Senin, 09 Mei 2016

[Book Review] Forever And Always - Jenny Thalia Faurine



Judul : Forever And Always
Penulis: Jenny Thalia Faurine
Tahun terbit: 2016
Tebal : 218 hlm
Penerbit : Elex Media Komputindo
Kategori : Novel
ISBN : 978 – 602 – 02 – 7968 – 8

Bisa dibeli di : bukupedia.com

Blurb:

Aku selalu menatap kamu dari dulu lebih dari yang seharusnya sehingga aku terluka sendirian.
JIka aku sudah bisa hidup tanpa menatapmu, haruskah aku kembali menatapmu?
Aku bukan seseorang yang suka menyakiti diriku sendiri, Ren.

Dan ternyata mencintai seseorang lebih menyakitkan dibandingkan yang selama ini mereka duga. Seva dan Ren, dua orang teman lama yang tak pernah bertemu sejak lima tahun lalu, sore itu akhirnya mereka dipertemukan kembali.

Ada cerita di antara mereka yang belum usai. Perpisahan tak selalu jadi garis akhir sebuah hubungan.

***


Jika aku bisa menemukanmu,
Jika aku bisa membatalkan semua yang telah lalu,
Jika saja aku bisa……
Namun, kenyataannya begini.
Kau pergi karena aku dan kini kutemukan kau kembali.
Tapi masih bolehkah kuberharap,

Kalau perasaanmu di masa lalu masih sama seperti saat ini?

Tempat penuh kenangan itu kembali mempertemukan Seva dan Ren. Setelah dipisahkan oleh satu kenyataan yang menyakitkan 5 tahun lalu, kini mereka dipertemukan lagi dengan tidak sengaja di Coffe Meter. Sebuah tempat dimana mereka sering menghabiskan waktu berdua di masa lalu.

Ya, masa lalu. Adalah masa di mana Seva dan Ren memulai semuanya. Berawal dari bangku sekolah, Ren mulai mengenal Seva. Seorang siswi pendiam dan tertutup yang mampu menarik perhatiannya. Seperti yang terjadi pasangan lawan jenis lainnya, mereka mulai menjalin hubungan. Bukan, mereka bukan sepasang kekasih. Melainkan sahabat, setidaknya itulah anggapan Ren selama ini. Tak bisa dipungkiri, Seva justru memiliki anggapan lain yang berbanding terbalik dengan Ren. Seva menginginkan kebersamaan selamanya. Seva menginginkan hubungan yang lebih. Seva menginginkan perasaan ‘itu’.

Namun rupanya, tidak semuanya yang indah akan berakhir indah pula. Dan, tidak semua yang diinginkan akan bisa diraih dengan mudah. Kira-kira begitulah kenyataan hidup yang harus diterima Seva. Baginya, mengharap cinta Ren adalah sebuah kemustahilan. Hingga akhirnya, insiden pada malam itu datang dan menghancurkan segalanya. Jika dikenang sekarang, masa lalu itu hanya akan menorehkan luka yang lebih dalam lagi. Jadi, tidak ada pilihan yang lebih baik lainnya, selain… berpisah.

Pertanyaannya: Apa yang terjadi di masa lalu?

***

“Lebih mudah hidup dengan orang yang mencintai kita dibanding dengan yang kita cintai.”
Hlm. 90

“Cinta ini masih ada. Tapi maaf, takkan pernah ada kisah antara kita.”
Hlm. 213

Akhirnya review buku ini tayang juga setelah 7 hari penuh aku dan Mba Kitty juga Agnes  melakukan Baca Bareng di Twitter. Sangat senang dan seru banget sih rupanya bisa jadi host Baca Bareng untuk pertama kalinya. Apalagi dapat buku yang juga pas di hati. Seminggu penuh nggak kerasa banget. Thanks buat penulis—Kak Jenyy—dan Mbak Kiky yang udah kasih kesempatan. Sungkem atu-atu, hehe.

Forever and Always adalah buku pembuka di seri Forever Series. Rencananya, di seri ini akan ada 3 buku yang akan akan terbit. Dua buku lain yang masih dalam proses penulisan adalah Now and Forever dan Be My Forever. Pertama kali membaca buku karya Kak Jenny, agaknya aku sudah bisa menyimpulkan seperti apa gaya menulis kakak yang satu ini. Cukup baper ya ternyata, dan dari Kak Jenny kita bisa menyimpulkan bahwa suasana juga menjadi penentu tulisan yang kita tulis, hahaha. *candaa.

