalimat
terakhir surat ini, sampaikan salam manisku untuk Peter si cerdas, Hans dan
Hendrick yang tak pernah akur, William si pemain biola, dan Janshen yang lucu. I miss their story so much!
Pembaca
setiamu,
Aku juga suka tulisannya mbak Risa, salah satu penulis horor yang wajib dicicipi :D
BalasHapusIya, wajib banget pokoknya :D
HapusGerbang Danur horor? Nunggu diangkat jadi film ah baru mau baca haha.
BalasHapusKurang suka horor lokal sebenarnya
Mending baca bukunya dulu kak Jeruuukkkkkk, hihi
Hapus