Judul : Tiger On My Bed
Penulis : Christian Simamora
Cetakan : Pertama, 2015
Tebal : xii + 396 hlm
Penerbit : TWIGORA
Kategori : Novel Dewasa
|
Blurb:
“UNTUK
MENARIK PERHATIAN LAWAN JENISNYA, HARIMAU BETINA BISA MERAUNG SAMPAI 69 KALI
SELAMA 15 MENIT.”
Jai
harus mengakui, Talita Koum Vimana membuatnya sangat penasaran. Dia duduk di
pangkuan Jai, membuai dengan suara tawanya, dan bahkan tanpa ragu mengkritik
kemampuannya merayu lawan jenis. Hebatnya lagi, semua terjadi bahkan sebelum
Jai resmi berkenalan dengan Tal.
“SELAYAKNYA
TARIAN, HARIMAU JANTAN DAN BETINA MELAKUKAN KONTAK FISIK SATU SAMA LAIN,
DISERTAI SUARA RAUNGAN DAN GERAMAN.”
Jujur
saja, alasan utama Tal mendekati Jai justru karena dia sama sekali bukan tipe
idealnya. Dia dipilih karena alasan shallow: indah dilihat mata, asyik diajak
make out. Jenis yang bisa dengan gampang ditinggalkan tanpa harus merasa
bersalah.
“TAHUKAH
KAMU, SETELAH PROSES KAWIN SELESAI, HARIMAU JANTAN SELALU MENINGGALKAN
BETINANYA?”
Tiger
arrangement, begitu keduanya menyebut hubungan mereka. Dan, ketika salah satu
pihak terpikir untuk berhenti, pihak lain tak boleh merasa keberatan. Jai dan
Tal menikmati sekali hubungan kasual ini. Tak ada tanggung jawab, tak ada
penyesalan… sampai salah satu dari mereka jatuh cinta.
Selamat
jatuh cinta,
CHRISTIAN
SIMAMORA
***
“Mencintai
seseorang itu adalah pengalaman yang luar biasa. Jatuh cinta membuatmu jadi
selalu kelewat penasaran.”
Hlm.
113
Apa
yang kamu rasakan ketika diputusin secara sepihak sama calon tunanganmu?
Apalagi
diputusin karena tunanganmu itu mengaku lebih cinta sama orang lain. Terlebih
sama wedding planner sendiri—orang
yang jelas-jelas membantumu dalam mempersiapkan proses pernikahan. Jika kamu
pernah mengalami hal serupa, berarti kamu bernasib sama dengan Talita Koum
Vimana. Sebulan lamanya ia dibuat depresi dan kecewa berat dengan keputusan
Rizal—mantan tunangannya—yang secara tiba-tiba mengaku bahwa ia lebih mencintai
orang lain. Lebih pahitnya lagi, Rizal berkata bahwa ia lebih mencintai orang
yang menjadi wedding planner dalam
pernikahan mereka. Gila! Kira-kira itulah yang dialami Tal—sapaan akrab
Talita—saat itu.
Hingga
pada akhirnya, di sinilah sekarang Tal berada, bersama kedua orang sahabatnya,
Fika dan Yana. Mereka sedang berada di tengah kerumunan manusia yang ada di
sebuah club bernama Le Tigre. Dan, di tempat itulah pula, ide gila itu muncul.
Fika dan Yana menyarankan Tal untuk mencari seorang rebound—orang yang dijadikan pelampiasan sementara, dan hubungan mereka
hanya sebatas one night stand saja. Dengan begitu, jika salah satu pihak
memutuskan untuk pergi, maka tidak ada satu pun dari mereka yang merasa
disakiti. Bagi Fika dan Yana, mencari seorang rebound adalah solusi yang pas untuk mengobati rasa sakit hati
sahabatnya tersebut. Hingga, pada akhirnya Tal berhasil berkenalan dengan
seorang pria di club itu juga. Laki-laki itu bernama Jai. Dari situ, keduanya
mulai menjalin hubungan. Namun, hubungan mereka hanya sebatas fisik dan seks
saja—layaknya hubungan rebound, dan tidak lebih. Tiger arrangement, begitulah keduanya menyebut hubungan mereka.
Tapi,
apa jadinya jika salah satu di antara mereka terlibat ke dalam perasaan yang
lebih serius?
Apakah
mereka akan menuruti kesepakatan yang sebelumnya, atau justru akan mengikuti
kemana arah hati melangkah?
***
“Goodbye
is goodbye, it will hurt us eventually.”
Hlm.
118
Tiger
On My Bed adalah buku pembuka dari seri Vimana Singles yang ditulis oleh Bang
Simamora. Dan, nantinya akan ada 3 buku berikutnya yang akan masuk di seri ini.
Setidaknya begitulah yang sudah diucapkan oleh Bang Simamora pada bagian ‘Seven
Things About Tiger On My Bed’ di buku ini. Dan, Tiger On My Bed adalah buku
pertama dari Bang Simamora yang aku baca. Oh iya, sebelumnya aku juga
mengucapkan terima kasih buat Kak Jeruk yang sudah memilih aku buat jadi
pemenang GA-nya dan mendapatkan buku ini secara cuma-cuma. Uhuy, selama ini aku
memang selalu penasaran dengan tulisan Bang Simamora yang identik dengan
buku-buku dewasanya. And, along read this
book, I really made hot.