Forever And Always dibuka dengan adegan pertemuan kembali antara sepasang sahabat: Ren dan Seva. Bukan tanpa alasan mereka berpisah, tapi ada 1 fakta mengejutkan di balik perpisahan mereka itu. Di pembuka ini, Kak Jenny berhasil mengundang rasa penasaran pembaca untuk menebak kira-kira apa yang terjadi di masa lalu mereka. Ini adalah poin plus bagiku untuk Forever And Always. Kenapa? Karena di sini penulis berhasil memengaruhi pembaca untuk terus membacanya dan mencari jawaban atas rasa penasaran mereka. Didukung dengan pemilihan diksi dan susunan kalimat yang mudah dipahami, juga dengan tampilan layout yang menarik, buku ini sangat menjamin untuk dibaca dalam sekali duduk.

Konteks maupun konflik yang diangkat juga cukup ringan, tapi menarik. Benar kata Agnes, meski ide ceritanya terbilang mainstream, tapi itu semua seolah terabaikan saat penulis mampu menghadirkan setiap konflik dengan begitu real dan mampu mengaduk emosi pembaca. Meski alur ceritanya juga dibuat cepat, dan banyak adegan yang di-skip, tapi tetap saja, keseruan cerita buku ini tidak berkurang. Seperti yang sudah aku bilang saat Baca Bareng kemarin, justru magnet Forever And Always ini terletak pada konflik ceritanya yang mampu menguras emosi, surprise dan twist-nya yang tak terduga, dan penokohannya yang sangat dominan. Menurutku buku ini mampu mengoneksi pikiran pembaca dengan cerita di dalamnya. Keren!!!

Selain itu, setiap memasuki awal bab, penulis sudah menyajikan sebait puisi yang mungkin sangat mewakili perasaan kita. Tak jarang itu membuat kebanyakan orang jadi ‘baper’. Padahal mah belum apa-apa, baru mau masuk Bab 1, hahaha. Baper lagi kalau baca surat Seva untuk Ren yang ada di pembuka. Hmmm… penulis memang benar-benar jempol deh. Ibarat olahraga, ini sungguh pemanasan yang luar biasa, wkwkwk.  Menjelang ending, banyak sekali surprise tak terduga yang dihadirkan penulis. Benar-benar mengacau emosi. Tidak sesuai dengan tebakanku euuyy, penulis rupanya malah membawa kita ke satu kenyataan yang memang ‘nggak disangka’ banget.

Dari semua tokoh yang ada, Kegan yang paling favorit. Hmm.. dia tuh, gimana ya… nggak nyangka aja ada cowok kayak dia. Pengin jadi kek gitu, nggak pantang menyerah, meski akhirnya.. ya gitulah. Tapi aku suka, dia selalu berpegang teguh dengan keyakinannya. Ada satu part yang bikin aku tersentuh banget karena perbuatan Kegan ini. Hmm tulis ngga ya? Nggak deh, hehe. Pokoknya, saat kejadian itu, aku pengin banget nepuk-nepuk pundak dia sambil bilang ‘Sabar ya, Bro. Lo udah hebat. Mau berjuang! Keren, semoga lo tetap berambisi untuk memperjuangkan keinginan lo. Buktiin Kegan!’. Hmm, semoga aja di Bab 2 nanti, apa yang aku harapkan dari kisah hidup Kegan benar-benar terealisasikan ya. Yaaa Kak Jenny yaaa??? Pliss aku penginnya Seva ama Kegan, hihi.

Baik, sebagai penutup, aku ingin kasih 5 jempol untuk Forever And Always….


Untuk Kak Jenny, ditunggu ya Now and Forever dan Be My Forever-nya. Jangan patah hati terus, hahahaha. Kenapa aku suka ngomongin hal yang satu ini ya? Wkwkwk, okelah. Intinya, ditunggu sekuelnya.

Terima kasih!

***

“Terkadang kalimat ‘aku mencintaimu’ bukan berarti kita akan bersama, tapi lebih kepada perpisahan yang nyata adanya. Di hadapan kita.”

Hlm. 212

Tidak ada komentar:

Posting Komentar