Selasa, 12 April 2016

Reader's Letter: Dear, Risa Saraswati | #BBISuratTerbuka



Halo teman pembaca semua!

Selamat datang di postingan hari kedua dalam rangka memeringati ulang tahun BBI yang kelima. Nah, seperti yang sudah diinfokan kemarin, blogpost untuk hari kedua ini adalah Surat Terbuka untuk penulis atau pengarang favorit. Boleh penulis lokal maupun internasional. Dan, kali ini aku sudah memilih salah satu penulis lokal favoritku. Who is she? Let’s Welcome…. My Laras Basooo: Risa Saraswati *applause


Risa Saraswati

Source: Click here! 

Dear… Risa Saraswati…

Bisa dibilang, belum genap satu tahun aku mengenal namamu yang rupanya sudah lama malang melintang di dunia kepenulisan. Jelas, selama ini aku hanya sekadar tahu dirimu adalah seorang paranormal yang kerap aku lihat setiap malam di sebuah acara mistis. Dan, betapa terkejutnya aku, bahwa dirimu rupanya juga seorang penulis. Berikan aku sedikit waktu untuk menceritakan bagaimana awalnya aku mengetahuimu sebagai seorang penulis. Satu tahun lalu, saat sedang mengikuti kegiatan keorganisasian di sekolah, aku berkenalan dengan salah satu kakak kelas yang juga merupakan satu organisasi denganku. Kebetulan, kami memiliki hobi yang sama, yaitu membaca. Karena kesamaan hobi inilah, aku merasa nyaman setiap kali membicarakan buku-buku bacaan yang menarik dengannya. Kami juga sering bertukar bahan bacaan. Dan, dari situlah, aku mengenalmu sebagai seorang penulis.

Dia meminjamkan salah satu buku miliknya untukku, yang mana berjudul ‘Maddah’. Awalnya, aku hanya sebatas penasaran saja dengan bukumu yang konon katanya bercerita tentang ‘sahabat hantumu’ itu. Dengan modal rasa penasaran, aku bacalah buku itu. Beberapa hari berlalu, saat aku telah selesai membaca buku itu, banyak pertanyaan yang muncul di kepalaku. Antara rasa heran, nggak nyangka, penasaran, haru, semua bercampur aduk memenuhi isi otakku. Tapi, abaikan sajalah pertanyaan-pertanyaanku itu. Yang lebih penting, ada satu kesan yang aku dapatkan saat kali pertama membaca bukumu itu. Aku menyukaimu dan segala cerita hidupmu.

Dear Risa….

Bisa dibilang, itulah awal perkenalan yang manis antara aku dan dirimu—maksudku, buku-buku tulisanmu. Lewat saling pinjam meminjam, aku mulai mencari banyak informasi tentang dirimu dan buku-buku yang kamu tulis. Aku menyukai kepribadianmu, semua tulisanmu, ghostwit yang kamu lakukan setiap kamis malam, dan aku juga menyukai kelima sahabat kecilmu. Dan akhirnya, sekitar bulan Mei kemarin, aku mempunyai salah satu buku terbarumu: Gerbang Dialog Danur. Kemudian disusul Sunyaruri, r.i.s.a.r.a, dan Rasuk.


Rasuk - R.is.a.r.a - Gerbang Dialog Danur - Sunyaruri 



Rasuk - Sunyaruri- R.i.s.a.r.a - Gerbang Dialog Danur 


Risa… maafkan juga ya karena aku yang belum sempat memenuhi semua koleksi bukumu, salah satunya Story of Peter. Tapi yang jelas, aku cukup senang karena telah banyak mengenalmu dan semua buku-bukumu. Aku bisa menemukan arti persahabatan yang sesungguhnya. Aku bisa lebih menghargai keberadaan ‘mereka’. Dan, aku bisa menjadi salah satu pembaca bukumu, itu adalah hal yang hebat.

Dear Risa…

Untuk paragraf penutup surat ini, aku ingin sedikit berpesan. Tetaplah menulis. Hibur dan puaskan semua penggemarmu dengan tulisan-tulisan menarikmu itu. Dan, tetaplah bersahabat dengan kelima sahabat hantumu itu. Jaga hubungan kalian baik-baik. Meski kini kau sudah menjadi Risa dewasa, tapi aku harap itu tidak akan mengubah rasa sayangmu terhadap mereka semua. Dan, sebagai kalimat terakhir surat ini, sampaikan salam manisku untuk Peter si cerdas, Hans dan Hendrick yang tak pernah akur, William si pemain biola, dan Janshen yang lucu. I miss their story so much!

Pembaca setiamu,


Bintang Ach… 


Sampai jumpa di postingan berikutnya: BBI 5th Anniversarry | #HBDBBI

4 komentar:

  1. Aku juga suka tulisannya mbak Risa, salah satu penulis horor yang wajib dicicipi :D

    BalasHapus
  2. Gerbang Danur horor? Nunggu diangkat jadi film ah baru mau baca haha.
    Kurang suka horor lokal sebenarnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mending baca bukunya dulu kak Jeruuukkkkkk, hihi

      Hapus