Sebagaimana
novel dewasa pada umumnya, buku ini banyak menyajikan adegan-adegan panas yang
dikemas dengan cukup apik. Bagaimana penulis menciptakan emosi, dan chemistry
antara Jai dan Tal benar-benar memesona. Tak jarang pula (dibaca: sering), gairah
dan hasrat yang melibatkan kedua tokoh itu ikut tersulut ke dalam emosiku,
haha. Selain dikemas dengan begitu baik, sex scene di sini juga sangat
mendominasi isi buku. Di luar dugaan, sex scene di buku ini banyak bertebaran
mulai dari awal hingga akhir buku. Dan, setiap adegannya pun hampir memakan
porsi satu bab sendiri. Wow, bener-bener bikin hot pokoknya, haha. Dan, untuk
ukuran novel dewasa, menurutku buku ini sudah sangat nendang banget! So, tidak
sembarang orang boleh membaca buku ini. Memang harus ada batasan usianya.
Dilihat
secara fisik, aku menyukai cover buku ini yang terlihat elegan, glamour, dan
mewah. Sama halnya dengan kehidupan para tokoh-tokoh di dalamnya. Dengan
mengangkat latar metropolitan yang kental, setiap tokoh di sini memiliki gaya
hidup yang terlampau mewah dan bebas. Secara fisik atau tampilan, setiap tokoh
dideskripsikan dengan begitu baik oleh penulis. Mulai dari gaya hidup
sehari-hari, cara berpakaian, dan segala hal yang melekat pada tubuhnya
dijelaskan dengan sangat detail. Meskipun terkadang aku juga agak susah
membayangkannya sih, hehe. Beda halnya dengan karakter, kita bisa menyimpulkan
sendiri bagaimana karakter setiap tokoh lewat adegan yang melibatkannya.
Secara
kasar, buku ini bercerita tentang hubungan tanpa dasar komitmen yang jelas. Hal
ini sejurus mengingatkanku dengan novel Last Forever dari Windry Ramadhina yang
memiliki premis serupa. Meski begitu, aku tetap menemukan hal yang membuat
kedua buku ini berbeda. Terutama dengan profesi tokohnya. Jika di Last Forever,
Samuel dan Lana sama-sama menekuni pekerjaan di dunia per-film-an, di Tiger On
My Bed ini, profesi yang dijalani oleh Jai dan Tal terbilang anti-mainstream.
Dalam arti, tidak banyak ditemui di novel-novel lainnya. Di sini, Jai bekerja sebagai
appraiser jewelry. Bergelut dengan
dunia perhiasan membuat kesan glam semakin melekat di kehidupan Tal. Aku sangat
kagum juga dengan penulis yang melakukan riset dengan sangat baik untuk
pekerjaan Tal ini. Benar-benar mendetail. Meski begitu, sebenarnya aku susah
untuk memahami pekerjaan Tal ini. Ada satu adegan yang membuat aku bingung dan
bolak-balik bacanya. Dalam hati aku bertanya ‘ini lagi ngapain sih? Atau, ini
maksudnya gimana sih?’. Yah, mungkin karena dunianya Tal terlalu asing bagiku
ya, jadi aku rada susah untuk mencermatinya dengan baik.
Selain
Tal, Jai di sini juga memiliki pekerjaan yang tak kalah menarik—Desainer
Interiror. Beda dengan Tal, profesi Jai ini tidak terlalu dieksplor sama
penulis. Yah… setidaknya, diselipkan sedikit adeganlah saat Jai bekerja di
kantornya. Mendeskripsikan seperti apa detail-detail pekerjaannya dan bagaimana
ia menjalani pekerjaannya itu. Selain itu, cerita di buku ini terlalu menyoroti
tentang kisah Tal dan Jai saja. Seolah tidak ada kemungkinan untuk aspek lain
ikut mendominasi ceritanya. Sebenarnya aku cukup dibuat penasaran dengan
kehidupan Tal di masa lalu. Tentang konflik yang ia alami dengan keluarganya,
dan tentang kakaknya yang selalu menjadi kebanggaan keluarga, beda dengan
dirinya.
Selain
itu, aku juga sempat ketipu dengan setting yang diangkat di buku ini. Awalnya
aku mengira kalau buku ini mengambil latar di luar negeri, tapi ternyata bukan.
Ini di Indonesia looh, hehe. Soalnya jika dilihat dari nama-nama tokohnya,
identik banget dengan nama orang luar. Ya, nggak? Oh iya, untuk ending di buku
ini, menurutku cenderung biasa aja. Nggak ada kejutan dan nggak ada kesan. Jika
dibandingkan dengan isi ceritanya, aku cukup menyayangkan karena sangat
berbanding terbalik. Ceritanya yang bagus, harus berakhir dengan ending yang biasa. Di bab terakhir pun, penulis banyak
mengungkap fakta—yang sebenarnya mengejutkan—tapi, tidak menurutku. But, it’s okay lah. Aku cukup dibikin
nagih sama tulisan bang Simamora ini. Hopefully
to read another books!
And then,
sebelum berakhir. Aku cuma ingin mengingatkan kalau buku ini hanya
direkomendasikan untuk kalangan yang sudah berumur. Minimal 17 tahun lah yaa..
minimal loh, hehe. Buat Bang Simamora, ditunggu 3 buku berikutnya di seri
Vimana Singles.
Terima
kasih!
***
“Terkadang
alasan kita hadir dalam hidup seseorang bukan untuk mengharapkan cintanya,
melainkan untuk memperlihatkan betapa berharganya dia untuk dicintai.”
Hlm.
196
Tidak ada komentar:
Posting Komentar